Selasa, Maret 11, 2025
BerandaBerita TerbaruKoek Boek, Buku Resep Masakan Nusantara Pertama Terbit Tahun 1857

Koek Boek, Buku Resep Masakan Nusantara Pertama Terbit Tahun 1857

Memasak dengan panduan buku tentu membuat setiap orang menjadi praktis di setiap menyiapkan makanan. Panduan memasak berbentuk buku resep masakan Nusantara itu pertama kali terbit pada tahun 1857 bernama Koek Boek.

Isi lengkap dari Koek Boek merupakan panduan memasak masakan khas Nusantara yang ditulis dalam bahasa Melayu dan Belanda.

Barangkali dalam penulisan berbahasa Belanda disuguhkan untuk para gastronom Barat yang sedang melakukan studi rempah dalam makanan orang-orang Pribumi.

Akan tetapi menurut catatan sejarah kolonial, salah satu pendukung penerbitan Koek Boek ini yaitu, lahirnya kebijakan baru yang mengatur kesejahteraan pangan orang Pribumi seiring dengan diberlakukannya undang-undang agraria.

Baca Juga: Profil Iding Soemita: Buruh Kontrak Asal Tasikmalaya, Berpolitik di Suriname

Dalam perkembangannya Koek Boek terus mengalami lonjakan permintaan terbit. Beberapa diantara pemesan buku tersebut adalah ibu-ibu rumah tangga perkotaan, dan orang-orang Belanda yang hobi mengkonsumsi masakan khas Pribumi.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai dinamika Koek Boek dalam peradaban gastronomi pribumi pada zaman kolonial Belanda. Simaklah pembahasan berikut ini.

Buku Resep Masakan Nusantara Pertama di Hindia Belanda

Buku yang berisi lebih dari 100 resep masakan khas Nusantara di Hindia Belanda ini, pertama kali ditulis oleh perempuan Belanda bernama, Nonna Cornelia.

Nonna Cornelia dalam buku resep masakannya yang berjudul “Koek Boek” memperkenalkan nama-nama masakan khas Nusantara berikut dengan resep dan bahan-bahan yang melibatkan cita rasa rempah.

Beberapa menu favorit yang berasal dari Koek Boek dan disukai oleh banyak orang antara lain terdiri dari, masakan Ajam Orang Boegis, Boendoek-boendoek Makassar, Gadon Daging Soerabaja, dan Gobe Betawi.

Sementara menu favorit orang Tionghoa di Hindia Belanda berdasarkan dari resep Koek Boek yakni, Olahan Babi “Masak Babi seperti Orang Tjina, dan Ceilon”.

Resep masakan yang ada dalam Koek Boek ini membuat semua kalangan di Hindia Belanda menikmati makanannya dengan enak.

Pemerintah kolonial Belanda juga merasa bahagia dan senang atas bantuan Nonna Cornelia telah menerbitkan Koek Boek.

Dengan demikian dari adanya buku tersebut pemerintah kolonial telah sukses mempertanggungjawabkan kesejahteraan pribumi pasca Cultuurstelsel, dan penerapan kebijakan agrarian (1830-1870).

Buku Masakan Pertama untuk Pribumi

Pertama kali buku Koek Boek ini banyak dibaca oleh orang-orang Eropa di Hindia Belanda. Belakangan Nonna Cornelia memperluas penggunaan bahasa dengan bahasa Melayu agar bisa dipahami oleh pribumi.

Nonna Cornelias memberikan pengantar dalam bahasa Belanda, sedangkan isi keseluruhan resep menggunakan bahasa Melayu sebagaimana bahasa keseharian pribumi waktu itu.

Kebanyakan resep yang ditulis dalam Koek Boek merupakan hasil akulturasi kebudayaan dari orang-orang Eropa dengan Pribumi.

Hal ini terlihat dari daftar nama makanan yang tertera dalam Koek Boek seperti, Mevroeuw Sarondeng, Mejuvrouw Sasate, Njonja Smoor, Nonna Lalawar, Makokki Karmanatji, Embok Kottelet, Firma Bami, Kimblo & co, dan Mevrouw Katimoen.

