Klasifikasi kelas luminositas pada bintang yang ada sudah sesuai dengan pita horizontal dan diagonalnya.
Pita tersebut sudah tercantum pada diagram HR yang sesuai dengan ukuran bintang.
Adapun kelas luminositas ini mendapatkan label dengan angka Romawi, mulai dari I hingga V dengan ciri yang berbeda.
Baca Juga: Bintang Muda HD 166191 Dikelilingi Awan, Tertangkap Teleskop Spitzer
Inilah Klasifikasi Kelas Luminositas Bintang
Klasifikasi Yerkes atau yang juga terkenal sebagai klasifikasi MKK berasal dari inisial pengembangnya pada tahun 1943 silam.
Mereka adalah William Wison Morgan, Edith Kellman, dan Phillip C. Keenan yang berasal dari Yerkes Observatory. Klasifikasi Yerkes ini terbentuk berdasarkan dari ketajaman garis spektrum yang peka terhadap gravitasi yang permukaan bintang miliki.
Adapun gravitasi permukaan berkaitan dengan luminositas, yakni merupakan fungsi dari jari-jari pada bintang.
Kelas luminositas pada dasarnya sesuai dengan pit horizontal dan diagonal pada diagram HR. Ini sudah sesuai dengan ukuran bintangnya.
Baca Juga: Bintang Alpha Centauri Tetangga Matahari Terdekat, Ada Kehidupan?
Label Klasifikasi Luminositas
Klasifikasi kelas ini diberikan label dengan angka Romawi dari I hingga V. Label I berisi bintang super raksasa, label II merupakan raksasa terang, III berisi raksasa biasa, IV merupakan bintang sub raksasa, dan V adalah bintang yang termasuk deret utama biasa.
Selanjutnya, klasifikasi spektral yang lengkap untuk sebuah bintang dengan menentukan kelas spektral dan kelas luminositasnya.
Sebagai contoh, bintang terdekat dari alpha Centauri akan masuk ke dalam klasifikasi bintang G2V. Hal itu memiliki arti bahwa bintang deret utama (V) kelas spektral G2 (perantara G dan K tetapi cenderung lebih dekat ke G dalam deret spektral).
Tidak sampai di situ, klasifikasi kelas luminositas juga kadang terbagi lagi. Contoh lainnya adalah kelas Ia dan Ib yang masing-masing merupakan supergiant terang dan supergiant kurang terang.
Label perantara dalam klasifikasi, seperti IV-V memang khusus untuk bintang deret utama yang sangat bercahaya tetapi penggunaannya hanya sesekali.
Misalnya, bintang Altair yang masuk ke dalam klasifikasi sebagai A7IV-V. Ini memiliki arti bahwa kelas spektranya adalah A7 dan kelas luminositasnya berupa perantara antara deret utama (V) dan subgiant (IV).
Baca Juga: Bintang Tunggal Earendel Terjauh Berhasil Tertangkap Teleskop Hubble
Bintang Urutan Utama G2V
Ada begitu banyak bintang di alam semesta ini. Sebagai bintang, mereka dapat kita klasifikasikan menurut luminositas dan kelas spektralnya.
Fungsi dari klasifikasi ini adalah tentu saja untuk lebih mudah dalam pendataannya. Setiap galaksi bisa memiliki jutaan bintang.
Untuk bisa tercatat dengan rapi, maka mereka akan masuk dalam klasifikasi yang memiliki ciri-ciri tertentu.
Salah satu bintang deret utama yakni tipe spektroskopi G2 adalah Matahari. Bintang utama tata surya kita ini memiliki kombinasi warna dan kelas luminositas Matahari yang berupa G2.
Kelas tersebut sama dengan berbagai bintang yang berada di dekat alpha Centauri.
Jenis spektral G2 berarti memiliki warna kuning hingga putih dan berada di label klasifikasi kelas luminositas V berupa bintang deret utama dalam pembakaran hidrogen. (R10/HR-Online)