Rekomendasi saham Adhi Karya (ADHI) menjelang Right Issue, para analis beberkan. Demi menyongsong ekonomi yang lebih baik, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sudah menargetkan perolehan kontrak baru mereka.
Adapun target kontrak mereka pada tahun 2022 ini mencapai Rp 24 triliun hingga Rp 28 triliun. Bagaimana menurut para analis?
Baca Juga: Saham Net Buy Asing, IHSG Semakin Menguat
Kata Analis Terkait Rekomendasi Saham ADHI
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membeberkan target kontrak mereka pada tahun 2022 ini. Menanggapi hal itu, Analis dari Investindo Nusantara Sekuritas, yakni Pandhu Dewanto menilai bahwa mungkin target akan sulit tercapai.
Ia melihat dari kinerja PT ini dalam tiga tahun terakhir yang selalu gagal dalam memenuhi target kontrak baru. Hal itu tentunya juga tidak lepas dari adanya pandemi Covid-19 pada tiga tahun terakhir.
Banyak proyek ADHI yang tertunda karena pandemi. Meski begitu, jika tahun ini beberapa proyek dapat berjalan kembali, maka akan ada peningkatan signifikan di sejumlah proyek baru mereka.
“Kami melihat target manajemen yang cukup tinggi, dengan begitu tidak terlalu merasa optimis bahwa pada tahun ini perseroan dapat mencapainya,” kata Pandhu.
Lebih dari itu, Pandhu juga menyebut bahwa sektor industri masih memiliki beberapa tantangan di tahun ini. Seperti anggaran infrastruktur yang turun 5% dari tahun 2021 dan potensi kenaikan inflasi.
Baca Juga: PPN Transaksi Saham Naik Jadi 11% Per 1 April 2022, Apa Pengaruhnya?
Sentimen Positif Rencana Right Issue ADHI
Meski terdapat beberapa tantangan yang bisa menjadi sentimen negatif untuk ADHI, namun rencana right issue yang akan mereka lakukan tampaknya bisa menjadi sentimen positif untuk rekomendasi saham ADHI.
ADHI memang berencana untuk melakukan right issue sejumlah maksimal 7,2 miliar lembar atau setara dengan 66% beredar saat ini.
Jika menggunakan asumsi harga saat ini, potensi dana yang bisa ADHI peroleh dari right issue bisa mencapai sekitar p 5,4 triliun. Dana tersebut dirasa cukup untuk melunasi utang obligasi ADHI sekitar Rp 3,75 triliun.
Akan tetapi, agar saham tetap bisa terserap oleh pasar, Pandhu menyarankan manajemen ADHI perlu menurunkan harga eksekusi di bawah pasar.
“Potensi harga eksekusi di kisaran Rp 550 – Rp 650 agar menarik minat pasar,” imbuh Pandhu.
Hal itu juga Johan Trihantoro sampaikan, ia adalah analis Pilarmas Investindo Sekuritas. Ia menambahkan bahwa aksi right issue akan memperkuat struktur dari keuangan ADHI dan mendukung kapasitas usaha mereka.
Selain itu, Johan juga melihat bahwa perbaikan kondisi pandemi akan menjadi angin segar untuk segala sektor konstruksi.
Sementara itu dari sisi fundamental, Pandhu menyebut beban utang ADHI sudah terlalu tinggi dan harus segera diperbaiki. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa outlook ADHI saat ini masih netral.
Baca Juga: Tape Reading Saham, Teknik Analisa Pergerakan Saham
Dengan begitu, Pandhu menyarankan untuk wait and see terlebih dahulu untuk saham ADHI . Karena profitabilitasnya masih cukup berat meski secara valuasi relatifnya termasuk murah.
Di sisi lain, Johan menilai rekomendasi saham ADHI masih menarik untuk koreksi dengan target harga Rp 1.150 per saham. (R10/HR-Online)