Pemikiran filsafat Ibnu Rusyd yang menjadi salah satu imam besar. Ketahuilah dalam sejarah Islam Ibnu Rusyd sendiri merupakan pemikir muslim yang berkemajuan dalam pemikiran serta mencerahkan Islam.
Ia sendiri sebenarnya merupakan filosofi yang telah memasukkan pikiran filsafat ke dalam diskursus syariat. Di samping itu, Ibnu rusyd juga menjembatani perdebatan mengenai ijma’ dengan menggunakan argumentasi filsafati yang bisa memberikan kemudahan istinbath hukum Islam.
Imam besar tersebut lahir di Cordoba, Spanyol tepatnya pada tahun 520 Hijriyah. Memiliki nama lengkap Abu Al Walid Muhammad IBN Ahmad IBN Muhammad IBN Ahmad IBN Rusyd.
Pada saat itu Cordoba merupakan kota yang menonjol dan kondang akan keilmuannya yang berada di Andalusia. Nama Ibnu Rusyd juga terkenal dengan sebutan Averroes.
Selain sebagai seorang filsafat, Ibnu sendiri merupakan seorang dokter serta ahli hukum yang populer pada periode perkembangan filsafat Islam.
Ia merupakan filosof muslim yang menonjol dalam usahanya untuk mencari persesuaian antara syariat dengan filsafat. Saat kecil, ia tumbuh di kalangan keluarga terhormat. Selain itu, keluarga tersebut juga mempunyai tradisi keilmuan yang kuat.
Baca juga: Kisah Wafatnya Fatimah Az Zahra, Kesedihan Ditinggal Ayahnya
Pemikiran Filsafat Ibnu Rusyd yang Kondang
Tak hanya itu saja, ternyata ayah dan kakaknya dahulu pernah menjadi kepala pengadilan di Andalusia. Ia juga pernah menduduki beberapa jabatan sebagai hakim di Sivilla dan hakim agung di Cordoba.
Ibnu Rusyd kecil juga selalu giat mempelajari Al Quran, Hadits, fiqih, sastra Arab, serta tafsir. Tidak heran setelah ia besar, ia mempunyai orientasi yang tertuju pada ilmu.
Selain mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan keagamaan, Ibnu Rusyd juga mendalami matematika, astronomi, filsafat, logika, juga ilmu kedokteran.
Sehingga ia juga terkenal sebagai ahli dalam berbagai cabang ilmu. Kebesaran serta kejeniusan dari filsafat kondang tersebut juga bisa dilihat dari karya-karyanya.
Pada kenyataannya juga terdapat banyak karya yang merupakan hasil dari Ibnu Rusyd.
Ketika berkarya, ia juga selalu membagi karyanya tersebut ke dalam tiga pembahasan atau tiga bentuk. Hal tersebut juga menjadi ciri khas pemikiran filsafat Ibnu Rusyd.
Pertama adalah komentar, kritik, lalu yang terakhir adalah pendapat. Selain sebagai seorang komentator ia juga merupakan kritikus ulung.
Seperti penjelasan sebelumnya yang menyatakan bahwa ulasan terkenalnya itu terdapat pada karya-karya dari Aristoteles.
Bukan hanya semata-mata memberikan komentar namun ia juga menambahkan pandangannya sendiri. Ternyata tidak ada filsafat atau filsafat lainnya yang melakukan sama seperti halnya yang harus kita lakukan.
Lebih tepatnya ia merupakan satu-satunya filsafat yang melakukan penambahan pandangannya sendiri pada karya Aristoteles.
Baca juga: Kisah Imam Syafii yang Selalu Haus akan Ilmu Agama Semasa Hidupnya
Terkenal di Eropa
Dengan adanya perbedaan pemikiran filsafat Ibnu Rusyd tersebut ada yang menyebabkan kritik dan komentarnya pada karya Aristoteles.
Ulasannya pada karya Aristoteles juga memberikan pengaruh yang besar di kalangan ilmuwan Eropa. Bukan hanya filsafat karya Aristoteles saja.
Dengan adanya kejeniusan tersebut ia juga mengomentari filosof muslim pendahulunya yakni All-Farabi, Al Ghazali, Ibnu Bajjah, serta Ibnu Sina. Popularitas dari filosof tersebut juga memuncak pada masa Khalifah Abu Yakub Yusuf bin Abdul Mukmin.
Pada saat itu kedudukan dari Ibnu Rusyd begitu Agung. Kedudukannya juga semakin meningkat setelah Khalifah Al Mansur Abu Yusuf Yakub menggantikan ayahnya.
Tetapi selang tidak begitu lama, juga muncul kecurigaan terhadap aqidahnya. Pada saat itu merupakan waktu munculnya rentetan fitnah serta hukuman untuknya.
Filosofi ini juga dipenjara di kota Alisyana Spanyol. Merupakan tempat pembuangan orang-orang yang mana aqidahnya serta pemikiran filsafat Ibnu Rusyd dianggap mengganggu ketentraman negara.
Baca juga: Kisah Raja Zulkarnain Adil dan Bijaksana Pembuat Tembok dari Besi
Sakit Hati dan Wafat
Filosof tersebut merasa sakit hati. Tahukah Anda apa yang membuat Ibnu Rusyd sakit hati?
Ternyata pemerintah juga membakar semua bukunya. Di samping itu masyarakat tidak boleh mempelajari semua buku-buku tersebut selain yang bersifat pengetahuan murni.
Contohnya adalah kedokteran, astronomi, dan matematika. Setelah itu filosof tersebut diasingkan ke Maraquesh.
Ia juga meninggal serta dimakamkan di situ. Namun setelah 3 bulan jenazahnya pindah ke Cordova. Keranda dan sisa-sisa bukunya juga diangkut pada bagian kiri kanan punggung seperti seekor keledai.
Setelah wafatnya Ibnu Rusyd tidak ada lagi filosof yang mempunyai pemikiran seperti ia. Islam yang berada di Andalusia juga hilang, begitu juga dengan kekuasaan serta kejayaan Islam di bagian barat.
Sehingga bisa kita simpulkan bahwa pemikiran filsafat Ibnu Rusyd itu benar-benar berpengaruh dalam perkembangan agama Islam. Ia selalu menggunakan metode mengambil kesimpulan berdasarkan cara yang cermat serta akal pikiran namun juga tidak bertentangan dengan ajaran Islam.