Minggu, Maret 30, 2025
BerandaBerita TerbaruTransmigrasi orang Bali ke Lampung, Potret Sukses Pemerintah Tuntaskan Kemiskinan

Transmigrasi orang Bali ke Lampung, Potret Sukses Pemerintah Tuntaskan Kemiskinan

Transmigrasi orang Bali ke sejumlah daerah sangat menarik untuk kita ulas. Berdasarkan catatan sejarah Indonesia, mereka di tahun 1950-an mengalami banyak kesulitan. Paling banyak permasalahan itu lantaran kesulitan finansial.

Di tahun 1950, orang Bali pernah mengalami fase kemiskinan cukup panjang. Sehingga pemerintah mencari cara agar mereka terbebas dari itu melalui program transmigrasi.

Menurut data statistik, penyebab kemiskinan dari penduduk Bali karena keadaan susah di pulau Dewata lantaran pertambahan jumlah penduduk.

Pertambahan itu berlangsung sejak tahun 1956 sampai dengan tahun 1970.

Jumlahnya peningkatan itu hampir 35%  dan menyebabkan kelangkaan bahan pokok seperti beras.

Dalam mengentaskan kemiskinan, pemerintah selain menggulirkan program transmigrasi, juga program swakarsa yang mana tujuannya ke daerah pedalaman.

Baca juga: Korte Verklaring, Perjanjian Raja Jawa dengan Belanda yang Merugikan

Program Transmigrasi Orang Bali ke Lampung oleh Pemerintah

Pemerintah untuk pertama kalinya mengirim sebanyak 20 keluarga yang merupakan orang Bali melalui program swakarsa, salah satunya ke daerah Lampung.

Bali, saat itu belum menjadi pulau se-terkenal seperti saat ini. Dengan kata lain belum ada industri kreatif yang fantastis seperti saat ini.

Bali dengan kapasitas pulau yang kecil ini justru menjadi daerah yang menyulitkan beberapa keluarga untuk hidup. Oleh sebab itu 20 keluarga pertama memilih transmigrasi ke daerah Lampung.

Perjanjian pemerintah saat akan pemberangkan ke Lampung dari Bali, anggota keluarga yang ikut transmigrasi telah dijanjikan lahan untuk tempat tinggal dan mencari nafkah disana dengan cara mengolah lahan pertanian.

Mereka memiliki kewajiban untuk membuka lahan yang saat itu di Lampung masih dalam keadaan hutan belantara.

Hewan buas dan liar seperti Harimau dan Gajah pun masih banyak di sana.

Adapun daerah hutan belantara di Lampung itu yakni bernama Seputih Raman. Dari sana lah pertama kali 20 keluarga orang Bali membuka lahannya untuk pertanian.

Pertanian Berhasil, Kampung Hindu Berdiri di Lampung

Menurut A. Amral Sjamsu dalam bukunya berjudul “Dari Kolonisasi ke Transmigrasi 1905-1953”, (Sjamsu, 1959: 37) telah hidup kampung Hindu di Lampung dari hasil adaptasi kebudayaan orang Bali di perantauan.

Transmigrasi orang Bali itu pun membuahkan hasil. Pembentukan kampung Hindu ini berawal dari kesuksesan pertanian mereka yang mengalami panen berlimpah tiga tahun pasca pembukaan lahan.

Salah satu penyebab kesuksesan panen ini antara lain akibat pembangunan irigasi yang memadai untuk lahan persawahan.

Alhasil panen raya dari panen raya yang melimpah ini banyak orang-orang Bali di Lampung yang taraf hidupnya semakin meningkat.

Selain mempunyai beras yang lebih dari cukup, mereka juga memiliki uang yang bisa membuat pura untuk sembahyang yang bagus.

Dari gagasan inilah kemudian beberapa tokoh Bali di Lampung menginisiasi pendirian kampung Hindu di tempat transmigrasi mereka.

Akhirnya pembangunan pun dilakukan, dengan sumber keuangan berasal dari hasil sumbangan setiap keluarga Hindu yang hidup di tanah perantauan, yakni Lampung.

Baca juga: Sejarah Zaman Malaise: Ekonomi Dunia Lesu, Pribumi Busung Lapar

Hasil Adaptasi Kebudayaan Orang Bali di Perantauan

Selain membentuk kampung Hindu sebagaimana penjelasan sebelumnya, ternyata kampung ini juga mengilhami pendirian Pura Agung untuk seluruh umat Hindu dari Bali yang ada di Lampung.

Proyek pembuatan Pura Agung ini selesai pada tahun 1980, dan hingga saat ini pura tersebut masih menjadi pusat peribadatan Hindu di Lampung.

Biasanya umat Hindu akan datang ke Pura Agung apabila terdapat acara-acara besar seperti Hari Raya Nyepi, dan lain sebagainya.

Apabila kita ke sana, kita akan menemukan Bali kedua. Sebab daerah kampung Hindu di Lampung sangat persis dengan aslinya di Pulau Dewata.

Progam transmigrasi orang Bali ini pun terbilang berhasil. Karena mereka yang ikut lebih sejahtera.

Hal ini sebagaimana penjelasan Aan Budianto dalam Jurnal Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah Indonesia berjudul “Sejarah Orang Bali di Lampung”, (Budianto, 2020: 26).

Menghidupkan Tradisi Ngaben di Lampung

Setelah terbentuknya Pura Agung, banyak orang Hindu Bali di Lampung yang ingin menghidupkan tradisi Ngaben.

