Ibu Nabi Ismail, dalam sejarah Islam juga menjadi sosok yang terkenal. Beliau mempunyai kisah yang bisa dijadikan teladan.
Berbicara tentang ibunya Nabi Ismail berarti juga harus membicarakan kisah tentang Nabi Ibrahim AS, karena memang Ibrahim dengan Ismail mempunyai kaitan yang atau hubungan yang sangat erat. Lebih tepatnya Ibrahim itu merupakan ayah dari Nabi Ismail.
Pernahkah mendengar kisah Siti Hajar? tepat sekali dia adalah istri dari nabi Ibrahim, adalah sosok perempuan yang sangat cantik, sabar, dan mulia.
Selain itu ia juga terkenal sebagai sosok yang tak ada dalam beribadah dan tidak mengeluh, tidak menyerah serta senantiasa berbuat kebaikan.
Berbicara tentang Nabi Ibrahim, beliau adalah nabi ke-6 yang wajib untuk kita imani. Kisahnya juga terdapat dalam Alquran.
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail juga menjadi teladan yang baik untuk kehidupan manusia. Salah satunya adalah kesabaran beliau yang harus menjalankan perintah dari Allah SWT. Atau lebih tepatnya harus menyembelih anaknya sendiri.
Baca juga: Sarah Istri Nabi Ibrahim Paras dan Akhlak Cantik, Teladan Bagi Muslimah
Ibu Nabi Ismail As, Anak Ibrahim
Dalam sejarah Islam mengatakan, bahwa Siti Hajar itu sebelumnya merupakan seorang budak yang membantu Siti Sarah, yang merupakan istri dari nabi Ibrahim. Pada zaman dahulu, Siti Sarah itu datang dari Kan’an guna menemani Nabi Ibrahim Mekkah.
Pada saat itu juga, salah satu hajat dari Siti Sarah belum terpenuhi. Tetapi usianya semakin hari justru semakin bertambah.
Perasaan cintanya kepada sang suami juga membuatnya berpikir memberikan seorang anak lelaki sebagai generasi penerus perjuangannya kelak.
Dengan tujuan tersebut, karena Sarah tidak bisa memberikan keturunan maka, Ia pun meminta Siti Hajar untuk menikah dengan Nabi Ibrahim.
Dari pernikahan tersebut, Siti Sarah juga berharap bahwa hajar bisa memberikan keturunan.
Ternyata benar, setelah hajar menikah dengan Ibrahim, ia hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Ismail.
Dengan demikian itu berarti ibu Nabi Ismail adalah Siti Hajar. Sedangkan ayahnya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Ka’bah, Perjuangan Keras Ibrahim dan Ismail
Dibuang Ke Lembah yang Gersang
Tapi ternyata kebahagiaan keluarga Ibrahim tidak sampai di situ saja. Justru kelahiran Ismail itu menyebabkan Siti Sarah merasa cemburu.
Karena kecemburuan tersebut Siti Sarah juga berjanji tidak mau lagi tinggal dengan hajar serta anaknya dalam satu atap.
Sebagai seorang suami yang adil tentunya Ibrahim tidak mau istrinya beserta anaknya kenapa-napa.
Lantas Ibrahim menyuruh ibu Nabi Ismail beserta putranya menuju ke tanah Mekah. Setelah mendapatkan perintah dari suaminya, mereka pun menempuh perjalanan yang jauh.
Ibrahim dan istrinya tersebut juga bergantian menggendong Ismail kecil sampai di tanah Mekah. Pada saat itu juga keadaan kota Mekah kering dan tandus, seperti tidak ada kehidupan karena tidak ada pohon, tidak ada air dan sepi dari manusia.
Setelah sampai Ibrahim meninggalkan istrinya di sebuah bukit berwarna merah di bekas rumah yang sudah tua. Setelah memastikan keberadaan istri dan anaknya kemudian Ibrahim segera meninggalkan keduanya.
Sebagai seorang ayah dan suami pastinya Ibrahim juga tidak rela jika harus meninggalkan ibu Nabi Ismail beserta putranya tersebut, ketika ia harus meninggalkan keduanya, Ibrahim tidak pernah menoleh sedikitpun.
Walaupun dirinya sangat sedih dan menangis ketika mendengar istrinya terus memanggil namanya.
Mengetahui sang suami tidak menoleh membuat Hajar kemudian mengejar suaminya dan mengatakan, ke mana engkau akan pergi suamiku? Apakah engkau akan meninggalkan kami di padang pasir yang tidak ada kehidupan ini? Dan apakah ini juga merupakan perintah Allah?
Mendengar pertanyaan dari sang istri kemudian Ibrahim menjawab, benar. Kemudian Siti Hajar mengatakan, apabila Benar Allah tentunya tidak akan membiarkan kami.
Baca juga: Mukjizat Nabi Ibrahim Alaihissalam, Berikut Ini Penjelasannya untuk Anda
Air Zam-zam
Sepeninggal sang suami, ibu Nabi Ismail selalu berdoa untuk keselamatan hidupnya serta putranya.
Ia hanya Berserah diri kepada Allah karena percaya apa yang dilakukan Ibrahim merupakan perintah dari Allah Yang Maha Kuasa.
Ia juga percaya bahwa Allah akan selalu menolong hambanya ketika dalam kesusahan. Sehingga tidak ada alasan untuknya untuk tidak percaya terhadap apa yang sudah Allah janjikan.
Waktu begitu cepat berlalu. Hingga Pada suatu hari terdengarlah tangisan Ismail yang merasa kehausan.
Sebagai seorang ibu tentunya Siti Hajar melakukan segala hal untuk mencari minum. Istri Nabi Ibrahim tersebut keliling dari bukit Safa ke Marwah dan sebaliknya sampai 7 Kali. Namun sayangnya hajar tidak menemukan seteguk air.
Di tengah kegelisahan serta keputusasaan seorang Siti Hajar, membuat ia berdoa kepada Allah untuk memberikan yang terbaik bagi kehidupannya.
Lantas ia melihat kaki Sang putra bergerak-gerak. Tumitnya dihentakkan ke tanah yang gersang tersebut. Hajar menganggap bahwa perilaku putranya tersebut adalah sesuatu yang sifatnya wajar.
Tapi secara tiba-tiba ibu Nabi Ismail tersebut terkejut dan heran karena hentakan tumit Ismail tersebut mengeluarkan air yang deras.
Tidak berpikir panjang kemudian hajar segera memberikan minum kepada putranya. Pada saat itulah mata air tersebut disebut sebagai mata air zam-zam. Mata air itu juga yang membantu ibu Nabi Ismail beserta putranya bertahan hidup. (Muhafid/R6/HR-Online)