Sejarah puasa Ramadan, nyatanya masih banyak orang yang belum mengetahui. Dalam ajaran agama Islam, ibadah puasa itu didasarkan pada sumber Al Quran yang merupakan sumber utama.
Kemudian dari hadits, juga ada kesepakatan dari para ulama atau ijma’. Sebelum adanya kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa, Rasulullah SAW beserta para sahabat sudah mendapatkan perintah untuk mengerjakan puasa tersebut.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa melaksanakan puasa sebulan penuh ketika bulan Ramadan itu hukumnya wajib. Terlebih bagi umat muslim yang sudah baligh dan berakal sehat.
Mereka wajib melaksanakan puasa selama 29/30 hari. Perintah tersebut ada sejak tahun kedua Hijriyah.
Baca juga: Marah Membatalkan Puasa, Jangan Sampai Rugi, Simak Penjelasannya!
Puasa tersebut merupakan ibadah menahan lapar dan haus. Seperti arti dalam firman Allah surat Al Baqarah ayat 183 bahwa amalan tersebut sudah dilakukan oleh umat terdahulu yang terdapat di berbagai belahan dunia.
“Wahai orang-orang yang beriman wajib atas kalian berpuasa, sebagaimana juga sudah diwajibkan atas orang-orang terdahulu supaya kamu bertakwa.”
Meskipun pada saat itu praktek serta waktunya berbeda-beda.
Sejarah Puasa Ramadan dalam Islam
Kebanyakan dari kita, memang sudah mengetahui keutamaan menjalankan puasa wajib tersebut. Tidak hanya itu saja, mereka juga sangat antusias menyambut datangnya bulan suci dan penuh keberkahan tersebut.
Paham akan apa yang harus mereka lakukan pada bulan tersebut dan juga mengetahui apa saja yang menjadi penyebab batalnya puasa tersebut.
Tapi, bukankah semua itu tidak lengkap tanpa kita mengetahui sejarah adanya puasa wajib atau Ramadan. Apakah Anda merupakan salah satunya?
Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan Islam, berikut ini sejarah singkat tentang puasa.
Perlu Anda ketahui, sebelum ada kewajiban untuk menjalankan puasa penuh pada bulan Ramadan, Uswatun Hasanah kita menjalankan puasa Asyura. Lebih tepatnya puasa pada tanggal 10 Muharram.
Dengan begitu, bahwa sejarah puasa Ramadan bermulai dari sini. Hal yang Nabi Muhammad SAW lakukan tersebut sama seperti pada umumnya orang-orang Quraisy.
Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah, dulu hari Asyura itu merupakan hari bagi orang-orang Quraisy berpuasa ketika masa jahiliyah. Rasulullah SAW juga melakukan hal tersebut.
Sebenarnya sebelum ada Islam, dalam agama Yahudi dan Nasrani itu puasa sudah menjadi salah satu bentuk ibadah. Sebelum Nabi Muhammad juga terdapat nabi terdahulu yang sudah mengajarkan ibadah puasa.
Baca juga: Mimpi Basah Saat Puasa, Bagaimana Hukumnya?
Dengan begitu berarti Allah sudah menyuruh kaum jahiliyah guna melakukan ibadah puasa Ramadan meskipun mereka menentangnya.
Orang Yahudi dan Nasrani Mencela
Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjalankan ibadah puasa Asyura saja. Melainkan dalam hadits riwayat Abu Daud Rasulullah juga berpuasa tiga hari setiap bulannya atau puasa ayyamul bidh.
Bermula ketika kaum muslimin di bawah komando Nabi Muhammad SAW hijrah menuju Madinah. Pada saat itu juga nabi sudah rajin menjalankan puasa ayyamul bidh dan pada bulan Muharram.
Kendati demikian, mengetahui akan hal tersebut orang-orang Yahudi serta Nasrani malah mencela perbuatan yang Nabi Muhammad lakukan. Tahukah Anda apa yang menjadi penyebabnya?
Tepat sekali, karena mereka menganggap bahwa Nabi Muhammad itu melakukan hal yang sama dengan ibadah mereka.
Dengan begitu berarti sejarah puasa Ramadan itu sebenarnya sudah ada dari nabi sebelum Nabi Muhammad. Seperti pada penjelasan sebelumnya, meskipun cara melakukan serta waktunya itu terdapat perbedaan.
Baca juga: Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 183 Tentang Kewajiban Puasa
Tetapi ketahuilah setelah terjadinya kejadian tersebut, Allah menurunkan perintah puasa yang terdapat dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 183 tersebut untuk seluruh umat muslim.
Tidak hanya surat Al Baqarah ayat 183 saja, tetapi juga ayat 184. Arti dalam ayat 184 tersebut bagi mereka yang tidak berpuasa beberapa hari maka wajib menggantinya dengan membayar fidyah, yakni memberi makan orang miskin.
Meninggalkan Puasa Asyura
Barangsiapa yang ingin melakukan puasa Asyura maka berpuasalah. Tapi Bagi siapapun yang tidak mau melaksanakan puasa tersebut, maka puasa Asyura bisa mereka tinggalkan.
Ketahuilah, pertama kali menjalankan ibadah puasa wajib, umat Islam itu wajib berpuasa sampai datangnya waktu salat Maghrib. Setelah itu mereka boleh berbuka dengan makan, minum, ataupun melakukan hal yang lainnya.
Dengan demikian, jangan sampai kita menjadi umat muslim yang hanya mengetahui keutamaannya saja. Tetapi sebaiknya juga mengetahui sejarah puasa Ramadan itu sendiri. (R10/HR-Online)