Putra Nabi Nuh yang durhaka juga mempunyai kisah keteladanan nabi yang bisa kita jadikan renungan untuk terus memperbaiki ahlaq. Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Nuh merupakan nabi yang ketiga.
Nama asli dari Nabi Nuh adalah Abdul Ghofar atau Yasykur. Ia adalah putra dari Lamik bin Matta bin Idris as.
Sejarah mengenai Nabi Nuh juga terdapat dalam Al Quran. Tepatnya berada dalam Al Quran surat Al-Ankabut ayat 14.
Artinya adalah sungguh Allah telah mengutus Nuh dan kaumnya kemudian mereka tinggal selama 1000 tahun kurang 50 tahun. Kemudian mereka dilanda banjir yang besar sedangkan mereka itulah orang-orang yang dholim.
Baca juga: Keteladanan Nabi Nuh Mengajarkan Kesabaran dan Setia Kepada Allah
Seperti yang sudah kita ketahui juga bahwa Nabi Nuh merupakan salah satu Rasul Ulul Azmi. Mukjizat yang ia miliki adalah bisa membuat kapal besar ketika dilanda banjir bandang.
Bukan hanya mempunyai kewajiban untuk menasehati kaum Nabi Nuh yang menyimpang dari ajaran agama Islam. Tetapi tantangan yang berat Nabi Nuh juga ketika mendapati istri dan anaknya ternyata tidak mau mengikuti ajaran yang Nabi Nuh ajarkan.
Bisa dikatakan istri dan anaknya Nabi Nuh merupakan orang yang durhaka terhadap ajaran Allah dan memilih menjadi pembangkang.
Putra Nabi Nuh yang Durhaka, Kan’an
Seperti yang sudah kita ketahui juga bahwa putra Nabi Nuh yang membangkang atau tidak mau mengikuti ajaran dari Ayahnya adalah Kan’an.
Dalam kisah nabi Allah ini, Ibnu Abbas menyatakan bahwa jarak antara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah 10 abad.
Ketika itu, semua umat patuh kepada Allah SWT. Namun saat masa Nabi Nuh, mereka menyembah berhala.
Nabi Nuh juga hidup bersama dengan masyarakat yang dahulu pernah mendapatkan tuntunan dari Nabi Idris. Setelah Nabi Idris meninggal, umat manusia mulai kehilangan tujuan hidupnya dan tidak lagi mempunyai keyakinan.
Baca juga: Nabi yang Membelah Lautan, Musa yang Sabar & Percaya Kepada Allah
Sebab itulah, Allah mengutus Nuh untuk menyadarkan mereka. Dalam sejarahnya, Nabi Nuh juga mempunyai banyak anak.
Tetapi Kan’an adalah anak yang tertua. Mempunyai adik yang bernama Yafith, Sam, dan Ham.
Karena mempunyai tugas untuk menyadarkan umatnya yang durhaka serta menyekutukan Allah, sudah pasti nabi Nuh berusaha dengan sekuat tenaga untuk menyadarkan kaumnya yang sudah terlalu jauh dari kebenaran serta terjerumus dalam kesyirikan.
Tetapi apa yang menjadi usaha dari Nabi Nuh tersebut tidak membuahkan hasil. Sebab, mereka tidak menerima ajakan baik dari nabi Allah tersebut.
Nabi Nuh malah dicaci maki serta mereka tertawakan dan juga ejek.
Kedurhakaan Anaknya
Mengapa dalam kisahnya terdapat putra Nabi Nuh yang durhaka? Tepat sekali, Allah memberikan perintah kepada Nuh untuk membuat kapal.
Padahal ketika Allah memberikan perintah tersebut, keadaan sedang kering dan tidak ada hujan ataupun banjir.
Namun karena ketaatannya, membuat kapal tersebut menggunakan peralatan dan kayu. Mengetahui hal tersebut ternyata terdapat banyak orang yang mencibir serta mencaci.
Mereka mengatakan bahwa Nuh bodoh. Hal yang demikian itu ternyata membuat anaknya malu.
Hal tersebut juga sudah termasuk kedurhakaan dari Kan’an. Selama berdakwah ternyata umatnya memilih untuk tutup telinga dan tidak mau mengikuti ajaran dari nabi Allah tersebut.
Suatu hari, karena sudah lama berdakwah tetapi perbuatan kaumnya masih seperti itu, Nabi Nuh berdoa kepada Allah.
Ia meminta untuk Allah melimpahkan azab kepada mereka. Sebab itulah Allah memberikan perintah juga kepada Nuh untuk membuat kapal yang dianggap gila oleh kaumnya.
Baca juga: Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom yang Menyimpang dari Ajaran Islam
Bahkan hal tersebut juga membuat anak dan istrinya malu. Tetapi di samping itu, Allah justru mengabulkan permohonan untuk mendatangkan banjir bandang.
Allah berfirman dalam Al Quran surat Hud ayat 40 yang artinya adalah apabila perintah kami telah datang dan dapur sudah memancarkan air kami berfirman, masuklah ke dalam bahtera tersebut masing-masing binatang sepasang jantan dan betina, dan keluarga kecil yang sudah terdahulu percaya dengan ketetapan Allah dan menguatkanlah pula mereka orang-orang yang beriman. Tidak beriman mereka yang tidak bersama dengan Nuh.
Nabi Nuh, kaumnya yang beriman, dan warga yang percaya terhadap ajarannya menaiki kapal tersebut. Namun tidak untuk istri dan putra Nabi Nuh yang durhaka yakni Kan’an.
Padahal banjir sangat dahsyat bahkan Nabi Nuh mendapati anaknya, kemudian ia mengajak, tetapi sang anak tetap menolak dan memilih hanyut terbawa air.
Menghindari Sifat Tercela dari Kan’an
Setelah mengetahui bahwa putra Nabi Nuh yang durhaka, tentunya baik sebagai orang tua ataupun anak, Anda tidak menginginkan hal tersebut terjadi.
Kan’an adalah sosok manusia yang tidak beriman kepada Allah. Meskipun yang berada di dekatnya adalah seorang utusan Allah, bahkan itu adalah ayahnya sendiri.
Jadi untuk para orang tua perlu sekali menanamkan akidah Islam kepada anak-anaknya sejak dini.
Menjadi kewajiban bagi para orangtua untuk memperhatikan serta mendidik anak-anaknya supaya tidak terjerumus dalam hal yang sifatnya kafir.
Memberikan pendidikan yang berupa akidah, ibadah, serta akhlakul karimah. Karena tanpa adanya seorang ayah, anak itu bukanlah siapa-siapa.
Jadi terdapat banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kisah putra Nabi Nuh yang durhaka tersebut. (R10/HR-Online)