Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Tim Badan Hisab Rukyat Daerah (BHRD) Kota Banjar, Jabar, mengeluhkan kondisi alat teropong bulan atau teleskop hibah dari Pemkot yang digunakan dalam penentuan 1 ramadan 1443 H di Gunung Putri Lapas Banjar, Jumat (1/4/2022).
Teleskop tersebut dikeluhkan karena dinilai sudah usang dan tertinggal, sehingga tidak maksimal untuk digunakan dalam pemantauan hilal.
Ketua BHRD Kota Banjar, Badar Ismail, mengatakan, alat teropong atau teleskop yang digunakan saat ini merupakan hibah dari Pemkot Banjar sekitar 11 tahun yang lalu.
Sehingga kondisinya sudah tertinggal dan tidak maksimal ketika digunakan untuk pemantauan hilal. Apalagi saat ini sudah banyak teropong yang lebih modern.
“Alat itu sudah dari 11 tahun yang lalu belum pernah diganti. Jadi sudah kurang memadai. Harus dikalibrasi,” kata Badar Ismail kepada wartawan usai pemantauan hilal.
Lanjutnya membandingkan, misalnya alat teropong yang digunakan saat ini tidak bisa bergerak secara otomatis mengikuti arah gerak matahari.
Berbeda ketika menggunakan alat yang terbaru dan banyak digunakan untuk pemantauan hilal. Sudah bisa bergerak secara otomatis.
Baca juga: Penentuan Awal Ramadan di Kota Banjar, Hilal Tidak Terlihat
“Untuk alat teropong itu harus dikalibrasi. Tidak bisa bergerak secara otomatis mengikuti gerak matahari. Berbeda dengan yang terbaru,” ujarnya.
Pemkot Banjar Akui Teropong BHRD Harus Diganti
Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) 1 Kota Banjar Nur Sa’adah mengakui, alat teropong yang digunakan tim BHRD tersebut sudah kurang memadai dan perlu diganti dengan yang lebih modern.
Untuk itu, pihaknya akan menyampaikannya apa yang menjadi aspirasi dari Tim BHRD agar bisa segera ditindaklanjuti.
“Nanti akan kami sampaikan ke Walikota untuk ditindaklanjuti. Semoga nanti untuk pemantauan bulan Syawal atau tahun depan sudah bisa terealisasi,” katanya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Banjar, Muhammad Maulana, berharap Pusat Observasi Bulan (POB) Gunung Putri, bukan hanya digunakan untuk pemantauan hilal saat momen hari besar keagamaan saja.
Akan tetapi, juga bisa dimanfaatkan untuk ajang pelatihan rukyatul hilal oleh ormas keagamaan maupun akademisi, mahasiswa dan kalangan pelajar.
“Kami harap Pusat Observasi Bulan di Lapas Banjar ini bisa digunakan untuk berbagai pelatihan astronomi. Kami dari Lapas siap untuk memfasilitasi,” katanya. (Muhlisin/R8/HR Online/Editor Jujang)