Potret Matahari dari jarak dekat memiliki visual menakjubkan. ESA dan NASA adalah dua badan astronomi yang berhasil mengambil gambar Matahari dari jarak dekat.
Esa bersama dengan NASA memamerkan gambar Matahari yang mereka ambil secara menakjubkan.
Pengambilan gambar pusat tata surya tersebut melalui pesawat luar angkasa dengan hasil resolusi tinggi berupa korona, cakram penuh, dan atmosfer luar.
Baca Juga: Ledakan Besar Matahari di Sepanjang Februari 2022, Apa Dampaknya?
Hasil Potret Matahari dari Jarak Dekat
Melansir dari ESA pada Sabtu (2/4/2022), gambar Matahari dari jarak dekat berhasil mereka ambil melalui EUI atau Extreme Ultraviolet Imagerbersama dengan instrumen Spectral Imaging of the Coronal Environment (SPICE).
Gambar yang SPICE ambil mewakili potret Matahari penuh pertama dari sejenisnya dalam 50 tahun terakhir ini. Sejauh ini gambar tersebut menjadi yang terbaik.
SPICE mengambil gambar Matahari dengan bantuan panjang gelombang Lyman-beta dari sinar ultraviolet yang gas hidrogen pancarkan. Gambar berhasil Solar Orbiter ambil saat berada pada jarak kurang lebih 75 juta kilometer ke Matahari.
Solar Orbiter sendiri merupakan sebuah misi luar angkasa sebagai bukti kerjasama internasional antara ESA dan NASA.
Baca Juga: Misi MUSE dan HelioSwarm Baru NASA Menuju Matahari, Untuk Apa?
Hasil Gambar yang Berkualitas Tinggi
Selain SPICE, teleskop resolusi tinggi EUI juga ikut mengambil potret Matahari dari jarak dekat. Teleskop tersebut menghasilkan resolusi spasial yang begitu tinggi.
Pada jarak sedekat itu, dibutuhkan mozaik dari 25 gambar individu untuk menutup seluruh Matahari. Gambar mosaik mereka ambil satu per satu selama lebih dari empat jam.
Secara total, hasil akhir potret Matahari dari jarak dekat berisi lebih dari 83 juta piksel dalam petak 9148 x 9112 piksel. Sebagai perbandingan, hasil gambar memiliki resolusi sepuluh kali lebih baik daripada TV 4K.
EUI mengambil potret Matahari, pada saat itu panjang gelombang mencapai 17 nanometer di sekeliling ultraviolet ekstrem spektrum elektromagnetik. Alhasil, EUI berhasil mengungkap atmosfer Matahari bagian atas yang terpanas, yakni korona.
Permukaan tersebut memiliki suhu hingga satu juta derajat Celcius, sedangkan permukaan Matahari lain hanya sekitar 5.000 derajat Celcius.
Kemudian pada pukul 2 (gambar dari Bumi untuk skala) dan di tepi Matahari posisi pukul 8, terlihat filamen gelap tampak menonjol ke permukaan.
Tonjolan tersebut cenderung meletus sehingga melemparkan sejumlah besar gas korona ke luar angkasa dan menciptakan ‘cuaca antartika’.
Dalam rangkaian potret Matahari dari jarak dekat melalui SPICE, terlihat beberapa warna yang memperlihatkan tingkat suhu bagian Matahari.
Baca Juga: Tabrakan Dua Matahari, Terdeteksi di Konstelasi Cygnus
Warna ungu dengan gas hidrogen pada suhu 10.000 derajat Celcius dan biru yang menjadi karbon pada 32.000 derajat Celcius.
Sedangkan warna hijau yang merupakan oksigen ada pada 32.000 Celcius, dan kuning ke neon pada 630.000 derajat Celcius.
Potret Matahari dari jarak dekat ini Solar Orbiter ambil pada 7 Maret 2022 saat melintasi garis Matahari dan Bumi. Pada tanggal 26 Maret 2022, Solar Orbiter mencapai tonggak misi lain, yakni di dalam orbit Merkurius untuk merekam data angin Matahari. (R10/HR-Online)