Daftar menu di atas kemudian banyak digandrungi oleh orang-orang Pribumi untuk menikmati hidangan mewah hasil akulturasi budaya Belanda dan Pribumi.

Karena permintaan penerbitan buku yang semakin meningkat maka Nonna Cornelia memperbanyak penerbitan Koek Boek hingga cetakan kelima pada tahun (1857-1859).

Beberapa kalangan gastronomi di Indonesia saat ini menyatakan bahwa hal ini merupakan terobosan baru dalam pengetahuan rumah tangga pribumi. Secara tidak langsung resep masakan menjadi media pemersatu antara budaya kolonial dan pribumi dalam waktu yang bersamaan.

Baca Juga: Sejarah IWAPI, Organisasi Wanita yang Teruskan Semangat Kartini

Mendorong Terbitnya Buku-Buku tentang Kuliner

Setelah Nonna Cornelia menulis buku resep masakan khas Nusantara berjudul “Koek Boek” mengilhami beberapa penulis Belanda untuk menerbitkan buku-buku tentang kuliner.

Salah satunya yaitu buku yang ditulis oleh penulis Anonim berjudul “Oost Indische Kookboek”. Buku ini terbit banyak dan paling sering dikonsumsi oleh orang-orang Belanda.

Intensitas yang tinggi dari orang Belanda yang menggemari buku ini dikarenakan “Oost Indische Koekboek” kebanyakan isinya adalah resep masakan Belanda.

Oleh sebab itu buku ini hanya laku di kalangan orang-orang Belanda yang merindukan resep masakan khas negeri kincir angin.

Selain buku “Oost Indische Kookboek” buku lain tentang masakan oriental pun terbit oleh Gallas Haak Bastiaanse dengan judul “Indische Kookboek”.

Buku ini berisi tentang resep-resep masakan oriental dan banyak disukai oleh orang-orang Belanda. Buku ini secara tidak langsung telah menciptakan adagium “Membaratkan yang Lokal”.

Memberikan sentuhan spesial untuk masakan oriental agar masuk pasaran konsumsi orang-orang Belanda. Selain itu buku Indische Kookboek merupakan buku pengetahuan yang mengajarkan pemahaman masakan terhadap kemajuan budaya.

Dengan lahirnya buku dari Gallas Haak Bastiaanse ini juga telah mengilhami budaya gastronomi yang beragam untuk orang-orang Pribumi. Terutama pribumi yang berada di tengah tekanan pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Perhatian Serius Bagi Ilmu Gastronomi di Hindia Belanda Abad ke-20

Beberapa buku resep masakan yang ditulis oleh orang Belanda juga telah mendukung terbentuknya pengembangan yang berkaitan dengan pemulihan budidaya vegetasi dan hewani di Hindia Belanda.

Pemerintah kolonial abad ke-20 awal memperhatikan pemulihan budidaya vegetasi dan hewani pasca kebijakan Cultuurstelsel. Kebijakan tersebut telah mengeksploitasi sumber daya alam habis-habisan, dengan cara mendatangkan ahli vegetasi dari Lab Museum di Haarlem.

Laporan penelitian ahli vegetasi itu tersebut dalam sebuah catatan berjudul “Bulletin van Het Kolonial te Haarlem”.

Ahli vegetasi yang merangkap menjadi ilmuwan gastronomi tersebut bernama Dr. A.G. Vorderman. Karena kecintaannya akan alam Hindia Belanda, akhirnya gastronomi ini membangun lahan vegetasi dan hewan untuk kepentingan pangan yang mencukupi di Hindia.

Sementara catatan kolonial yang lain menyebut Vorderman sebagai bapak gastronomi Hindia Belanda yang peduli dengan kuliner khas Nusantara berikut dengan kekayaan rempahnya.

