Jumat, April 18, 2025
BerandaBerita TerbaruKebakaran Hutan di Mojokerto 1891-1925, Penggembala Kambing Jadi Tersangka

Kebakaran Hutan di Mojokerto 1891-1925, Penggembala Kambing Jadi Tersangka

Kebakaran hutan di Mojokerto pernah terjadi pada masa kolonial, tepatnya pada tahun 1891-1925. Sejarah kebakaran hutan pada masa kolonial belum banyak ditulis oleh para sejarawan Indonesia, tak terkecuali oleh Eriano W. Gilarsi, dan Sarkawi.

Ia menulis kajian sejarah mengenai deforestasi hutan yang menyebabkan kerusakan, termasuk penyebab terjadinya kebakaran hutan dengan judul “Menjinakkan Si Jago Merah: Kebakaran Hutan & Strategi Penanganannya di Mojokerto, Jawa Timur (1890-1939)”.

Salah satu pernyataan yang paling menarik dari kajian sejarah kebakaran hutan oleh Eriano, dan Sarkawi itu menyebutkan bahwa penyebab kebakaran terjadi karena kecerobohan para penggembala kambing membuang api sembarangan.

Baca Juga: Sejarah Iklan Rokok, Wanita sebagai Daya Tarik Penjualan

Pernyataan tersebut tentu memunculkan pertanyaan apakah betul, penyebab utamanya para penggembala saja?

Apakah pemerintah kolonial waktu itu tidak curiga dengan aksi sabotase gerakan subversif? Mengingat tahun pada tahun 1900-an bangsa Indonesia sudah mengenal berbagai isu-isu tentang kemerdekaan.

Sejarah Awal Kebakaran Hutan di Mojokerto 1891-1925

Sejarah awal kebakaran hutan di Hindia Belanda, pertama kali terjadi pada tahun 1891. Saat itu kebakaran hutan hebat melanda wilayah Mojokerto, Jawa Timur.

Kebakaran ini menyebabkan 370 hektar kebun, rumah penduduk, dan 360 lumbung padi habis terbakar. Akibatnya total kerugian pemerintah kolonial mencapai 1000 hektar pencetak gulden rata menjadi tanah.

Biasanya kebakaran hutan yang menghabiskan ribuan hektar kebun, dan lumbung pemerintah kolonial di Mojokerto akan padam lebih dari tiga hari.

Pengalaman ini sebagaimana bersumber dari catatan sejarah kolonial Belanda di Onder-distrik Gondang, Pacet, dan Trawas dari Distrik Jabung, Afdeeling Mojokerto.

Menurut catatan tersebut, penyebab api lama tak padam karena kondisi hutan di Mojokerto yg kering, apalagi secara kebetulan bencana ini terjadi saat musim kemarau, (Eriano W. Gilarsi, 2019: 69).

Kebakaran hutan yang paling besar dan lama berhenti pernah terjadi juga pada tahun 1901-1905 di Hutan Pegunungan Arjuno terutama di daerah Penanggungan, Welirang, dan Anjasmoro.

Baca Juga: Sikep dan Sentana di Priangan, Priyayi dari Golongan Pedagang

Kebakaran hutan di pegunungan Arjuno memecahkan rekor terlama padam karena membutuhkan waktu 4 hari untuk benar-benar padam.

Kejadian ini membuat pemerintah kolonial mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin terjadi lagi bencana seperti ini karena menyebabkan kerugian yang luar biasa bagi pemerintah induk di Belanda.

Tersangka Penyebab Kebakaran

Tersangka yang paling dituding oleh pemerintah kolonial terkait penyebab kebakaran hutan di Mojokerto adalah para penggembala kambing.

Mereka dituduh jadi tersangka karena senang ‘bermain-main dengan api’. Seperti merokok dan membuang puntungnya sembarangan, membakar ilalang untuk mengusir nyamuk di hutan, dan membuat bara api hanya sekedar iseng.

Oleh sebab itu penyelidikan tentang penyebab kebakaran di hutan Mojokerto tersebut menjatuhkan tersangka pada para penggembala kambing.

