Berita Tasikmalaya, (harapanrakyat.com),- Proyek pembangunan pedestrian Jalan Cihideung atau dikenal juga dengan proyek Malioboro Kota Tasikmalaya, Jawa Barat membuat pedagang kaki lima dan juru parkir (jukir) merana.
Saluran sepanjang 7 meter di Jalan Cihideung, telah dikerjakan beberapa hari lalu. Juru parkir dan juga pemilik toko di kawasan tersebut mengaku dirugikan dengan adanya pengerjaan pedestrian Jalan Cihideung.
Baca Juga: Kisruh Proyek Malioboro Tasikmalaya, Anggaran 4,4 M Harus Selesai 110 Hari
Salah seorang petugas parkir, Yanto mengatakan, proyek penggalian membuat parkiran yang biasa dijaganya tergusur. Tidak ada kendaraan parkir, lantaran lapak parkir yang selama ini dirinya kelola telah digali.
“Merana Pak, tidak ada penghasilan tempat mencari nafkahnya digali,” katanya, Rabu (27/7/2022).
Yanto mengaku mengantongi Rp 100 ribu per hari dari lapak parkir yang dijaganya. Namun penghasilannya itu kini tak ada lagi seiring pembangunan Malioboro Tasikmalaya.
“Biasa mendapatkan uang parkir per hari sekitar 100 ribu. Namun imbas adanya pengerjaan proyek kali ini saya tidak mendapatkan uang sama sekali, akibat tidak ada kendaraan yang parkir,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang PKL yang berada di depan galian, Rendi mengatakan imbas pengerjaan proyek penggalian jalan, sudah mulai dirasakan. Tokonya kini jadi sepi pembeli.
“Sepi sekali pak, dengan pengerjaan proyek ini, sangat berimbas sekali terhadap penurunan omzet, adanya pengerjaan proyek pedestrian, membuat susah jualan,” katanya.
Rendi berharap pemerintah memberikan solusi, atas dampak dari pengerjaan proyek pedestrian di kawasan Jalan cihideung.
“Jika Jalan tersebut ditutup akan berdampak terbatasnya akses aktivitas pembeli, maupun masyarakat di kawasan Cihideung,” pungkasnya. (Apip/R7/HR-Online/Editor-Ndu)