Berita Ciamis (Harapanrakyat.com),- Kampung Angklung yang berada di Desa Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis ini ternyata punya 100 perajin. Semuanya merupakan warga setempat.
Angklung sendiri merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bahan dasar bambu. Kampung Angklung dirintis oleh Alimudin atau akrab disapa Mumu.
Awalnya Mumu adalah seorang buruh pembuat angklung dari Banjar tahun 1975. Saat itu masih bagian dari Kabupaten Ciamis. Kemudian, pada tahun 1992 Mumu pindah ke Ciamis.
“Dulu awalnya saya buka usaha dengan skala kecil saja di Ciamis. Namun seiring berjalannya waktu angklung saya mulai ada pesanan,” ujar Mumu, Minggu (14/8/2022).
Setelah adanya pesanan, Mumu kemudian mengajak masyarakat sekitar untuk ikut memproduksi angklung untuk memenuhi pesanan tersebut.
“Saya ajarkan cara membuat angklung yang benar dengan bahan yang berkualitas kepada masyarakat sini,” katanya.
Baca Juga: Kolaborasi Kolotik dan Angklung Meriahkan Tradisi Misalin di Ciamis
Ada sebanyak 100 perajin dari 10 kelompok yang merupakan binaan Mumu. Sehingga mayoritas warga Dusun Linggamanik sebagai perajin angklung.
Mumu menjelaskan, pada tahun 2014, Mumu berinisiatif menamai daerahnya itu Kampung Angklung Ciamis. Kemudian Mumu pun mendaftarkan kampung tersebut ke Pemerintah Kabupaten Ciamis.
“Alhamdulilah, dengan proses dan perjuangan cukup panjang akhirnya pada tahun 2016 Dusun Linggamanik, Desa Panyingkiran resmi menyandang Kampung Angklung,” jelasnya.
Tidak hanya itu, pada tahun 2016 juga Mumu mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat saat itu Ahmad Heryawan sebagai Pelopor Pemberdaya Masyarakat.
Angklung karya Mumu sudah masuk beberapa daerah terutama pasar wisata yakni Bali, Jakarta, Yogyakarta, Bandung dan juga Lombok.
Mumu saat ini hanya ingin adanya sanggar seni dan bukan untuk angklung saja. Tapi nantinya untuk mewadahi kesenian lainya di Kabupaten Ciamis.
“Harapan besar pengen adanya sanggar. Nanti seminggu sekali atau dua kali kalau ada sanggar kita bisa pentas, jadi bukan angklung saja tapi berbagai macam kesenian bisa dipentaskan,” pungkasnya. (Ferry/R9/HR-Online/Editor-Dadang)