Saham laggard di semester I 2022 cukup banyak. Pihak Bursa Efek Indonesia pun sudah mencatat beberapa saham yang menempati laggard.
Lantas apakah di semester selanjutnya akan masih terus melemah? Secara prospek untuk saham berbasis teknologi memang mengalami tekanan dengan suku bunga yang naik.
Perkiraan The Fed pada bulan Juli 2022 ini akan menaikkan suku bunga cukup agresif. Potensi masih akan terus menghambat dalam kurun waktu dekat.
Sedangkan untuk telekomunikasi dan barang baku menunjukkan prospek yang ternilai masih baik.
Hanya saja kondisi kini belum juga menunjukkan prioritas karena harga kebutuhan pokok terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu lama. Meski demikian, saham laggard di semester ini terus bisa para pelaku pasar amati.
Baca Juga: Pengertian Saham Bagger dan Kriterianya, Investor Wajib Tahu
Beberapa Saham Laggard di Semester I 2022
Desy Israhyanti, Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas melakukan pengamatan secara prospek pada beberapa saham. Termasuk yang berbasis teknologi, komunikasi, dan pangan.
Namun ada beberapa saham yang laggard pada perdagangan semester pertama. Beberapa saham yang terus diamati kurang lebih ada 3.
Desy sendiri juga memberikan penjelasan terhadap semua saham tersebut. Adapun beberapa saham yang masih diamati antara lain:
Baca Juga: Cara Menghitung Market Cap Saham, Definisi, Faktor dan Contohnya
TLKM
Saham laggard di semester I 2022 salah satunya yaitu TLKM. Saham ini sebagai market leader pada bidang industri. Sehingga jangkauannya akan jauh lebih luas.
Outlook industri juga terlihat lebih baik ke depannya. Apalagi dengan strategi yang cukup inovatif serta keuangan didukung oleh konsolidasi. Membuat anak usaha semakin prospektif.
Ada anak usaha yang baru listing dan dapat membagikan dividen saat ini. Anak usaha dari TLKM kabarnya akan meng-IPO-kan pergerakan dalam data center.
ARTO
Sedangkan untuk saham laggard di semester I 2022 selanjutnya yaitu ARTO.
ARTO memiliki ekosistem bisnis yang kuat. Bank digital pertama ini juga bisa mencetak keuntungan.
Manajemen dengan track recorder yang proven ini telah meluncurkan lini bisnis syariah. Potensi lini bisnis tersebut cukup besar di Indonesia.
Baca Juga: Saham GOZCO Plantations Semakin Turun Sejak Periode Pertama 2022
ANTM
ANTM sendiri juga bernilai sebagai saham dengan potensi memegang porsi paling besar dari suplai nikel. Saat ini banyaknya kebutuhan akan baterai listrik membuat saham ANTM kembali berkembang.
ANTM dengan Indonesia Battery Corporation membentuk usaha patungan dengan perusahaan asing. Keduanya akan bekerja sama untuk membentuk smelter sebagai bagian dari program hilirisasi dari pihak pemerintah.
Dari analisa yang terus ada, saham laggard masih berpotensi untuk mengalami tekanan jual. Hal ini terjadi seiring dengan proyeksi pada IHSG.
Selain itu, pelaku pasar bisa menggunakan strategi buy on weakness selama bulan Juli-Agustus.
Dari sektor perbankan ada fase pemulihan yang biasanya lebih dulu naik dari sektor lain. Adapun beberapa saham laggard di semester I 2022 yang dijagokan antara lain EMTK, ARTO, TLKM, BBYB, INTP, dan ANTM. (R10/HR-Online)