Strategi investasi pasca kenaikan BBM menarik untuk dibahas. Kira-kira bagaimana strategi investasi usai naiknya harga BBM ini? Ya, pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga BBM alias bahan bakar minyak subsidi, sehingga penting mengetahui investasi dengan strategi terbaik.
Hal tersebut dinilai bakal memberi dampak pada keadaan perekonomian nasional. Dalam jangka pendek, kenaikan harga bahan bakar minyak tentu saja akan mengkerek tingkat inflasi. Selain itu juga mengganggu daya beli masyarakat secara luas.
Baca Juga: Cara Menghitung IRR Investasi dengan Rumus Khusus
Bagaimana Strategi Investasi Pasca Kenaikan BBM ala PT Manulife Aset Manajemen?
Walaupun begitu, Krizia Maulana selaku Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mengemukakan, sebetulnya pasar sudah mengantisipasi kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.
Di lain sisi, momentum pemulihan ekonomi tanah air sekarang ini sudah berada pada level penguatan. Dengan demikian dampak dari kenaikan harga BBM sudah dimitigasi.
Berbagai macam indikator ekonomi masih memperlihatkan pemulihan ekonomi yang kuat. Bahkan sampai beberapa waktu ke depan. Walaupun terdapat faktor kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang memiliki potensi menaikkan angka inflasi.
Menurut Krizia, justru seharusnya investor lebih waspada ke faktor global untuk saat ini. Di mana pengetatan bank sentral yang cukup agresif, memiliki potensi berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi global.
Bukan hanya itu, konflik antara Rusia dan Ukraina masih belum selesai. Hal itu tentu saja ikut berdampak pada harga komoditas maupun tekanan inflasi. Selain itu, juga bisa berpengaruh terhadap kebijakan moneter bank sentral.
Baca Juga: Perbedaan Investasi Langsung dan Tidak Langsung, Wajib Tahu!
Pilihan Investasi
Di tengah keadaan perekonomian yang tak menentu. Terlebih asalnya dari kabar global, maka perlu strategi investasi pasca kenaikan BBM. Krizia menilai pasar saham nasional masih memiliki potensi untuk tumbuh ke depan.
Hal tersebut karena kondisi makro ekonomi Indonesia mampu menopangnya. Selain itu juga adanya pertumbuhan laba perusahaan.
Krizia mengatakan, dalam jangka panjang kesempatan berinvestasi pada reksadana saham jelas masih menarik. Akan tetapi, kita berada di tengah situasi global yang masih volatil.
Sehingga, akan lebih baik jika investor melakukan diversifikasi aset. Selain itu juga menambah porsi kepemilikan investasi pada instrumen yang punya tingkat korelasi rendah di portofolionya. Sebagai contoh yaitu reksadana campuran.
Keadaan pasar yang dinamis menawarkan kesempatan yang menarik untuk investor. Anda bisa melakukan investasi di beraneka ragam jenis kelas aset reksadana sekaligus. Seperti obligasi, saham, serta pasar uang dalam satu portofolio investasi.
Hal tersebut bisa menjadi cara efektif demi meraih peluang untuk memacu pertumbuhan investasi. Reksadana campuran memungkinkan investor untuk memperoleh return lebih maksimal dengan risiko lebih rendah.
Sebagai gambaran yaitu reksadana campuran Manulife Dana Tumbuh Berimbang atau MDTB. Reksa dana MDTB mencatatkan kinerja 7,91% sampai akhir Juli lalu.
Baca Juga: Cara Mengatur Dana Investasi Sesuai Tujuan Masa Depan
Ke depannya, pasar saham masih memberi kesempatan yang menarik. Perlu Anda ingat juga sebaiknya investor tetap melakukan diversifikasi terhadap investasinya.
Apalagi lantaran masih ada tekanan dari global. Hal ini bisa jadi strategi investasi pasca kenaikan BBM. (R10/HR-Online)