Sebab beberapa laporan terkait kegiatan saat menelusuri kasus tersebut mengatakan bahwa para penggembala kambing terbukti sering menggunakan api dengan sembarangan di Gunung Arjuno.

Pemerintah kolonial pun segera menangkap para penggembala kambing di Gunung Arjuno yang kerap menyalahgunakan penggunaan api.

Akibatnya para tersangka ditahan di penjara kota Mojokerto hingga puluhan tahun lamanya. Namun pada tahun 1939 mereka bebas seiring dengan peristiwa Perang Dunia II yang mulai berkecamuk di Hindia Belanda.

Baca Juga: Sejarah Penamaan Kota Bandung, Ternyata Berasal dari Nama Tumbuhan

Antisipasi Pemerintah Kolonial Tangani Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan yang kerap terjadi di Mojokerto sejak tahun 1891-1930 an, membuat pemerintah kolonial mengeluarkan antisipasi menangani kebakaran hutan dengan cara yang paling terbaik.

Demi mendapatkan hasil yang terbaik untuk menangani kebakaran hutan khususnya di Mojokerto, pemerintah kolonial rela mengundang Dr. S.H. Koorders, seorang houtvesterij sekaligus peneliti kehutanan asal Belanda.

Dalam tugasnya sebagai peneliti hutan, Ia kemudian ditempatkan langsung di hutan Trawas dekat dengan perkebunan kopi milik Belanda.

Penempatan Koorders di sana bermaksud untuk melakukan penelitian agar pemerintah bisa mencegah kebakaran hutan tidak terjadi dan merambat sampai kebun kopi.Hal ini karena kopi merupakan ladang bisnis paling menguntungkan bagi kolonial di Hindia dan juga negara induknya di Belanda. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Anak Sungai

Banjir Luapan Anak Sungai Citalahab Rendam Puluhan Rumah di Pamarican Ciamis

harapanrakyat.com,- Curah hujan dengan intensitas tinggi membuat anak Sungai Citalahab meluap. Akibatnya beberapa titik tanggul jebol hingga air masuk dan merendam pemukiman warga di...
Pohon Petai Tumbang Timpa

Pohon Petai Tumbang Timpa Rumah dan Motor di Tasikmalaya, Kerugian Capai Puluhan Juta

harapanrakyat.com,- Hujan deras disertai angin kencang membuat sebuah pohon petai tumbang timpa rumah milik Jajang di Kampung Kiarabongkok, Desa Puspamukti, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya,...
Feike Muller Latupeirissa, Pemain Keturunan Belanda Siap Gabung Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025

Feike Muller Latupeirissa, Pemain Keturunan Belanda Siap Gabung Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025

Salah satu pemain keturunan Indonesia asal Belanda, Feike Muller Latupeirissa, siap memperkuat Timnas U-17 pada ajang Piala Dunia 2025 mendatang. Tentunya, Nova Arianto menyambut...
Begini Tanggapan Warga Kota Banjar Soal Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran.

Begini Tanggapan Warga Kota Banjar Soal Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran 

harapanrakyat.com,- Sejumlah warga di Kota Banjar, Jawa Barat, menyambut positif wacana reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran yang digulirkan oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Wacana...
Kecelakaan Maut Truk Wing

Kecelakaan Maut Truk Wing Box Hantam Truk Tronton di Sumedang, Satu Meninggal

harapanrakyat.com,- Kecelakaan maut truk wing box bermuatan makanan ringan menabrak truk tronton pengangkut semen dan pohon terjadi di kawasan Kampung Warungbuah, Desa Padanaan, Kecamatan...
Piala AFF U-23 2025 Digelar di Indonesia

Resmi! Piala AFF U-23 2025 Digelar di Indonesia

Indonesia kini resmi menjadi tuan rumah Piala AFF U-23 2025. Anggota Exco PSSI atau Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga mengkonfirmasi mengenai kabar tersebut. "Ya, benar,"...