Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Usai pintu saluran irigasi dibuka lagi untuk mengairi sawah para petani di wilayah Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, Kepala BBWS Citanduy berikan tanggapannya.
Sebelumnya pihak BBWSC menutup pintu air sementara karena ada pengerjaan proyek rehabilitasi saluran irigasi Lakbok Utara.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWSC), Bambang Hidayah mengatakan, sebelum pengerjaan proyek tersebut pihaknya telah menyampaikan sosialisasi kepada para petani.
“Sebetulnya pengeringan juga baru mulai tanggal 19 Agustus 2022. Namun baru berjalan sekitar dua minggu sudah ada protes dari masyarakat. Kami juga bingung karena sebelumnya sudah melaksanakan sosialisasi di Langensari,” kata Bambang Hidayah, Jumat (09/09/2022).
Pintu Saluran Irigasi Ditutup Lagi Desember
Ia menjelaskan, jika dibandingkan dengan wilayah lain setelah mendapat sosialisasi adanya pengeringan, para petani kompak tidak menanam padi.
Baca Juga : Pintu Saluran Air Kembali Dibuka, Petani di Kota Banjar Bisa Bernafas Lega
“Kita sosialisasi mengundang unsur camat, kepala desa, penyuluh, dan TNI/Polri. Tidak hanya di sini, tapi di Cihaur dan juga Cikunten, semua petani kalau ada pengeringan itu sepakat dan kompak tidak tanam,” jelasnya.
Saat ini, pihak BBWS Citanduy telah membuka pintu air untuk menyuplai ke sawah para petani, dan akan menutup kembali pada 9 Oktober 2022.
“Dari tanggal 9 Oktober hingga akhir Desember itu kita tutup kembali karena harus melanjutkan rehabilitasi jaringan irigasi,” kata Bambang.
Kota Banjar Belum Membentuk Komisi Irigasi
Lebih lanjut ia mengatakan, Kota Banjar belum membentuk Komisi Irigasi (Komir) yang seharusnya mengakomodir petani di pelosok. Serta melakukan musyawarah untuk menentukan jadwal masa tanam padi.
Baca Juga : Dampak Proyek BBWS Citanduy, Ribuan Hektare Sawah di Kota Banjar Berpotensi Gagal Panen
“Yang bergerak di sini memang seharusnya komisi irigasi. Jadi komisi irigasi yang mengakomodir mereka untuk mengusung kapan jadwal tanam,” terangnya.
Namun saat ini, pemerintah setempat belum membentuk komisi irigasi untuk melakukan hal tersebut. Bambang pun sudah berdiskusi dengan Walikota Banjar, Kepala DKP3, dan Kepala Dinas PUPR.
“Jadi begitu kami cerita masalah Komir ini belum ada di Kota Banjar, nanti mereka itulah yang mensosialisasikan sampai ke petani pelosok istilahnya,” katanya.
Adapun proyek rehabilitasi saluran irigasi Lakbok Utara paket 1 menelan anggaran sebesar Rp 55,7 miliar, dan paket 2 sebesar Rp 57,9 miliar.
“Untuk pengerjaan paket 1 sudah mulai sejak tanggal 18 Januari 2022. Sedangkan, untuk paket 2 mulai pengerjaan tanggal 23 Februari 2022,” pungkas Bambang. (Sandi/R3/HR-Online/Editor-Eva)