Bintang raksasa merah Betelgeuse kini berada di akhir hidupnya. Ia terlihat melakukan aktivitas yang tidak biasa.
Dalam skala kosmik, bintang akan menjadi raksasa merah sebagai salah satu dari siklus kematian mereka. Kini, bintang dengan nama Betelgeuse tengah berada di tahap tersebut.
Pada tahap ini, kondisi bintang akan mengalami ketidakstabilan dan meledak, begitupun Betelgeuse. Meski demikian, Bintang Betelgeuse melakukan aktivitas yang tidak biasa setelah ledakan tersebut.
Baca Juga: Umur Bintang di Langit Dapat Diketahui Para Ilmuwan? Begini Caranya!
Aktivitas Tidak Biasa dari Bintang Raksasa Merah Betelgeuse
Pada dasarnya, setiap bintang di alam semesta ini memiliki masa hidup mereka. Bintang akan mati ketika energi mereka habis.
Sama seperti saat akan terbentuk, ketika bintang mendekati kematiannya, maka mereka akan melalui beberapa tahapan. Bintang Betelgeuse kini sedang melalui tahap tersebut.
Betelgeuse kini berada di akhir hidupnya dalam skala waktu kosmik. Bintang satu ini telah menjadi raksasa merah yang sangat besar.
Akan tetapi, bola api raksasa tersebut tampak akan melontarkan dirinya ke luar angkasa.
Para astronom ini menggunakan teleskop luar angkasa milik NASA Hubble dan observatorium lainnya untuk mengamati bintang senior satu ini, yang meledakkan sebagian permukaannya pada 2019.
Andrea Dupree dari Harvard dan Smithsonian Center di astrophysics mengatakan bahwa para ilmuwan belum pernah memiliki kesempatan untuk melihat injeksi massal besar-besaran dari permukaan bintang.
“Fenomena tersebut baru dapat kamu amati secara langsung dan detail dengan Hubble. Kami menyaksikan evolusi bintang secara realtime,” imbuhnya.
Baca Juga: Karakteristik Bintang Quasar yang Menakjubkan dan Sejarahnya!
Dampak Ledakan Bintang
Dupree sendiri merupakan penulis pertama pada paper di Astrophysical Journal yang menguraikan dampak dari ledakan bintang. Bintang raksasa merah Betelgeuse yang berada pada masa akhir akan membengkak sekitar 1 miliar mil.
Jika mengibaratkannya dengan Matahari, Betelgeuse akan meluas hingga ke orbit Jupiter. Bintang jenis ini cenderung hidup cepat.
Betelgeuse kini berusia 10 juta tahun dan dapat melakukan ledakan supernova kapan saja.
Para peneliti menyebut peristiwa 2019 sebagai “surface mass ejection” atau SME yang mirip dengan lontaran massa korona di atmosfer luar Matahari.
Namun, letusan Betelgeuse menyemburkan kurang lebih 400 miliar kali rata-rata massa CME. Hal itu membuktikan bahwa ledakan bintang raksasa sangat dahsyat.
Baca Juga: Fakta Bintang Arcturus yang Paling Terang di Rasi Bintang Bootes!
Mengalami Pemulihan
Ledakan pada Betelgeuse menciptakan awan debut di sekitar bintang yang juga memberikan titik dingin cukup besar pada permukaannya.
Akibatnya, Betelgeuse kini meredup secara signifikan. Alhasil, astronom amatir pun dapat melihat peredupan selama berbulan-bulan yang mungkin saja menjadi pendahulu bintang yang akan mengalami supernova.
Peredupan tersebut sebenarnya hanyalah bukti kecil yang terjadi. Lebih lanjut Dupree menambahkan bahwa jika Betelgeuse meledak, maka hidupnya sudah berakhir.
Faktanya, bintang itu justru kini perlahan memulihkan dirinya.
Interior bintang raksasa merah Betelgeuse melakukan hal tidak biasa, interiornya seperti memantul. Ketika bintang benar-benar meledak, itu akan terlihat jelas dari Bumi. (R10/HR-Online)