Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Bagi sebagian masyarakat, mungkin masih sedikit asing jika mendengar terowongan Philip, yang merupakan salah cagar budaya dan bangunan bersejarah yang ada di Kota Banjar.
Terowongan Philip tersebut berlokasi di perbatasan antara Desa Binangun dan Sukamukti, Kecamatan Pataruman.
Menurut sejarah, terowongan kereta api di Banjar itu dibangun pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, sekitar tahun 1913 – 1914 dengan memiliki panjang 281 meter.
Terowongan Philip merupakan salah satu akses jalur kereta api jurusan Banjar – Pangandaran – Cijulang pada masanya. Namun seiring berjalanya waktu dan Indonesia merdeka dari penjajahan, jalur tersebut sudah tidak beroperasi lagi sejak tahun 1982.
Baca juga: Peringatan Hari Kemerdekaan di Kota Banjar, Banyak Peserta Upacara Pingsan
Berdasarkan informasi, pada masanya kereta api yang melintas di jalur itu seringkali disebut “Si Kuik”. Dengan jalur yang melewati lembah para penumpangnya saat itu dimanjakan dengan pemandangan alam.
Kepala Stasiun Banjar, Herry Susanto menuturkan, untuk merawat cagar budaya atau bangunan terowongan bersejarah yang masih kokoh itu pihaknya mengadakan kegiatan Bakti Prasarana.
“Kegiatan Bakti Prasarana ini bertujuan untuk melestarikan cagar budaya atau bangunan peninggalan pada masa pemerintahan kolonial Belanda,” kata Herry Susanto, Rabu (17/8/2022).
Menurutnya, kegiatan tersebut juga digagas dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia.
“Jadi ini juga bertepatan dengan HUT Ke-77 Republik Indonesia, karena terowongan bersejarah ini sebelum kita lakukan pembersihan dipenuhi dengan rumput liar,” terang Kepala Stasiun Banjar.
Ia menjelaskan, kegiatan itu baru pertama kali dilakukan pada tahun 2022 ini selama memperingati Kemerdekaan Indonesia.
“Ide ini muncul dari rekan-rekan kita dan pembersihan terowongan Philip baru pertama kali dilakukan, jadi selama tiga hari ini fokus untuk membersihkan bibir terowongan,” jelasnya.
Kedepannya lanjut Herry, kegiatan tersebut dapat terus dilakukan supaya terowongan Philip dapat terjaga kelestarian dan nilai sejarah yang ada di dalamnya.
“Jadi harapannya ke depan walaupun ada pergantian pimpinan program seperti bisa terus dilakukan,” pungkasnya.(Sandi/R8/HR Online/Editor Jujang)