Alasan mereka karena di Lampung kini sudah memiliki fasilitas yang lengkap untuk mengadakan upacara sakral bagi umat Hindu.

Beberapa yang mengajukan tradisi Ngaben digalakan antara lain berasal dari keluarga transmigran Bali yang kaya.

Namun mereka juga memberikan solusi supaya tradisi ngaben tidak memakan uang yang banyak.

Solusi itu yakni menggelar tradisi ngaben secara masal. Dengan demikian biaya yang harus dikeluarkan oleh keluarga yang menggelar upacara tersebut tidak terlalu mahal.

Akhirnya solusi ini disetujui oleh berbagai pihak. Solusi menggelar acara Ngaben secara masal merupaka terobosan baru saat itu untuk umat Hindu yang hidup di tanah perantauan.

Ide ini yaitu diinisiasi oleh seniman besar Bali bernama Gurun Sri Nuryati dan Gde Made Mudhana.

Baca juga: Budidaya Padi Masyarakat Jawa Kuno, Punya Navigasi Pertanian Modern

Akulturasi Budaya Bali dan Lampung

Peradaban Hindu Bali di Lampung telah membawa dampak akulturasi kebudayaan yang belum kita ketahui sebelumnya. Sehingga, pemerintah tidak hanya sukses melaksanakan program transmigrasi orang Bali saja, namun dari sisi kebudayaan.

Hasil akulturasi tersebut bisa kita jumpai dari kain penari Bali khas lampung bernama Gema Jura Mas. Kain ini biasa digunakan oleh para penari Bali yang motifnya diambil dari batik Lampung.

Selain motif batik pakaian penari Bali, akulturasi kebudayaan dengan Lampung juga terasa dalam karya seni rupa berbentuk patung.

Patung tersebut berasal dari hasil ukiran kayu maupun batu yang berbentuk Gajah Lampung dan ukiran kayu binatang lainnya bernama “Seraton”.

Biasanya para pemahat ini memasarkan hasil karyanya kepada para pengunjung yang tertarik untuk mengoleksi.

Menurut Aan Budianto, cinderamata patung Seraton merupakan hasil akulturasi kebudayaan Bali dengan Lampung.

Sebab bentuk patung ini berasal dari gambaran fauna yang ada dalam cerita rakyat orang Bali dengan Lampung.

Adapun gambaran patung Seraton itu sendiri merupakan bentuk burung hantu dan seekor kadal, di atas kepalanya ada ukiran yang menceritakan folklore antara kepercayaan orang Bali, dan kepercayaan orang Lampung.

Hal ini bertujuan untuk mempererat hubungan kebudayaan antara masyarakat Hindu Bali dan penduduk Lampung yang tinggal di sekitar Seputih Raman.

Hingga saat ini akulturasi budaya itu telah membawa kedamaian diantara dua kelompok suku tersebut.

Begitulah beberapa ulasan terkait transmigrasi orang Bali ke wilayah Lampung yang mana hingga saat ini bisa kita lihat hasilnya. Ini menjadi catatan penting sejarah Indonesia dalam mengentaskan kemiskinan. (Erik/R6/HR-Online)

Pelindung Kaca Spion Saat Hujan Water Repellent, Cara Pemasangannya

Pelindung Kaca Spion Saat Hujan Water Repellent, Cara Pemasangannya

Pelindung kaca spion saat hujan akan sangat dibutuhkan. Saat hujan, maka kaca spion mobil bisa mengembun. Akhirnya, pengendara tidak bisa melihat kondisi mobil atau...
HP EliteBook 8 G1, Laptop Modular dengan Berbagai Keunggulan

HP EliteBook 8 G1, Laptop Modular dengan Berbagai Keunggulan

HP EliteBook 8 G1 hadir sebagai gebrakan baru di dunia laptop dengan konsep modularnya yang revolusioner. Dalam acara tahunan Amplify 2025 di Amerika Serikat,...
Cara Mengaktifkan VoLTE di HP untuk Panggilan Suara yang Jernih

Cara Mengaktifkan VoLTE di HP untuk Panggilan Suara yang Jernih

Cara mengaktifkan VoLTE penting untuk Anda ketahui agar panggilan suara HP menjadi lebih jernih dan koneksi lebih stabil. Teknologi ini semakin populer seiring dengan...
Sejarah Gedung Agung Yogyakarta, Jejak Berharga yang Kini Jadi Cagar Budaya

Sejarah Gedung Agung Yogyakarta, Jejak Berharga yang Kini Jadi Cagar Budaya

Yogyakarta bukan hanya tentang Malioboro atau Keraton, tetapi juga menyimpan banyak bangunan bersejarah yang punya cerita panjang. Salah satu yang paling ikonik adalah Gedung...
Ulefone Armor 33 Pro, Smartphone Tangguh dengan Spesifikasi Gahar

Ulefone Armor 33 Pro, Smartphone Tangguh dengan Spesifikasi Gahar

Ulefone kembali menghadirkan smartphone rugged terbaru mereka, Ulefone Armor 33 Pro, yang diumumkan pada 3 Maret 2025 lalu. HP Android ini hadir dengan berbagai...
Hadirkan Layanan Terbaru, Kini Muncul Fitur Terjemahan DM Instagram

Hadirkan Layanan Terbaru, Kini Muncul Fitur Terjemahan DM Instagram

Instagram terus melakukan peningkatan untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya dalam bersosial media. Setelah melakukan perubahan desain profil, kini perusahaan asal Amerika Serikat ini juga...