Saham Bed Bath & Beyond mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Lonjakan tersebut mencapai hingga 60% mendekati level tertinggi.
Data ini diperoleh pada perdagangan fluktuatif pada tanggal 16 Agustus 2022 kemarin.
Kondisi ini terjadi akibat banyaknya investor yang berlomba-lomba untuk menutup posisi short.
Kenaikan saham yang terjadi bisa disebut dengan pemerasan pendek terjadi ketika lonjakan harga aset memaksa untuk investor membelinya.
Investor harus membeli saham kembali dengan harga yang relatif tinggi. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kerugian.
Sehingga mendorong permintaan yang akhirnya mendorong harga saham semakin tinggi. Dari sinilah saham Bed Bath & Beyond (BBBY) dalam posisi short.
Baca Juga: Saham Alfamart Turun Akibat Beredarnya Video Viral Pencurian
Saham Bed Bath & Beyond Kini Justru Turun
Setelah mengalami lonjakan hingga angka tertinggi kini justru pergerakan saham BBBY turun. Penurunan saham tersebut lebih dari 15% setelah Ryan Cohen merencanakan untuk melepas saham besar tersebut.
Padahal saham BBBY baru saja dibelinya belum lama. Kondisi penurunan harga saham terakhir turun hingga 17% setelah jam kerja. Sedangkan menyusul reli 11,8% dari sesi reguler yang tertutup pada $23,08.
Investor Ryan Cohen akan menjual seluruh saham melalui perusahaannya RC Ventures. Pejabat The Fed sendiri menyetujui akan adanya kenaikan suku bunga.
Hanya saja, masih ingin mengukur tentang bagaimana efek riak pengetatan moneter dalam upaya meredam inflasi. Sedangkan untuk semua anggota FOMC telah mendukung kenaikan suku bunga acuan, yakni 75 basis poin.
Hal ini melihat banyaknya risiko pengetatan berlebih meski harga naik cukup tinggi.
Baca Juga: Suspensi Saham GIAA Belum Dicabut, Apa Alasannya?
Saham Naik dengan Sinyal Pendek
Saham Bed Bath & Beyond mengalami kenaikan, namun dengan sinyal pendek. Menurut perusahaan analitik ortax, BBBY memiliki 50,7% free float dalam posisi short.
Kenaikan yang cukup pesat ini memicu sinyal yang cukup pendek. Saham yang naik sebanyak 78,8% menjadi USD 28,60 atau setara dengan Rp 421.339 selama sesi perdagangan.
Hanya saja, kondisi tersebut sempat terhenti beberapa kali karena volatilitas. Sekitar 189 juta saham berpindah tangan dari enam kali volume rata-rata pergerakan 30 hari perusahaan.
Saham naik 440% bulan ini. Sehingga membangkitkan keuntungan besar awal tahun.
Namun saham BBBY mengalami penurunan menjadi jual. Perdagangan saham pada penilaian yang tidak realistis.
Baca Juga: Memilih Saham ala Warren Buffett Dijamin Tidak Akan Menyesal
Saham Ritel
Sebagian besar harga saham menguat di hari senin, 15 Agustus 2022. Meski saham BBBY menguat, namun saham ritel lebih menunjukkan pasar yang lesu.
Apalagi lab yang lebih baik dari perkiraan Walmart dan Home Depot. Saham BBBY menguat hingga 60%.
Saham Walmart melonjak lebih dari 5,5% dan Home Depot dengan kenaikan 5,1%.
Dalam perdagangan Selasa sore, pelaku pasar berinteraksi terhadap perdagangan Selasa sore yang mereka lakukan. Setelah beberapa kebutuhan terpenuhi, maka berita perusahaan modal dan saham GameStop Ryan Cohen, RC Ventures membuat taruhan lebih besar.
Sektor saham diskresioner konsumen lansia tercatat naik sekitar 1,7%. Saham ritel menguat antara lain Macy dan Bed Bath & Beyond. (R10/HR-Online)