Saham Surya Citra Media mendapatkan sentimen positif dari perkembangan bisnis digital.
Saat ini dunia digital semakin berkembang. Dengan begitu, bisnis digital pun diprediksi akan semakin cemerlang di tahun 2022 ini.
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang merupakan perusahaan media dengan pangsa pemirsa tertinggi di Indonesia tentu terkena dampaknya.
Baca Juga: Cara Menghitung Valuasi Saham Paling Jitu dan Akurat
Peluang Positif Saham Surya Citra Media
Emiten saham SCMA baru saja merilis kinerja keuangan mereka untuk tahun buku 2021. SCMA terlihat membukukan kinerja yang cukup positif.
Pada kuartal keempat tahun 2021, emiten milik PT Surya Citra Media Tbk ini telah mencatatkan pendapatan kurang lebih sebesar Rp 1,5 triliun. Jumlah tersebut naik 6,7% secara kuartalan.
Perolehan pendapatan SCMA yang fantastis tersebut menjadikan pendapatan sepanjang 2021 mereka menjadi Rp 5,9 tiruliun atau naik sebesar 16,3% secata year on year.
Sementara itu, dari sisi bottom linenya, emiten media ini mengantongi laba bersih mencapai Rp 283 miliar. Meski cukup besar, namun jumlah tersebut ternyata turun sebesar 15,8% secara kuartalan.
Akan tetapi, secara kumulatif laba bersih SCMA sudah naik menjadi Rp 1,3 triliun dengan EPS growth dinilai +17,4% yoy sepanjang tahun 2021.
Baca Juga: Daftar Saham Telekomunikasi Terbaik untuk Investasi di Tahun 2022
Prediksi Pertumbuhan SCMA di Tahun 2022
Farras Farhan, analis Samuel Sekuritas dalam risetnya 13 April mengungkapkan bahwa pencapaian Surya Citra Media sudah setara dengan 102.2% dari estimasi Samuel Sekuritas dan 100.9% proyeksi konsensus.
Ferras meyakini bahwa di tahun 2022 ini akan ada pertumbuhan laju yang berbeda antara lini bisnis digital dan Free To Air (FTA) milik SCMA.
Di sisi lini bisnis digital, SCMA baru mendapatkan investasi senilai US$ 150 juta. Hal itu membuat mereka memiliki post money valuation mencapai US$ 900 juta.
Saat ini juga Video.com sudah mengantongi lisensi tayangan sepakbola terpopuler, yakni FIFA World Cup 2022 dan English Premier League. Hal tersebut selama tiga musim yang akan menjadi outlook positif.
“Hal ini akan mendorong pertumbuhan dari SCMA. Kami juga melihat OOH dan segmen digital dapat mengalami pertumbuhan hingga 138% yoy tahun ini,” ujar Farras.
Hanya saja, saat ini pendapatan saham Surya Citra Media mayoritas masih berasal dari lini bisnis FTA. Lalu tidak sesignifikan bisnis digital dengan prediksi pertumbuhan hanya 5,1% yoy pada tahun ini.
Baca Juga: Scalping Saham Gorengan, Pemula Wajib Tahu Prinsip Dasarnya
Rekomendasi Saham SCMA
Farras memperkirakan pendapatan SCMA pada tahun 2022 ini hanya akan bertambah sebesar 17,6% yoy menjadi Rp 6.9 triliun. Sementara itu, ia juga memprediksikan laba bersih SCMA yang akan mencapai Rp 1,93%.
“Adanya keterbatasan pertumbuhan pendapatan FTA sejalan dengan adanya potensi tertekannya belanja untuk iklan akibat dari meningkatnya beban input perusahaan FMCG dan peningkatan suku bunga,” imbuhnya.
Terlebih, saat ini masyarakat akan mulai melalui masa transisi dari televisi analog ke digital. Dengan berbagai sentimen yang ada, akhirnya Farras masih dapat mempertahankan rekomendasi beli saham SCMA.
Namun, Farras telah menurunkan target harga untuk beli saham Surya Citra Media yang awalnya Rp 490 per saham menjadi Rp 340 per saham. (R10/HR-Online)