Saham emiten tambang logam diprediksi mengalami pergerakan makin solid. Tambang logam menjadi saham emiten dengan harga komoditas baik. Bahkan saham emiten yang satu ini menjadi primadona di sepanjang tahun 2022.
Salah satu yang cukup menarik di sektor ini yaitu nikel. Menjadi sektor yang cukup tangguh di tengah inflasi.
Baca Juga: Saham Emiten Perikanan Mengalami Naik Turun di Tahun 2022
Saham Emiten Tambang Logam Grup Bakrie
Sebenarnya hampir semua emiten pertambangan logam mengalami prospek yang hampir sama. Untuk tahun 2022 ini emiten tersebut menunjukkan kinerja yang cukup menarik.
Salah satu emiten yang bergerak dalam bidang ini yaitu grup Bakrie. PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) dibuka stagnan sejak perdagangan semester pertama tahun ini.
Saham BRMS terpantau di level Rp 244 di bulan Agustus lalu. Meski demikian, pergerakan justru menguat tipis ke zona hijau menanjak pada level Rp 248 pada awal perdagangan.
Selama periode perdagangan tahun ini, saham BRMS tercatat menguat dengan mencetak return sekitar 112,07%. Adapun prospek pendapatan yang diperoleh oleh saham BRMS dari penjualan emas tumbuh sebesar 39%.
Pendapatan dari $3,5 juta pada semester I/2021 menjadi US$4,9 juta. Dari catatan laba bersih yang ada pada saham tambang logam tersebut ada peningkatan sebesar 8% di perdagangan semester pertama tahun 2022.
Adapun produksi tambang datang dari sektor emas melalui anak usaha PT Citra Palu Minerals yang naik 61 kg menjadi 82 kg pada semester pertama. Prospek kenaikan keuangan membaik ini didukung adanya produksi emas yang naik.
Konstruksi pabrik emas sebesar 4.000 ton bijih per hari di Palu. Adapun target saham BMRS menargetkan dapat menambah produksi emas dari pabrik ke kurtal V tahun 2022.
Baca Juga: Saham Dharma Polimetal Menunjukkan Kenaikan Order di 2022
Harga Nikel yang Masih Tinggi
Prediksi saham emiten tambang logam terus terlihat membaik sepanjang tahun ini. Sampai akhir tahun, nikel menjadi salah satu komoditas logam yang mampu bertahan.
Bahkan menurut analisa dari Samuel Sekuritas, jika sektor komoditas menjadi hal utama yang menarik saat inflasi dan kenaikan suku bunga. Harga nikel akan tetap mengalami peningkatan dengan harga tinggi di akhir tahun.
Adapun proyeksi harga sekitar US$ 23.600 per ton. Sedangkan untuk prediksi harga nikel di tahun depan mencapai level US$ 23.000 per ton.
Baca Juga: Saham Emiten Kendaraan Listrik Mulai Booming, Ini Daftarnya
Indonesia Penghasil Nikel Tertinggi di Dunia
Banyaknya kebutuhan akan industri saham emiten tambang logam, ada salah satu yang cukup menarik perhatian yaitu nikel. Dalam hal ini Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar dunia.
Angka produksi nikel di Indonesia mencapai 1 juta ton per tahun. Adapun alasan mengapa harga nikel terus naik yaitu adanya banyak permintaan akan baja anti karat stainless steel.
Selain itu, industri lain yang mendongkrak kebutuhan nikel yaitu dari kendaraan berdaya baterai. Tahun 2023 industri baterai EV akan menyerap sebesar 1,1 juta MT nikel lebih dari 5x lipat angka saat ini.
Saham emiten tambang logam prediksinya mampu bertahan di posisi yang aman hingga akhir tahun 2022. Hal ini dapat Anda lihat dari banyaknya kebutuhan nikel di beberapa sektor produksi. (R10/HR-Online)