Investasi saham perbankan big caps menunjukkan rekomendasinya. Saham ini masih mendominasi deretan dengan market cap jumbo. Sepanjang bulan Juli ini Indeks Harga Saham Gabungan dominan berada pada zona merah.
Data yang ada pada hari jumat kemarin 8 Juli 2022 IHSG berada pada level 6.740,22 dari sebelumnya akhir Juni pada posisi 6.911,58. Ada beberapa saham yang terjual sehingga menjadi laggard IHSG.
Berdasarkan catatan bursa saham ada 10 teratas laggard IHSG bulan ini. Saam 10 teratas tersebut dijual dengan banyaknya sentimen negatif yang membayangi pasar modal.
Mulai dari sentimen global yang terkait pada kekhawatiran resesi, inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga The Fed. Selain itu, juga dipengaruhi adanya konflik Rusia-Ukraina yang tidak juga selesai hingga saat ini.
Sentimen negatif membuat para pelaku pasar lebih menghindari aset risiko moderat yang rendah risiko. Dengan adanya hal ini membuat investasi saham perbankan big caps yang likuid dan mudah mendapatkan kembali cash.
Baca Juga: Tantangan Investasi di Indonesia, Ternyata Ini 4 Faktor Pengaruhnya
Investasi Saham Perbankan Big Caps Masih Mendominasi
Kapitalisasi pasar IHSG mencapai angka Rp 8.976 triliun. Saham perbankan masih menduduki posisi teratas dengan market jumbo di atas Rp 100 triliun.
Kenaikan yang terjadi seiring dengan naiknya harga saham perbankan yang cukup besar. Prospek dari saham perbankan big 4 ini ditopang dari kinerja laporan keuangan yang cukup baik tahun lalu.
Emiten perbankan yang besar akan mampu menghasilkan laba bersih meski pandemi terus berlangsung. Perkiraan kinerja perbankan masih tetap solid di tengah naiknya suku bunga Bank Indonesia.
Saa suku bunga naik maka suku bunga kredit, tabungan dan deposito juga akan naik seiring berjalannya waktu. Namun sebaliknya jika suku bunga turun juga ikut berpengaruh.
Adapun beberapa investasi saham perbankan big caps yang naik cukup signifikan. Saham tersebut mulai dari PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).
Baca Juga: Tahapan Investasi Startup yang Harus Dilakukan oleh Seorang Founder
Rekomendasi Saham Laggard IHSG
Terjadinya IHSG yang berada di zona merah, ada sejumlah saham yang berhasil terjual dan menjadi laggard IHSG. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia berikut ini ada beberapa deretan saham tersebut.
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
- Perusahaan Astra International Tbk (ASII)
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
- Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
- Perusahaan United Tractors Tbk (UNTR)
- PT Bank Jago Tbk (ARTO),
- dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Baca Juga: Investasi Bebas Pajak di Tengah Dividen Termasuk Sukuk dan Obligasi
Aksi jual yang dilakukan oleh para pelaku pasar atas saham big caps disebabkan oleh adanya kondisi global yang tidak mendukung.
Misalnya saja melemahnya nilai tukar rupiah, kebaikan inflasi, pengetatan kebijakan moneter pada bank sentral dan tensi geopolitik. Meski IHSG berada di zona merah, namun investasi saham perbankan big caps masih berada pada posisi teratas. (R10/HR-Online)