Misteri panah waktu menjadi misteri yang cukup menghantui para ilmuwan. Kini misteri ini mulai memiliki jawaban berkat para fisikawan.
Panah waktu sebenarnya merupakan fitur mendasar mengenai bagaimana manusia mengalami dunia yang waktunya mengalir dari masa lalu ke masa depan.
Sudah sejak lama panah waktu menjadi teori yang sangat menarik untuk dibahas. Lantas, bagaimana fisikawan bisa mengungkap misteri abadi ini?
Baca Juga: Jarak dalam Fisika Secara Umum, Ini Rumus Beserta Contohnya
Akhirnya Misteri Panah Waktu Terungkap?
Kehidupan ini memang penuh dengan misteri. Meski begitu, ada beberapa misteri yang memang dapat terpecahkan setelah penelitian lebih mendalam.
Seperti halnya teori yang juga cukup membingungkan, yaitu panah waktu. Teori ini muncul berkat interaksi mikroskopi antara sel dan juga partikel.
Para peneliti dari Inisiatif Graduate Center for Theoretical Sciences (ITS) di City University of New York mencoba membantu memecahkan misteri ini dengan menerbitkan penelitian baru.
Temuan mereka mungkin memiliki implikasi yang penting untuk berbagai disiplin ilmu, termasuk biologi, fisika, dan ilmu saraf.
Baca Juga: Dimensi dalam Fisika: Definisi dan Manfaatnya dalam Kehidupan
Asal Teori Panah Waktu
Panah waktu sendiri merupakan teori yang berasal dari hukum termodinamika. Teori ini memiliki prinsip bahwa susunan dari mikroskopik sistem fisik akan cenderung meningkat dalam keacakan atau bergerak secara tidak teratur.
Di dalam teori panah waktu, semakin tidak beraturan sistem tersebut. Maka akan semakin sulit untuk kembali dalam keadaan teratur, dan akan semakin kuat juga panah waktunya.
Dengan kata lain, ada kecenderungan alam semesta ini untuk kekacauan adalah menjadi alasan utama mengapa manusia dapat merasakan waktu mengalir satu arah.
Baca Juga: Osilasi Harmonik Sederhana Fisika dengan Contoh di Kehidupan Nyata
Pengungkapan Teori Panah Waktu
Untuk mulai menjawab misteri panah waktu, para fisikawan telah terlebih dahulu menemukan bagaimana teori tersebut dapat meluruh. Kemudian melakukan itu dengan mengamati dari beberapa bagian sistem dan interaksi yang terjadi.
Misalnya, segmen panah waktu bisa saja berupa neuron yang berjalan di dalam retina. Dengan melihat satu momennya, mereka menunjukkan bahwa panah waktu dapat terbagi menjadi beberapa bagian yang berbeda.
Bagian-bagian dalam panah waktu tersebut terbentuk dari bagian lain yang bertindak secara individual, berpasangan, rangkap tiga, atau yang memiliki konfigurasi lebih kompleks.
Dengan menggunakan metode analisis ini, para ilmuwan pada akhirnya berhasil menganalisis eksperimen terbaru mengenai respon neuron di dalam retina salamander terhadap film yang berbeda.
Suatu objek dapat bergerak secara acak di layar, sedangkan yang lainnya menggambarkan keseluruhan kompleksitas adegan di alam pada sebuah film.
Dalam kedua film, tim menemukan bahwa panah waktu muncul dari interaksi sederhana terhadap pasangan neuron yang bukan kelompok besar.
Anehnya, para peneliti yang mengamati bahwa pada retina telah menunjukkan panah waktu akan lebih kuat pada saat melihat gerakan acak daripada lanskap.
Lin, salah satu ilmuwan peneliti mengatakan bahwa temuan jawaban misteri panah waktu ini mungkin juga menarik untuk para peneliti ilmu saraf. Ini mungkin bisa membantu mengarah kepada jawaban apakah panah waktu bekerja secara berbeda pada otak neurotik. (R10/HR-Online)