Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Terancam gagal panen padi, para petani di Kota Banjar, Jawa Barat, minta pemerintah serius memperhatikan nasibnya. Pemicunya karena adanya proyek perbaikan saluran irigasi oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy.
Salah seorang petani padi, Muhidin mengatakan, persoalan tersebut harus ditangani dengan serius oleh pemerintah, baik daerah maupun pusat.
“Seharusnya pemerintah dari tingkat desa sampai ke atas (pusat) tanggap terkait dengan keluhan para petani. Karena petani ini kan pejuang pangan, jadi kami harap perhatiannya lah,” kata Muhidin, Selasa (06/09/2022).
Ia menjelaskan, dampak yang dialami para petani saat ini adalah perkembangan padi tidak normal dari biasanya. Kemudian, kondisi tanah kering dan serangan hama wereng.
“Tanah retak-retak karena tidak ada air, terus perkembangan padi juga tidak normal seperti biasanya. Apalagi umur padi sekarang 65 hingga 70 hari, yang mana umur tersebut sangat membutuhkan pasokan air,” jelasnya.
Menurut Muhidin, selain berpotensi terancam gagal panen padi, pendapatan para petani juga otomatis akan menyusut dari sebelumnya. Bahkan turunnya bisa sampai setengahnya karena jumlah anakan berkurang.
Baca Juga : Dampak Proyek BBWS Citanduy, Ribuan Hektare Sawah di Kota Banjar Berpotensi Gagal Panen
28,7 Hektar Sawah di Rejasari Terancam Gagal Panen
Ia menyebutkan, saat ini untuk wilayah Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, sawah yang terkena dampak proyek perbaikan saluran irigasi luasnya kurang lebih sekitar 28,7 hektar.
Muhidin juga menuturkan, sebelum pelaksanaan proyek perbaikan berlangsung, pihaknya telah menerima sosialisasi. Para petani pun menyampaikan jadwal panen yang akan mereka hadapi.
“Waktu panen kemarin ada sosialisasi terkait per petak ke petani secara door to door. Tapi kita juga sudah sampaikan jadwal tanam dan jangan sampai melebihi tanggal 15 atau 20,” terang Muhidin.
“Kalau punya saya luasnya 100 bata. Tapi untuk yang di sini saja semuanya sekitar 28,7 hektar sawah yang terkena dampak proyek,” imbuhnya.
Muhidin pun berharap aliran air dapat secepatnya lancar, serta meminta solusi dan bantuan dari Kementerian Pertanian.
“Harapan saya air cepat lancar. Terus kalau bisa, karena para petani merasakan dampaknya sangat luas, ya harusnya ada solusi dan bantuan dari Kementerian. Minimal benih padi untuk masa tanam nanti,” tandasnya. (Sandi/R3/HR-Online/Editor-Eva)