Tata cara puasa Asyura juga termasuk salah satu amalan sunnah untuk umat muslim.
Seperti yang sudah kita ketahui, puasa menjadi salah satu amalan yang dilakukan dengan cara menahan diri dari hawa nafsu, makan, minum, serta melakukan perbuatan yang buruk. Di mana hal tersebut dapat membatalkan niat puasa atau mengurangi pahala.
Kemudian hal tersebut pengerjaannya mulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari.
Sedangkan dalam hukum Islam sendiri puasa itu terbagi menjadi dua. Ada puasa yang hukumnya wajib serta puasa sunnah.
Puasa wajib sendiri merupakan puasa yang harus dilaksanakan oleh setiap umat muslim. Apabila puasa tersebut tidak dilaksanakan maka akan menyebabkan dosa.
Sedangkan puasa sunnah adalah amal ibadah yang boleh umat Islam lakukan guna mendapatkan pahala. Apabila seorang umat muslim tidak melaksanakan puasa sunnah tersebut, maka ia juga tidak berdosa.
Tak hanya itu saja, puasa sendiri juga termasuk dalam rukun Islam yang ketiga. Lebih tepatnya setelah sholat namun sebelum zakat.
Walaupun hukumnya sunnah, tetapi terdapat beberapa puasa yang tidak pernah Baginda Nabi tinggalkan. Sehingga amalan tersebut juga menjadi anjuran.
Apalagi jika puasa tersebut mempunyai keutamaan yang dahsyat. Sama seperti halnya dengan puasa Asyura.
baca juga: Puasa Ayyamul Bidh Tidak Berurutan Apa Boleh, Simak Ini Penjelasannya
Tata Cara Puasa Asyura dalam Ajaran Islam
Bulan Muharram telah tiba, Muharram termasuk bulan yang mulia. Pada bulan tersebut umat muslim dianjurkan melaksanakan puasa sunnah.
Salah satu puasa sunnah yang ada pada bulan Muharram adalah puasa Asyura. Pastinya nama puasa ini sudah tidak asing lagi.
Namun terkadang, masih banyak umat Islam yang belum mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan puasa sunnah tersebut. Apakah sama dengan puasa wajib atau tidak.
Ketahuilah pada dasarnya pada bulan Muharram itu memang terdapat beberapa hari yang menjadi hari spesial sehingga, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah.
Sedangkan secara bahasa, asyura itu berasal dari kata asyara yang artinya adalah 10. Puasa sunnah ini juga menjadi salah satu puasa yang Baginda Nabi anjurkan karena akan mendapatkan pahala yang besar.
Dalam hadits riwayat Muslim Rasulullah SAW bersabda, puasa yang paling utama setelah puasa wajib Ramadhan merupakan puasa pada bulan Allah yakni Muharram.
Sedangkan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat Lail. Salah satu keutamaan yang akan kita dapatkan ketika melaksanakan puasa Asyura adalah dapat menghapus dosa-dosa 1 tahun yang lalu.
Pernyataan tersebut sesuai dengan hadits riwayat Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi.
baca juga: Puasa yang Sering Dilakukan Rasulullah, Ketahui dan Amalkan Sekarang
Waktu Pelaksanaan
Sebelum membahas mengenai Bagaimana tata cara puasa Asyura sesuai dengan ajaran Islam. Tentunya sangat penting kita mengetahui kapan pelaksanaan puasa sunnah tersebut.
Sebab, jumlah hari dalam bulan Muharram itu adalah 29 sampai 30 hari. Jadi kita harus mengetahui kapan waktu paling tepat.
Tidak hanya menggunakan perkiraan saja ataupun puasa penuh pada bulan tersebut.
Perlu untuk menjadi pengetahuan bahwa puasa Asyura itu pelaksanaannya pada tanggal 10 Muharram. Tepat pada hari itu juga merupakan hari yang mulia. Hari yang bersejarah. Mengapa demikian?
Sebenarnya pada zaman Baginda Nabi dahulu, 10 Muharram itu merupakan salah satu hari yang kaum Yahudi dan Nasrani agungkan. Saat Rasulullah menganjurkan kepada para sahabat untuk melaksanakan puasa tersebut.
Para sahabat pun juga mengatakan demikian bahwa 10 Muharram adalah hari yang mulia bagi umat Nasrani dan Yahudi. Nah, guna membedakan terdapat puasa pada tanggal 9 Muharram yang banyak menyebutnya sebagai puasa Tasua.
Sehingga menjadi anjuran tersendiri, sebelum melaksanakan tata cara puasa Asyura, alangkah lebih baiknya kita melaksanakan puasa Tasua terlebih dahulu.
baca juga: Keutamaan Puasa Tasua Akan Lebih Sempurna dengan Puasa Asyura
Tata Cara yang Benar
Mengetahui tata cara puasa Asyura yang baik dan benar dan sesuai dengan ajaran agama Islam juga tidaklah cukup.
Jika sebelumnya sudah dijelaskan mengenai puasa Asyura serta Kapan waktu pelaksanaannya. Tentunya kita harus mengetahui juga bagaimana bacaan niat yang harus kita lakukan sebelum melaksanakan amal selain sunnah tersebut.
Karena pada dasarnya, bacaan niat tersebut yang akan menjadi pembeda antara puasa sunnah Asyura dengan puasa wajib. “Nawaitu shouma ghodin ‘anadaai sunnati ‘aasyuuraa lillahi ta’alla”.
Artinya adalah, “Aku menyengaja melaksanakan puasa sunnah Asyura, sebab Allah.”
Sangat mudah dan pendek bukan. Niat tersebut juga menjadi bagian dari tata cara puasa asyura yang penting.
Setelah menghafalkan niatnya, maka tata cara puasa Asyura juga sama seperti halnya puasa wajib. Harus makan sahaur, menyegerakan berbuka, dan tidak pula melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan puasa sunnah tersebut batal.
Itu saja juga tidaklah cukup. Melainkan, juga harus menghindari perbuatan yang dapat mengurangi jumlah pahala dari puasa tersebut. (Muhafid/R6/HR-Online)