Profil Bagong Kussudiardja, seniman asal Yogya ini tersohor karena bakatnya sebagai penari. Akan tetapi, ternyata Bagong Kussudiardja juga merupakan seorang seniman Lukis.
Jiwa kesenimanan Bagong Kussudiardja memang tak terbatas hanya sebagai penari. Terkadang Bagong Kussudiardja juga melukis, dan membuat seni tiga dimensi yang lain.
Menurut Bagong Kussudiardja sendiri ia tidak mau jika kesenian terbatas pada kotak teori yang justru memenjarakan kebebasan berekspresi. Oleh sebab itu selain sebagai penari, Bagong juga mencoba bidang kesenian lain termasuk melukis.
Karakter kesenimanan Bagong Kussudiardja sebagai pelukis nampaknya sejajar dengan kemampuannya menari.
Baca Juga: Sejarah Hendra Gunawan, Seniman Patung, Ketua Lekra PKI Jabar
Hal ini terbukti saat Bagong Kussudiardja mendapatkan berbagai penghargaan dalam karya lukisannya yang fenomenal.
Salah satu yang paling menarik dan penting bagi Bagong Kussudiardja yakni, ketika Paus Paulus VI pemimpin Katolik Dunia memberikan penghargaan Medali Emas untuk lukisannya yang menggambarkan sosok Yesus sebagaimana tergambar dalam budaya ke-Indonesia-an.
Profil Bagong Kussudiardja, Keturunan Ningrat
Seniman yang punya yayasan seni Padepokan Bagong Kussudiardja di Yogyakarta ini lahir pada tanggal 9 Oktober 1928.
Semenjak kecil hingga dewasa kehidupannya dihabiskan dalam bidang kesenian terutama tari. Butet Kertaradjasa dalam sebuah perbincangan di Media Massa menyebut Bagong Kussudiardja merupakan salah seorang keturunan dari keluarga Ningrat Keraton Yogya.
Menurut kekancingan silsilah keluarga Keraton, Bagong Kussudiardja memiliki garis keturunan Hamengku Buwono VII. Tak heran, ketika remaja hingga dewasa ia kerap menjadi penari di Keraton.
Bagong Kussudiardja dewasa kemudian memilih untuk menjadi seniman profesional. Hal ini tercermin dari tekadnya yang ingin memperdalam kesenian dengan masuk menjadi mahasiswa angkatan pertama di sekolah tinggi kesenian di Yogya: Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI).
Karena minat dan bakatnya dalam dunia seni membuat Bagong Kussudiardja menikmati dan mendalami studi seni dengan tenang dan nyaman.
Hingga pada akhirnya Bagong Kussudiardja lulus dari ASRI dan mendapat kepercayaan untuk mengajar di kampus almamaternya sebelum terjun dalam praktek kesenian dengan membuat padepokan kesenian Bagong Kussudiardja.
Baca Juga: Profil Hasan Basori, Bermain Ludruk Sejak Kelas 4 SD
Selain menjadi staf pengajar di ASRI, karena karakter berkesenian Bagong Kussudiardja yang terus meledak-ledak membuat ia tak tahan bekerja dengan kotak teori sebagaimana lingkungan akademik di kampus.
Sembari nyambi menjadi dosen di ASRI, Bagong Kussudiardja sempat bergabung dengan kelompok Pelukis Rakyat demi menyalurkan gagasan berkeseniannya yang sudah klimaks.
Alhasil Bagong Kussudiardja dan kawan-kawan dalam kelompok Pelukis Rakyat membentuk grup kesenian baru bernama Kelompok Pelukis Indonesia. Adapun orientasi dari kelompok tersebut adalah mengusung tema-tema seni ke-Indonesia-an.
Seniman yang Produktif
Sampai meninggalnya pada tanggal 15 Juni 2004 dalam usia 74 tahun, Bagong Kussudiardja masih eksis dalam dunia kesenian.
Selain itu banyak para pengamat seni yang mengenal profil Bagong Kussudiardja dalam usia yang tak lagi muda itu masih produktif berkarya.
Sebagaimana para seniman muda lainnya, produktivitas kesenimanan Bagong Kussudiardja juga tetap menonjolkan unsur spirit dan dinamika gerak. Menurut Bagong sendiri, unsur sprit dalam berkesenian merupakan modal utama untuk menciptakan estetika absolut.
Selain kekeuh menjadi seniman yang menjaga unsur spirit dan dinamika gerak dalam karya-karyanya, Bagong Kussudiardja sebagai seniman yang produktif ini masih eksis berpameran.
Sepanjang hidupnya Bagong telah berpameran ratusan kali, baik di dalam dan luar negeri. Pameran karya-karya Bagong Kussudiardja terdiri dari aliran seni lukis ekspresionisme yang mengusung tema-tema langka.
Antara lain seperti karya seni lukis bertemakan, motif ornamen wayang, motif penari dan dunia kesenian olah tubuh dan nurani, serta tema-tema yang berkaitan dengan Religiositas Iman Kristen.
Baca Juga: Sejarah Teater Gandrik, Pencetak Raja Monolog Butet Kartaredjasa
Lukisan-lukisan keimanannya sebagai seorang Katolik membuat Bagong Kussudiardja menjadi seniman yang khas Keindonesiaan: hidup dalam keberagaman budaya, agama, yang menciptakan toleransi berbangsa dan bernegara.
Mendapatkan Medali Emas Paus Paulus VI
Produktivitas Bagong Kussudiardja sebagai seniman multitalenta membuat jagad kesenian bangga akan sosoknya yang mendapatkan penghargaan medali emas dari pemimpin Katolik Dunia yaitu, Paus Paulus VI.
Bagong Kussudiardja menerima medali emas Paus Paulus VI karena karya-karyanya terutama lukisan yang menggambarkan Yesus dalam budaya Indonesia.
Paus Paulus VI menghargai ini sebagai terobosan baru seniman Katolik dalam menjaga toleransi beragama di seluruh dunia. Bahkan menjadi inspirasi seniman-seniman lainnya untuk menciptakan karya yang mendukung semangat toleransi secara budaya dan agama.
Pernyataan ini sebagaimana mengutip pendapat Swarno Wisetrotomo dalam lembaran pameran bertajuk “Sirkuit Bagong Kussudiardja”, (Wisetrotomo, 2017). (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)