Berita Pangandaran, (harapanrakyat.com),- Alat kontrasepsi kondom ternyata tidak diminati pasangan suami istri (pasutri) di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Warga Pangandaran lebih suka menggunakan implant, KB suntik dan KB pil.
Dudung, Kabid Keluarga Berencana Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DKBP3A Pangandaran, membenarkan hal itu.
Kata dia, jumlah pengguna alat kontrasepsi kondom di Pangandaran sampai pertengahan tahun 2022 ini hanya 684 orang.
Sementara itu, alat kontrasepsi paling banyak digunakan yakni KB suntik sebanyak 26.304 orang , KB Pil 11.927 orang, implant 4.578 orang, IUD 2.793 orang, MOW 1.788, dan MOP 92 orang.
“Alat kontrasepsi jangka panjang dalam program Keluarga Berencana (KB) di Pangandaran Lebih diminati ketimbang alat kontrasepsi jangka pendek atau kondom,” ujar Dudung, Selasa (2/8/2022).
Baca juga: Melihat Tradisi Ngubyag Balong di Pangandaran dari Kades Terpilih
Dinas KB Pangandaran mencatat pasangan usia subur (PUS) per Juni 2022 sebanyak 71.751 orang dan jumlah pasangan usia subur (PUS) tidak ber KB sebanyak 24.215 orang.
Sementara tercatat jumlah peserta KB per Juni 2022 sebanyak 47.536 akseptor.
Lebih lanjut Dudung mengatakan, untuk penggunaan kondom dari program pemerintah, setiap peserta KB hanya 6 buah tiap bulannya. Karena untuk jenis alat kontrasepsi kondom sudah banyak dijual di pasaran.
“Setiap tahun, memang peserta KB kondom sangat rendah, karena dianggap tidak efektif dan sehingga kurang diminati. Bahkan, tahun 2021 peserta KB kondom di Pangandaran hanya 645 akseptor,” jelasnya.
Menurut Dudung pengurangan pengguna alat kontrasepsi kondom tidak menjadi masalah besar. Karena jangka pendek.
“Paling efektif alat kontrasepsi yang harus digunakan pasutri menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang(MKJP) yakni IUD, Implant, MOW dan MOP.
Sementara itu, untuk penggunaan kondom di luar pemerintah, tidak ada datanya. Karena saat ini sudah dijual bebas di pasaran. (Enceng/R8/HR Online/Editor Jujang)