Gerhana matahari dari luar angkasa terlihat sangatlah menakjubkan. NASA baru saja membagikan gambar terjadinya fenomena tersebut.
Seperti gerhana pada umumnya, terlihat bahwa gerhana matahari yang terjadi di luar Bumi pun membuat sang bintang utama tertutupi bayangan.
Melalui pesawat luar angkasa Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA, peristiwa menakjubkan ini terabadikan.
Baca Juga: Jenis Gerhana Matahari dan Bagaimana Proses Terjadinya
Melihat Gerhana Matahari dari Luar Angkasa
Selama ini gerhana cukup sering terjadi di Bumi dan sudah bukan sesuatu yang aneh lagi. Namun, apa jadinya jika gerhana terlihat dari luar angkasa?
Pertanyaan tersebut terjawab sudah setelah NASA membagikan gambar yang mereka tangkap mengenai gerhana yang terjadi di luar angkasa.
Satelit Solar Dynamics Observatory merupakan wahana luar angkasa milik Badan Antariksa Amerika yang berjasa dalam pengambilan gambar gerhana dari luar angkasa.
Pesawat luar angkasa tersebut memang memiliki misi untuk mengamati matahari. Ketika gerhana terjadi, tentu saja pesawat luar angkasa tersebut bisa mendapatkan gambar yang menakjubkan.
Baca Juga: Fenomena Gerhana Matahari Total, Proses Terjadi dan Dampaknya
Menutupi 67% Matahari
Lantas, bagaimana penampakannya? Seperti gerhana yang terlihat dari Bumi, gerhana yang terlihat dari luar angkasa juga menciptakan sisi gelap karena matahari yang tertutup oleh objek di depannya.
Pada puncak gerhana, bulan berhasil menutupi 67% bagian matahari dan pegunungan bulan diterangi oleh api bintang raksasa tersebut.
Misi Satelit Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA
SDO yang menapak gerhana matahari dari luar angkasa ini biasanya mengamati matahari di antariksa atau radiasi di luar angkasa sebagai sumber cuaca, yang juga mempengaruhi Bumi.
Adapun aspek yang SDO pelajari berupa bintik matahari, medan magnet matahari, dan aspek lainnya yang akan mempengaruhi aktivitas selama siklus 11 tahun reguler.
“Tugas dari SDO adalah mengamati aktivitas dari matahari yang menyebabkan cuaca ruang angkasa, pengukuran interior, medan magnet, atmosfer, serta keluaran dari energi pesawat ruang angkasa. Lalu semuanya bekerja membantu kita dalam memahami bintang tersebut,” tulis NASA.
Satelit Solar Dynamics Observatory (SDO) pertama kali NASA luncurkan di bulan Februari 2010 dan menjadi bagian jaringan pesawat ruang angkasa surya milik NASA dan mitranya, yakni National Oceanic dan Atmospheric Administration (NOAA).
Matahari juga akhir-akhir sedang cukup aktif di awal siklus yang seharusnya mencapai puncak pada 2025 mendatang.
Para ilmuwan tertarik mengikuti kisah asal mula dari jilatan api matahari dan juga ejeksi massa kornalnya yang menyertai berbagai partikel bermuatan. Sehingga menciptakan aurora indah di Bumi jika CME mengarah ke planet ini.
Baca Juga: Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020 Bisa Diamati di Sebagian Indonesia
Biasanya CME ini juga tidak berbahaya, namun ledakan yang kuat dapat mengganggu satelit, saluran listrik, hingga infrastruktur lainnya.
Sejak peluncurannya, Satelit Solar Dynamics Observatory (SDO) ini sudah sangat berjasa dalam mengabadikan aktivitas Matahari. Kini SDO kembali memperlihatkan bagaimana penampakan gerhana matahari dari luar angkasa yang menakjubkan. (R10/HR-Online)