Bursa saham juara dunia kebal krisis ekonomi hingga inflasi. Ada beberapa saham yang mengalami koreksi meski negaranya sedang krisis ekonomi.
Saham menjadi instrumen investasi yang cukup populer dan banyak peminatnya. Hanya saja untuk kondisi saham sebuah emiten tentu tidak selalu dalam kondisi baik.
Seperti halnya saat ini pasar saham yang sedang bergejolak. Mayoritas indeks saham acuan global mengalami koreksi sepanjang tahun. Namun hal ini tidak terjadi pada semua saham.
Seperti halnya indeks saham Turki, padahal kondisi negaranya sedang dilanda krisis ekonomi. Dapat disimpulkan jika perusahaan tersebut termasuk dalam bursa saham juara.
Baca Juga: Bursa Saham Asia Jelang Akhir Pekan Mengalami Pergerakan Bervariasi
Turki Menjadi Bursa Saham Juara Dunia yang Kebal
Indeks saham acuan Turki masih saja dalam kondisi yang baik. Padahal saham Turki BIST 100 mengalami kenaikan dengan catatan angka yang melesat hingga 30,1%. Hal ini terjadi pada sepanjang tahun.
Sehingga bisa dipastikan jika indeks saham memiliki kinerja terbaik di dunia. Padahal dalam kondisi yang bersamaan negara Turki sedang dilanda krisis ekonomi dan tingkat inflasi tinggi.
Pada bulan Juni 2022 lalu indeks saham Turki mengalami kenaikan sebesar 78,62% yoy. Bahkan menjadi negara G20 dengan tingkat laju inflasi tinggi.
Meski inflasi terus mengalami peningkatan, namun bank central Turki enggan untuk menaikkan suku bunga acuan. Kondisi ini dikarenakan otoritas moneternya tidak memiliki independensi.
Apalagi Recep Tayyip Erdogan sebagai seorang presiden yang anti suku bunga tinggi mengakibatkan mata uang Lira anjlok. Lira melemah cukup besar hingga 30% sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Saham Masuk Watchlist Bursa Memiliki Kriteria yang Sudah Ditentukan
Kenaikan Obligasi Negara
Indeks saham Turki menjadi bursa saham juara dunia di tahun ini. Meski krisis ekonomi dan tingginya inflasi tidak mempengaruhi kondisinya. Namun karena tidak adanya kenaikan suku bunga membuat Lira melemah.
Salah satu faktor yang mengakibatkan reli pasar saham yaitu kenaikan obligasi negara. Meski inflasi naik cukup tinggi, harga surat utang naik hingga penurunan imbal hasilnya.
Sepanjang tahun ini obligasi negara Turki turun 519 basis poin. Turunnya hal ini karena kebijakan bank sentral yang memberikan aturan bank-bank harus membeli surat utang negara. Saat harganya naik tentu yield akan turun.
Surat utang menjadi salah satu instrumen yang cukup menarik. Hal ini karena surat utang minim risiko. Selain itu, surat utang negara juga cenderung risk free secara teoritis membuat bursa saham juara dunia.
Saat yield mengalami penurunan membuat investasi pada instrumen pendapatan tetap menjadi kurang menjanjikan. Hal ini membuat investor memilih aset lainnya yang lebih berisiko untuk memaksimalkan keuntungan.
Sehingga saham menjadi salah satu instrumen tepat yang menjadi pilihan. Kenaikan harga surat utang Turki membuat pasar saham tidak sebenarnya memiliki fungsi yang lebih.
Hal ini terjadi akibat intervensi kebijakan dan Turki menjadi bursa saham juara dunia meski negaranya sedang mengalami krisis. (R10/HR-Online)