Puasa ayyamul bidh tidak berurutan? Apakah boleh kita melakukan puasa sunnah dengan cara yang seperti itu?
Pernahkah Anda melakukan amalan sunnah tersebut? Jika memang sudah pernah, bagaimana cara Anda melakukannya? Apakah berpuasa secara berurutan atau tidak?
Jika tidak berurutan, pernahkah Anda berpikir apakah puasa tersebut akan Allah terima?
Perlu Anda ketahui bahwasannya puasa ayyamul bidh merupakan salah satu amalan sunnah yang menjadi anjuran dari baginda Nabi Muhammad SAW. Umumnya puasa tersebut jatuh setiap tanggal 13, 14, dan 15 pada bulan Hijriyah.
Untuk bulan Juni ini puasa tersebut jatuh pada tanggal 13 sampai dengan 15 Juni tahun 2022. Tak sedikit orang yang dengan ikhlas mengamalkan amalan sunnah tersebut.
Salah satu hal yang menyebabkan mereka melakukan amalan sunnah tersebut adalah karena cinta. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa amalan sunnah itu hukumnya tidak wajib, siapapun boleh melakukan.
Ada yang mengatakan seseorang yang melakukan amalan sunnah itu berarti ia mencintai Rasulullah SAW. Sehingga hal tersebut menjadi bukti atas kecintaan orang tersebut kepada baginda Nabi SAW.
baca juga: Puasa Ayyamul Bidh, Inilah Keutamaannya yang Wajib Diketahui!
Puasa Ayyamul Bidh Tidak Berurutan, Bolehkah?
Mengenai dalil tentang puasa ayyamul bidh terdapat dalam hadits riwayat Bukhari nomor 1178 yang artinya adalah Rasulullah SAW memberikan wasiat kepadaku mengenai tiga nasihat yang aku tidak meninggalkannya sampai aku mati.
Pertama adalah berpuasa 3 hari pada setiap bulannya, kemudian yang kedua mengerjakan sholat dhuha, dan yang ketiga sholat witir sebelum tidur. Sedangkan dalam hadits riwayat Bukhari nomor 1979, artinya puasa pada tiga hari setiap bulannya itu merupakan puasa sepanjang tahun.
Baginda nabi juga mengatakan bahwa apabila engkau ingin berpuasa 3 hari pada setiap bulan, maka lakukan pada tanggal 13, 14 dan 15 tepatnya pada bulan Hijriyah.
Dalam sabda Nabi Muhammad SAW juga mengatakan bahwa puasa ayyamul bidh tersebut juga sama seperti halnya puasa setahun. Umumnya Rasulullah SAW mengerjakan puasa tersebut ketika ia tidak bepergian atau sedang perjalanan.
Tetapi dalam hal ini juga dikecualikan untuk puasa pada tanggal 13 Dzulhijjah karena merupakan bagian dari hari Tasyrik.
Amalan mengenai puasa ayyamul bidh ini juga selalu baginda nabi lakukan sampai ia wafat. Apabila mengacu pada sebelumnya, hal ini juga merupakan wasiat darinya.
Puasa pertengahan bulan ini juga seringkali disebut sebagai puasa mutih. Tetapi untuk kuasa mutih yang merupakan persamaan dari puasa ayyamul Bidh ini berbeda dari puasa mutih pada umumnya, yang biasanya dilakukan oleh orang Jawa.
Sebab orang Jawa yang mengatakan puasa mutih itu hanya makan nasi dan air putih saja.
baca juga: Puasa yang Sering Dilakukan Rasulullah, Ketahui dan Amalkan Sekarang
Cara Pelaksanaan
Terdapat banyak keutamaan yang akan kita dapatkan apabila kita bisa mengamalkan apa yang sudah nabi SAW wasiatkan tersebut.
Namun untuk mempermudah diri kita sendiri dalam melakukannya, tentunya kita harus banyak mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan amalan puasa sunnah tersebut. Salah satunya adalah puasa ayyamul bidh tidak berurutan apakah boleh?
Nah, seringkali kita mendapatkan pertanyaan akan hal tersebut. Padahal baginda nabi sendiri sudah mengatakan bahwa puasa pertengahan bulan tersebut dilakukan pada tanggal 13,14 beserta 15.
Puasa ayyamul Bidh itu bisa Anda lakukan pada tanggal berapa saja. Asalkan tetap berurutan, meskipun yang afdol itu tanggal 13 sampai dengan 15.
Para ulama juga mengatakan bisa, asalkan berurutan tidak harus pada tanggal 13 sampai dengan 15. Misalnya Anda memilih tanggal 1 sampai 3 atau tanggal 7 sampai 9.
Namun alangkah lebih baiknya jika puasa pertengahan bulan tersebut Anda lakukan secara berurutan tidak selang seling. Maka dengan demikian itu, adanya pertanyaan mengenai puasa ayyamul bidh tidak berurutan berarti tidak boleh.
Apabila dalam pelaksanaannya puasa ayyamul bidh terdapat halangan ataupun uzur, maka juga boleh menggantinya di hari yang lain tapi harus dalam bulan Hijriyah yang sama secara berurutan, tidak pada bulan yang berbeda.
Sudah sangat jelas bukan penjelasan mengenai cara pelaksanaan atau kapan waktu terbaik kita melaksanakan puasa tersebut?
baca juga: Puasa Sunnah di Bulan Muharram Memiliki Keutamaan dan Pahala Besar
Keutamaan Puasa Mutih
Salah satu hal yang menyebabkan seseorang mau melakukan amalan sunnah adalah ketika ia sudah mengetahui apa keutamaan yang akan mereka dapatkan ketika melakukan amalan tersebut.
Perlu Anda ketahui bahwa salah satu keutamaan yang akan Anda dapatkan ketika menjalankan amalan sunnah ini adalah sama seperti halnya dengan puasa sepanjang tahun. Jadi Anda juga akan mendapatkan limpahan pahala dari Allah SWT.
Allah juga mengatakan bahwa siapapun yang datang dengan kebaikan, maka untuknya pahala dengan 10 kali lipatnya. Maka 1 hari = 10 hari.
Bukan hanya itu saja, seperti sudah menjadi pengetahuan umum bahwa siapapun yang ingin masuk surga melalui pintu Ar Royyan, berarti ia merupakan seseorang yang rajin menjalankan puasa, entah itu puasa wajib maupun sunnah.
Dengan niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia.
Jadi setelah anda mendapatkan jawaban mengenai puasa ayyamul bidh tidak berurutan merupakan sesuatu yang tidak afdol ataupun kurang baik, jangan lupa juga meniatkan segala sesuatu itu hanya untuk Allah. (Muhafid/R6/HR-Online)