Sisa umur Matahari kabarnya sudah bisa dihitung. Apa yang akan terjadi jika pusat tata surya tersebut mati?
Alam semesta ini memiliki banyak sekali komponen di dalamnya. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat manusia tinggali.
Bumi bergerak mengelilingi sebuah bintang besar bernama Matahari bersama dengan tujuh planet lainnya. Plante-planet dekat Matahari ini akhirnya menciptakan satu sistem yang bernama tata surya.
Matahari sebagai bintang utama memiliki peran yang sangat penting. Namun, saat ini muncul perkiraan sisa hidup Matahari. Apa yang akan terjadi menjelang kematiannya?
Baca Juga: Misi MUSE dan HelioSwarm Baru NASA Menuju Matahari, Untuk Apa?
Perkiraan Sisa Umur Matahari
Para ilmuwan berhasil memperkirakan sisa masa hidup Matahari. Perlu Anda ketahui bahwa Matahari adalah bintang biasa.
Ia terlihat besar karena jaraknya yang dekat dengan Bumi. Sebagai bintang, tentu Matahari memiliki masa hidup. Ia akan mati ketika tidak ada lagi bahan bakar untuk menghasilkan energi di dalamnya.
Saat ini muncul perkiraan umur hidup Matahari yang tersisa 10 miliar tahun lagi. Pusat tata surya tersebut kini memang sudah berusia 4,6 miliar tahun.
Meski umur Matahari hanya tersisa sekitar 10 miliar tahun, tetapi Matahari akan mengalami beberapa perubahan fase menjelang kematiannya. 5 miliar tahun dari sekarang, bagian luar Matahari akan menyusut dan kemudian membesar kembali.
Matahari akan menjadi lebih besar dari ukuran sebelumnya, bahkan hingga mencapai Mars. Itu artinya, Bumi akan tertelan Matahari.
Namun, itu dengan catatan bahwa masih ada kehidupan di Bumi. Sebab, prediksi lain menyebut bahwa Bumi hanya akan bertahan hingga 1 miliar tahun ke depan.
Baca Juga: Misi MUSE dan HelioSwarm Baru NASA Menuju Matahari, Untuk Apa?
Apa yang Terjadi dengan Bumi Saat Matahari Mati?
Terdapat sebuah tim peneliti yang memprediksi proses kematian Matahari. Penelitian pada tahun 2018 tersebut mengungkap nebula akan menjadi gelembung gas dan debu bercahaya saat mendekati sisa umur Matahari.
“Ketika sebuah bintang mati, maka akan mengeluarkan gas dan debu yang bernama selubung ke luar angkasa. Selubung tersebut dapat mencapai setengah dari massa bintang dan akan mengungkap inti mereka pada titik berjalan, kehabisan bahan bakar, dan mati,” tulis salah satu penulis makalah Universitas Manchester dan astrofisikawan, Albert Zijlstar.
Ia juga mengatakan bahwa akan ada selubung bersinar yang keluar dari inti panas Matahari 10 ribu tahun dari sekarang. Saat itu jugalah nebula terlihat.
Saat Matahari mati, kehidupan di Bumi tidak akan langsung menyadarinya. Laman Futurism mengatakan bahwa manusia baru akan menyadari Matahari yang mati 8,5 menit kemudian.
Pada saat manusia menyadari hal itu, maka Bumi sudah menjadi malam selamanya. Selanjutnya Bumi akan melakukan perjalanan antar bintang di kecepatan 18 mil per detik.
Saat Matahari mati, suhu Bumi akan menurun drastis. Pada minggu pertama, suhu akan menjadi 0, kemudian -100 hingga nantinya menjadi -240 derajat Celcius.
Baca Juga: Potret Matahari dari Jarak Dekat Paling Menakjubkan Milik NASA dan ESA
Bumi memang masih akan menyimpan sedikit panas dari intinya. Akan tetapi, kehidupan tidak akan sama lagi. Tidak hanya Bumi yang akan terdampak ketika sisa umur Matahari habis, melainkan juga seluruh benda-benda di sekitarnya, mulai dari bulan, planet lain, dan objek pantulan cahaya lain. (R10/HR-Online)