Berita Pangandaran (harapanrakyat.com),- Ratusan perahu milik para nelayan Pangandaran, Jawa Barat, kini nganggur tak bisa melaut. Mereka lebih baik memilih beristirahat ketimbang mengambil risiko pergi melaut.
Dian salah seorang nelayan mengungkapkan, bahwa alasan memilih istirahat karena dua faktor. Pertama karena faktor cuaca yang kurang bersahabat dan migrasi hewan laut.
“Kondisi seperti ini sudah berlangsung tiga bulan lamanya. Sehingga tidak sedikit nelayan yang nganggur tak bisa melaut,” ucapnya kepada HR Online, Sabtu (11/6/2022).
Sehingga, sambungnya, jika nelayan memaksakan untuk melaut maka hasilnya pun akan nihil. Bahkan malah rugi, karena biaya operasional seperti bahan bakar tidak tertutupi oleh hasil melaut.
Namun meski begitu, ia mengaku bahwa masih ada beberapa nelayan yang pergi melaut seperti dirinya. Akan tetapi, saat melaut itu pun hanya berjarak 5 kilometer dari bibir pantai.
“Biasanya jika kondisi cuaca normal, maka bisa pergi menangkap ikan sejauh 7 hingga 15 kilometer dari bibir pantai,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Rasmin, salah seorang nelayan lainnya. Menurutnya, karena cuaca tidak bersahabat, maka tidak sedikit perahu yang nganggur tak bisa melaut.
“Semenjak cuaca di pantai selatan kurang bersahabat, saya lebih memilih rehat dan memperbaiki perahu serta jaring,” katanya.
Akan tetapi, terkadang ia pun memaksakan diri melaut. Meski memang hanya di bawah 5 kilometer saja. “Karena jika lebih, maka risikonya cukup tinggi,” ucapnya.
Sementara itu, akibat faktor cuaca dan banyaknya para nelayan yang nganggur tak bisa melaut, maka hal tersebut sangat berdampak ke TPI Minasari Pangandaran.
Biasanya jika sedang normal hasil lelang mencapai 2-4 kuintal per malam. Namun semenjak kondisi paceklik, maka lelang di TPI Minasari hanya di bawah seratus kilo. (Entang/R5/HR-Online/Editor-Adi)