Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Ratusan peserta ikuti seni ketangkasan adu domba di area Pamidangan Situ Leutik, Desa Cibeureum, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat setelah tiga tahun terakhir vakum.
Dalam seni ketangkasan tersebut para peserta akan memperebutkan hadiah bergengsi yang telah disediakan oleh panitia.
Ketua HPDKI Kota Banjar sekaligus panitia, Afendi Sohib mengatakan, perlombaan tersebut dibagi menjadi tiga kriteria berdasarkan timbangan.
“Secara keseluruhan ada tiga kriteria berdasarkan timbangan, yaitu di bawah 65 kilo masuk kelas C, dari 65 hingga 75 kilo kelas B, dan di atas 75 kilo itu masuk kelas A,” kata Afendi Sohib, Minggu (14/8/2022).
Menurutnya, selain kelas berdasarkan berat badan hewan, ada juga kategori kelompok, yakni utama dan favorit tempur.
“Kriterianya dari timbangan, selain itu ada dua kategori kelompok, yakni utama dan favorit tempur,” paparnya.
Sementara itu, Afendi menambahkan, ada ratusan peserta dari luar kota yang datang membawa domba jagoannya untuk ikut bertanding di Kota Banjar.
“Undangan peserta sebetulnya kebanyakan untuk Priangan Timur, seperti dari Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, Banjar, ditambah dengan Majalengka,” tambahnya.
Baca Juga: Tak Ada Pawai Alegoris 17 Agustusa, Seniman: Kami Rindu Pentas
Seni ketangkasan adu domba, lanjut Afendi, merupakan kegiatan rutin tahunan yang bisa digelar untuk memeriahkan hari jadi Kota Banjar dan memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kegiatan ini sudah yang ke berapa kali hanya kemarin memang sempat terhenti selama tiga tahun. Terakhir itu bulan Maret 2019, pokoknya setiap tahun minimal dua kali kita mengadakan acara, yakni pada momen hari jadi Kota Banjar dan 17 Agustus,” terang Afendi Sohib.
Seni Ketangkasan Adu Domba Terhalang Pandemi Covid-19 dan PMK
Menurutnya, selama tiga tahun terakhir pihaknya terkendala oleh penyebaran virus Covid-19 dan merebaknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) beberapa waktu lalu.
“Baru sekarang diadakan lagi karena memang kemarin terkendala dengan masalah pandemi Covid-19 ditambah lagi dengan wabah PMK pada hewan,” imbuhnya.
Saat ini, kata Afendi, seluruh hewan yang ikut bertanding dalam adu ketangkasan dapat dipastikan dalam kondisi sehat.
“Hewan yang ikut pertandingan bisa dipastikan sehat semua. Tidak mungkin peserta membawa hewan yang sakit dan bukan berarti kita lebih pintar dari dokter hewan,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Banjar, H. Nana Suryana menuturkan, kegiatan tersebut merupakan suatu wadah bagi para penghobi.
“Ini kan salah satu budaya ketangkasan. Selain itu juga ini sudah ke ekonomi karena di Banjar sudah banyak peternak domba Garut. Ketika ada ruang untuk acara seperti ini minat itu semakin tumbuh,” katanya.
Selanjutnya, ketika minat beli masyarakat sudah tumbuh minimal peternak di Banjar sudah memiliki lahan pasar.
“Ternyata domba dari Banjar ini sering juara di tempat lain, cuma karena ruangnya kurang akhirnya dibeli oleh orang luar. Tapi itu tidak masalah yang terpenting peternak di Banjar minimal punya lahan pasar,” pungkasnya. (Sandi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)