Pemerintah Hindia Belanda Perhatikan Persoalan Pangan Melalui Gastronomi

Sebagai yang dilakukan oleh Vorderman, bidang gastronomi menjadi bidang keilmuan yang dianggap mampu mengentaskan persoalan pangan.

Baca Juga: Dari Toniel hingga Teater, Ini Sejarah Komunitas Sandiwara di Indonesia

Oleh sebab itu pada tahun 1902 pemerintah kolonial Belanda memberikan perhatian khusus kepada bidang urusan pangan untuk menyertakan ilmu gastronomi Vorderman tatkala akan mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijakan pangan pribumi.

Alhasil dari keterlibatan bidang gastronomi dalam kebijakan pangan pribumi membuat stok makanan mereka terus berkembang.

Hal ini dikarenakan ada proses pembaharuan, seperti tersedianya lahan pertanian yang seimbang dengan kebutuhan tempat tinggal, dan industri.

Begitu juga dalam urusan hewani, terdapat lahan yang mampu menyediakan kandang, kolam, dan lain sebagainya untuk memproduksi kebutuhan daging, dan ikan.

Peningkatan jumlah stok makanan untuk orang pribumi di Hindia Belanda waktu itu juga disebabkan oleh adanya lembaga Sains yang lahir akibat Koek Boek (buku masakan).

Koekboek telah menginspirasi pemerintah kolonial untuk memperbaiki sistem ketahanan pangan bagi negeri jajahan dengan melibatkan para ahli di bidang sains.

Pernyataan di atas sebagaimana disampaikan oleh Suwarno Wisetrotomo, dkk dalam buku berjudul “Mata Jendela Seni Budaya Yogyakarta: Kuliner (di) Indonesia”, (Suwarno Wisetrotomo, 2017: 9). (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Cara dan Syarat Ubah Aplikasi Default iPhone

Cara dan Syarat Ubah Aplikasi Default iPhone

Tak banyak yang menyadari bahwa ternyata pengguna bisa ubah aplikasi default iPhone. Sebagian pengguna mengira hal tersebut tak bisa dilakukan. Mengenai bagaimana cara melakukannya...
Mitos Makan Pakai Cobek di Sunda, Dapat Jodoh Umur Jauh

Mitos Makan Pakai Cobek di Sunda, Dapat Jodoh Umur Jauh

Mitos makan pakai cobek di Sunda mungkin cukup familiar. Beberapa orang telah mengetahui mitos tentang larangan makan langsung dari cobek dalam budaya Sunda. Bahkan,...
pemain Timnas Indonesia

Perkuat Timnas Indonesia, Emil Audero, Joey Pelupessy, dan Dean James Resmi Jadi WNI

haraparanrakyat.com,- Tiga pemain sepakbola, Emil Audero Mulyadi, Joey Mathijs Pelupessy, dan Dean Ruben James, resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI), untuk menambah kekuatan tim...
Ibunda Eza Gionino Meninggal Dunia Setelah Sebelumnya Mengalami Koma

Ibunda Eza Gionino Meninggal Dunia Setelah Sebelumnya Mengalami Koma

Kabar duka kembali menyelimuti dunia industri hiburan di tanah air. Ibunda Eza Gionino meninggal dunia di Malang, Jawa Timur. Hal ini telah dikonfirmasi kebenarannya...
penyelenggaraan PSU

Anggaran Terbatas, KPU Kabupaten Tasikmalaya Diminta Lakukan Efisiensi Penyelenggaraan PSU

harapanrakyat.com,- Menjelang penyelenggaraan pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Tasikmalaya pada 19 April 2025 mendatang, pengamat politik meminta KPU lebih gencar melakukan sosialisasi kepada...
Pungutan Madrasah Diniah

Dugaan Pungutan Madrasah Diniah Kemenag, Begini Langkah Saber Pungli Kota Banjar

harapanrakyat.com,- Tim Sapu Bersih Pungutan Pungli (Saber Pungli) Kota Banjar, Jawa Barat, turun tangan terkait dugaan pungutan liar pengurusan izin operasional Madrasah Diniah yang...