Saham emiten batubara overweight menjadi pemicu beberapa perusahan lainnya yang ikut memperoleh keuntungan. Salah satunya emiten semen yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar produksi.
Broker Mirae Asset Sekuritas Indonesia telah memperkirakan jika saham tersebut mengalami overweight. Adapun beberapa alasan mengapa PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menjadi andalan.
Kenaikan harga batubara bisa saja menekan emiten semen berkat analis dari Ciptadana Sekuritas Asia Michael Filbery. Hal ini juga dapat terlihat jika pandangan negatif terhadap laba kotor emiten semen juga akan naik.
Terjadi akibat kenaikan beban pada bahan bakar dan energi per ton secara kuartalan. Apalagi kini kondisi pasar semen domestik masih berada pada posisi kelebihan pasokan.
Sehingga untuk menaikkan harga pasarnya masih sensitif terhadap pangsa pasar. Kondisi saham emiten batubara overweight juga berdampak pada kondisi pemain sektor semen.
Baca Juga: Tips Memilih Saham IPO untuk Investasi Jangka Panjang di Tahun 2022
Rata-Rata Kenaikan Saham Emiten Batubara Overweight
Kondisi saat ini batubara mengalami overweight yang kembali ditetapkan kenaikan harganya oleh Ciptadana Sekuritas. Asumsi harga rata-rata batubara tahun ini pada level US$ 180 per ton dari sebelumnya US$ 140 per ton.
Adanya kenaikan harga tersebut bukan tanpa alasan. Faktor krisis ekonomi di Eropa akibat konflik antara Rusia dan Ukraina menjadi salah satu alasan mengapa hal ini terjadi.
Meski demikian, kondisi ini juga diambil positif bagi emiten tambang batubara. Di mana mereka mendapat rejeki akibat kenaikan tersebut.
Rating overweight menyusul naik yang terpasang pada Trimegah Sekuritas pada tahun 2022-2024.
Rata-rata mulai dari US$105, US$ 90, dan US$ 80 per ton menjadi US$200, US$ 160, dan US$ 130 per ton.
Saham emiten batubara overweight ini diperkirakan akan bertahan kurang lebih 1-2 tahun mendatang.
Baca Juga: Saham Emiten Rumah Sakit Peluang Pertumbuhan Semakin Besar
Faktor Pendukung Kenaikan Harga Batubara
Saham emiten batubara overweight kira-kira akan terus berlanjut beberapa tahun ke depan. Akibat dampak pertikaian antar dua negara di Eropa ini membuat beberapa emiten ikut terkena dampaknya.
Adapun beberapa alasan mengapa hal ini terjadi.
- Kekhawatiran terhadap aspek environmental, social, and governance (ESG). Sehingga mengakibatkan pasokan batubara mengalami pengurangan. Apalagi untuk dukungan investasi terhadap emiten tersebut mengalami keterbatasan.
- Sedangkan untuk alasan kedua yaitu permintaan batubara global yang solid. Hal ini karena batubara menjadi bahan bakar yang memiliki harga ekonomis daripada gas.
- Permintaan tenaga listrik yang tinggi dalam jangka panjang juga menjadi alasan batubara terus mengalami kenaikan harga.
- Selain itu, masih adanya sanksi perdagangan yang Rusia dapatkan, mengakibatkan dampak 16% ekspor batubara termal dunia.
Baca Juga: Cara Mengatasi Saham Nyangkut, Berikut Ini Penyebab Terjadinya!
Saham ITMG menjadi salah satu emiten yang memiliki dividend yield cukup tinggi. Bahkan pada penutupan global emiten tersebut berada pada posisi Rp 27.275/saham.
Ini yang alasan mengapa saham emiten batubara overweight untuk tahun ini hingga beberapa tahun mendatang. Sehingga dampaknya akan terasa pada beberapa emiten, salah satunya yaitu sektor semen. (R10/HR-Online)