Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita TasikmalayaMengenal Batu Mahpar di Tasikmalaya, Konon Sudah Ada Sejak 6000 Tahun SM

Mengenal Batu Mahpar di Tasikmalaya, Konon Sudah Ada Sejak 6000 Tahun SM

Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Batu Mahpar yang berada di kaki Gunung Galunggung tercatat sudah 6000 tahun sebelum masehi. Konon, batu tersebut bukan dari bekas larva Gunung Galunggung.

Lokasinya yang berada di Kampung Pangkalan, Desa Sukamulih, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya ini dipercaya merupakan bekas parit Galunggung untuk mengalirkan air.

Anton Charliyan tokoh Sunda Jabar mengatakan, berdasarkan hasil dari pemeriksaan salah satu ahli geologi bahwa itu adalah sebuah gletser yang sudah tercatat berusia 6000 tahun SM.

“Jadi itu bukan bekas larva atau kawah. Batu Mahpar ini konon adalah parit Galunggung, karena Galunggung ini begitu banyak menghasilkan air dan menjadi salah satu sumber air,” kata Anton yang juga mantan Kapolda Jabar, Senin (15/8/22).

Baca juga: Di Batu Melingkar Tasikmalaya, HP Nyambung ke Internet Meski Tanpa Kuota

Maka dari itu, lanjutnya, bentuk batunya sangat halus. Berbeda dengan bekas larva yang biasanya bolong-bolong, sedangkan yang ini tidak.

Dari sumber air tersebut, sambungnya, kemudian mengalirkan ke bawah agar bisa memberikan kehidupan untuk masyarakat.

Seperti halnya Mak Eroh, kata Anton, membuat parit kecil bisa mengairi sawah hingga 1000 hektar. Ki Hasan sebagai penerusnya mampu mengalirkan air ke sawah hingga 500 hektar.

 “Jadi, kalau berbicara tentang Batu Mahpar itu adalah parit Galunggung yang paling besar,” paparnya.

Di dalam Geger Hanjuang tahun 1111 masehi, batu tersebut bukan sekadar ada, tapi dikikis menjadi parit yang asalnya tertutup tanah. Lalu air dari parit tersebut kemudian mengalir ke Sungai Cimerah.

“Benar nggak kalau Batu Mahpar itu situs purbakala? kalau kita lihat kan sudah tercatat di Geger Hanjuang tercatat tahun 1111 M. Apakah 1111 M itu termasuk purbakala atau tidak? Nah kemudian kalau berdasarkan Geolog usianya 6000 tahun SM,” jelasnya.

Karena itu, untuk menentukan kepurbakalaan batu tersebut perlu adanya kajian lebih mendalam, seperti uji karbon, menggali situs yang ada di sekitarnya seperti Walahir maupun makam kuno.

“Karena itu saya mengimbau agar para arkeolog maupun ahli sejarah bisa meneliti lagi Batu Mahpar ini,” pungkasnya. (Apip/R6/HR-Online)

Gagal ke Semifinal Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto Minta Maaf

Gagal ke Semifinal Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto Minta Maaf

Langkah timnas Indonesia untuk melaju ke babak semifinal Piala Asia U-17 2025 harus terhenti. Pasalnya, tim asuhan Nova Arianto ini kalah telak 0-6 dari...
Selama Libur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Sumedang Meningkat 58 Persen

Selama Libur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Sumedang Meningkat 58 Persen

harapanrakyat.com,- Selama libur panjang lebaran 2025, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan tersebut jika membandingkannya dengan tahun sebelumnya.  Baca Juga:...
Petugas gabungan bakal amankan PSU Pilkada Tasikmalaya

Amankan PSU Pilkada Tasikmalaya, 3000 Petugas Gabungan se-Priangan Timur Diterjunkan

harapanrakyat.com,- Sebanyak 3.000 petugas gabungan dari Priangan Timur diterjunkan untuk mengamankan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang akan digelar 19...
Kemenkes Periksa Oknum Dokter yang Diduga Lecehkan Pasien Ibu Hamil di Garut

Kemenkes Periksa Oknum Dokter yang Diduga Lecehkan Pasien Ibu Hamil di Garut

harapanrakyat.com,- Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangi Polres Garut, Jawa Barat, Rabu (16/4/2025). Kedatangan tersebut untuk klarifikasi dan pemeriksaan terhadap...
Persib Diakui Sebagai Klub Paling Profesional di Indonesia dari FIFA

Selamat! Persib Diakui Sebagai Klub Paling Profesional di Indonesia dari FIFA

Klub sepak bola lokal Indonesia, Persib Bandung, baru saja mendapat prestasi yang membanggakan. Persib mendapat pengakuan sebagai klub dengan pengelolaan paling profesional di Indonesia.  Baca...
Petani di Kutawaringin Ciamis Bingung, Sulitnya Cari Buruh Tani untuk Panen

Petani di Kutawaringin Ciamis Bingung, Sulitnya Cari Buruh Tani untuk Panen

harapanrakyat.com,- Sulitnya mencari buruh tani menjadi kendala para petani di Dusun Buniasih, Desa Kutawaringin, Kecamatan Purwadadi, Ciamis, Jawa Barat. Padahal saat ini di daerah...