Kisah Amr Bin jamuh menjadi inspirasi tersendiri. Mungkin nama sahabat nabi tersebut masih sangat asing.
Tapi perlu Anda ketahui bahwa kisah ini merupakan kisah yang unik. Amr Bin Jamuh sendiri merupakan seorang pemuka agama yang berasal dari bani Salimah.
Sebelum memeluk agama Islam, pemuka agama dari bani Salimah tersebut merupakan penyembah berhala. Suatu hari pemuda dari bani Salimah melakukan keisengan tersendiri.
Padahal salah satu pemuda tersebut adalah anak dari Amr Bin Jamuh itu sendiri. Ia adalah Muadz bin Amr Bin Jamuh dan muadz Bin Jabal. Sebelumnya keduanya sudah memeluk agama Islam serta berbaiat kepada Rasulullah SAW pada perjanjian aqabah.
Pemuda tersebut membuang berhala yang disebut manat ke lubang pembuangan kotoran. Keadaan berhala tersebut adalah menungging sehingga kepalanya Menghujam ke kotoran tersebut.
Menyadari keberadaan berhala tidak ada, membuat Amr marah besar karena merasa kehilangan Tuhannya. Setelah mencarinya ke mana-mana akhirnya ia menemukan peralatan tersebut pada lubang kotoran.
Lantas ia mengambil dan membersihkannya kemudian meletakkan kembali ke tempat semula. Pemuka agama tersebut juga mengatakan siapapun yang melakukan kekejian ini ia akan membalasnya.
Kisah Amr bin Jamuh yang Unik
Keesokan harinya kedua pemuda tersebut mengulangi perbuatan mereka kembali. Setelah bangun dari tidurnya Jamuh yang menyadari keberadaan berhala manat tidak ada kembali marah-marah.
Sama seperti apa yang ia lakukan sebelumnya. Mencari berhala tersebut ke tempat pembuangan kotoran dan kembali menemukannya.
Karena sudah geram ia meletakkan pedang tepat di pundak berhala tersebut sembari berkata, “Sungguh aku itu tidak mengetahui siapa yang mau bertanggung jawab terhadap perbuatan ini. Apabila engkau benar-benar mempunyai kekuatan, maka pertahankanlah dirimu sendiri menggunakan pedang ini.”
Tapi ternyata keisengan dua pemuda dari bani Salimah tidak berhenti di situ saja.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kisah Amr Bin Jamuh itu sangat unik. Hari berikutnya ke 2 pemuda tersebut kembali mengambil Berhala.
Sebab melihat terdapat pedang yang menggantung membuat mereka menggantungkan bingkai anjing pada berhala tersebut. Kembali lagi membuangnya ke kotoran dalam keadaan menungging.
Sadar
Pagi harinya juga, Amr terbangun dan ternyata ia tidak menemukan lagi berhalanya tersebut. Sebab sebelumnya ia mendapatkan berhala tersebut pada tempat pembuangan kotoran, maka ia kembali mencari di tempat tersebut.
Ternyata benar berhala tersebut di sana. Pada saat itu juga, Amr melihat kerumunan banyak orang pada lubang kotoran lainnya.
Ia menghampiri kemudian menemukan berhala tersebut dengan adanya pedang serta bingkai anjing.
Nah, Ternyata apa yang ke 2 Pemuda tersebut lakukan memiliki tujuan untuk menyadarkan Amr Bin Jamuh. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa berhala itu hanya buatan manusia.
Tidak memiliki daya dan kekuatan. Sedangkan Allah, sudah menciptakan langit dan bumi beserta isinya.
Bukankah Allah juga sudah menciptakan dalam sebaik-baik bentuk? Mempunyai akal untuk berpikir.
Ketahuilah kisah Amr Bin Jamuh ternyata juga masih berlanjut. Kisah Islam dari kedua pemuda tersebut ternyata membuahkan hasil.
Jamuh sadar jika berhala yang ia sembah selama ini itu tidak memiliki kekuatan apapun dan sedikitpun.
Bahkan untuk menyelamatkan dirinya sendiri berhala tersebut tidak bisa. Padahal sudah terdapat senjata pulau di bagian pundaknya.
Ikut Berperang
Sebenarnya Amr bin Jamuh itu sendiri adalah sosok laki-laki yang kakinya pincang. Pemuka agama ini mempunyai anak yang sudah ikut dengan ajaran dari Rasulullah SAW.
Bahkan anak dari Jamuh itu sendiri sudah ikut berperang dengan Baginda Nabi SAW. Setelah ia masuk Islam, ternyata Amr juga memiliki keinginan untuk ikut berperang. Kisah Amr Bin Jamuh ini lebih tepatnya terjadi saat Perang Uhud.
Menyadari karena kaki ayahnya pincang sang anak berkata, “Wahai ayahku, Allah telah memberimu uzur.” Kendati demikian semangatnya untuk ikut berperang bersama Baginda Nabi sudah sangat membara.
Kemudian ia berkata kepada Nabi SAW supaya bisa ikut berperang meskipun anak-anaknya melarang. Ia juga mengatakan, demi Allah Aku ingin bisa menjadi penghuni surga meskipun kakiku ini pincang. Nabi Muhammad SAW pun mengatakan seperti apa yang anaknya katakan.
Akan tetapi, Rasulullah kembali menanyakan kepada anaknya. Meskipun kaki ayahnya pincang, apabila mereka mengizinkan Insya Allah, Allah akan memberinya mati syahid.
Semangatnya untuk berjihad di jalan Allah benar-benar karena ingin mendapatkan surga. Pada akhirnya juga, kisah Amr Bin Jamuh berakhir saat ia syahid mengikuti Perang Uhud. Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa ia melihat Amr berjalan dengan kakinya dalam keadaan sehat ke surga. (Muhafid/R6/HR-Online)