Berita Banjar (harapanrakyat.com),- Dua warga terjangkit DBD (demam berdarah dengue), Dinas Kesehatan Kota Banjar, Jawa Barat, langsung melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan penyemprotan atau fogging untuk mencegah terjadinya penularan.
Kedua warga yang terjangkit gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu berada di Lingkungan Langkaplancar, RT 3, RW 1, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Banjar, dr. Ika Rohantika mengatakan, dua warga yang terjangkit penyakit DBD itu sudah berlangsung sekitar 4 hari lalu. Namun saat ini kondisinya sudah sembuh setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit.
Dua warga tersebut terdiri dari satu orang dewasa dan satu masih anak-anak. Selain itu, sebanyak dua orang warga di lingkungan yang sama juga mengalami gejala demam dengue (DD).
“Untuk antisipasi penyebaran, tadi sudah melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan fogging oleh petugas,” kata dr. Ika Rohantika kepada HR Online, Jumat (13/05/2022).
Dengan adanya temuan kasus DBD tersebut, lanjutnya, maka berdasarkan data yang ada sejak Januari sampai bulan April 2022 tercatat ada sebanyak 37 kasus warga yang terjangkit DBD.
Baca Juga : Kadinkes Kota Banjar Imbau Masyarakat Waspada Penyakit Hepatitis Akut
Kasus DBD di Kota Banjar Tertinggi Bulan Maret
Adapun rinciannya, bulan Januari 7 kasus, Februari nol kasus, Maret 21 kasus, dan bulan April sebanyak 8 kasus. Sedangkan, yang meninggal tercatat 1 kasus, yaitu pada bulan April lalu.
“Kasus tertinggi pada bulan Maret dan untuk yang meninggal itu anak usia 12 tahun. Kejadiannya sudah satu bulan yang lalu,” terangnya.
Ia pun mengingatkan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Serta membersihkan tempat yang berpotensi menjadi tempat timbulnya jentik nyamuk.
Termasuk membersihkan bak mandi dan tempat penampungan air secara rutin. Karena, timbulnya nyamuk bukan hanya karena faktor musim penghujan, tapi kurangnya menjaga kebersihan.
“Menjaga kebersihan lingkungan, terutama tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat timbulnya jentik-jentik nyamuk untuk pencegahan,” pungkas dr. Ika. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor-Eva)