Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita TerbaruPeristiwa Perang Kamang, Keluarga Bung Hatta Jadi Korbannya

Peristiwa Perang Kamang, Keluarga Bung Hatta Jadi Korbannya

Peristiwa perang Kamang yang terjadi pada 15 Juni 1908 merupakan sejarah yang tak terungkap semenjak Indonesia merdeka.

Padahal peristiwa ini terjadi dekat dengan kampung Bung Hatta, yakni di Kamang, Agam, Sumatera Barat.

Keluarga Bung Hatta sendiri yang menjadi korbannya. Tentara kolonial Belanda pernah menangkap sang paman bernama Idris.

Penangkapan tersebut terjadi karena tentara kolonial menuduh Idris sebagai mata-mata pemicu terjadinya perang Kamang.

Baca Juga: Jenis Santet Terganas di Indonesia, Susuk Konde Paling Mengerikan

Adapun yang menjadi penyebab terjadinya perang Kamang yaitu penetapan pajak pada perkebunan yang semakin meningkat.

Sementara hasil dari perundingan pemerintah kolonial, dan pemangku adat masyarakat Bukittinggi, selepas politik etis terealisasi maka pajak tidak berlaku lagi.

Peristiwa Perang Kamang Menewaskan 100 Orang

Menurut Moh. Hatta dalam buku, Bukittinggi – Rotterdam lewat Betawi, peristiwa perang Kamang telah menewaskan korban sebanyak 100 orang, (Hatta, 2011: 12).

Sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka sebanyak 20 orang. Sisanya mengalami pemenjaraan kurang lebih sebanyak 30-50 orang.

Perang yang terjadi karena menuntut penurunan pajak ini terjadi tahun 1908. Kala itu Bung Hatta masih berumur 6 tahun.

Ia ingat betul bagaimana saat itu dua kelompok masyarakat yang terdiri dari laki-laki, dan perempuan ikut memerangi pemerintahan kolonial.

Mereka menggunakan senjata tradisional seperti, senjata parang, rencong, dan sabit. Semangat mereka tak luntur meski lawannya menenteng senapan.

Keluarga Bung Hatta Jadi Korban Peristiwa Kamang

Peristiwa perang Kamang, adalah sebuah sejarah kelam keluarga Bung Hatta. Paman dari wakil presiden kedua RI ini menjadi bulan-bulanan represif tentara kolonial.

Baca Juga: Taktik Tentara Jepang Kalahkan Belanda di Indonesia dalam Waktu 8 Jam

Ia menceritakan bagaimana sikap tentara kolonial bertindak sangat represif. Laki-laki, dan perempuan yang turut berperang menjadi sasaran penangkapan.

Begitupun dengan pamannya yang bernama Idris, serdadu marsose itu menyiksanya hingga babak belur karena tertuduh menjadi mata-mata pemicu peristiwa perang Kamang.

Tentara Marsose membangun pos penjagaan dekat dengan jembatan rumah keluarga Bung Hatta. Tempat tersebut menjadi salah satu saksi bisu penyiksaan tawanan.

Tak jarang tentara kolonial menghunuskan pedang tajamnya itu pada korban yang membangkang. Apabila interogasi tak puas, mereka tak segan membunuh terduga pelaku.

Masyarakat Kampung Kamang Terdiskriminasi

Tidak hanya keluarga besar yang menjadi korban, ternyata penghuni satu kampung desa Kamang terdiskriminasi karena berani membangkang kebijakan kolonial.

Tetangga Bung Hatta sering mengalami situasi ini yang berakhir pada penyiksaan. Para tentara kolonial yang beringas, tak jarang menikam masyarakat Kamang dari belakang.

Pada beberapa kesempatan bentuk diskriminasi ini terjadi dengan mempermalukan moral masyarakat Kamang.

Tentara Marsose membentak mereka depan masyarakat Bukittinggi. Tak jarang tempat umum seperti pasar, lapangan bola, dan perkotaan terpilih untuk mempermalukan mereka.

Idris pernah bercerita pada Bung Hatta, jika suatu malam ia pergi ke pos penjagaan Marsose, ia menemukan selongsong peluru bekas yang terbalut darah segar.

Entah siapa lagi yang menjadi korban pembunuhan pos jaga Marsose itu, yang pasti mereka adalah pembangkang kebijakan kolonial seperti masyarakat Kamang.

Pembunuhan tersebut bersifat rahasia, karena pada waktu itu kebijakan politik balas budi sedang berjalan.

Baca Juga: Belanda Hitam yang Malang, Kisah Orang Afrika jadi Serdadu di Jawa

Siapapun yang membunuh dapat kena pidana, oleh sebab itu tentara Marsose memilih untuk menyembunyikan peristiwa tersebut.

Apabila peristiwa pembunuhan tersembunyi ini terungkap, maka beberapa pemicu pemberontakan selain peristiwa perang Kamang akan kembali membara.

Jembatan Pos Jaga Marsose, Kenangan Buruk Masyarakat Kamang

Jembatan pos jaga Marsose jadi kenangan buruk masyarakat Kamang. Pasalnya jembatan itu adalah saksi dari sejarah perang Kamang.

Selain Bung Hatta, peristiwa perang Kamang 1908 sangat membekas bagi masyarakat Kamang secara keseluruhan.

Pos yang berbentuk seperti rumah dinas tentara kolonial ini, menyimpan seribu kisah misteri yang tak dapat terungkap hingga detik ini.

Menurut Hatta, (Hatta, 2011: 34) tentara Marsose terus memperlihatkan kelicikannya pada publik. Contoh ini bisa kita lihat dari pelaporan korban pada pemerintah pusat tentang Kamang.

Mereka hanya menyebut 100 orang yang menjadi korban dari peristiwa Kamang, sedangkan korban pasca kejadian Kamang yang tersembunyi tidak terhitung.

Beberapa dari masyarakat Kamang menduga jika korban pasca peristiwa perang Kamang terhanyut dalam arus derasnya sungai. Dengan kata lain, Marsose telah membuang jasad mereka ke dalam sungai yang berada dekat dengan pos penjagaan.  (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Persib Diakui Sebagai Klub Paling Profesional di Indonesia dari FIFA

Selamat! Persib Diakui Sebagai Klub Paling Profesional di Indonesia dari FIFA

Klub sepak bola lokal Indonesia, Persib Bandung, baru saja mendapat prestasi yang membanggakan. Persib mendapat pengakuan sebagai klub dengan pengelolaan paling profesional di Indonesia.  Baca...
Petani di Kutawaringin Ciamis Bingung, Sulitnya Cari Buruh Tani untuk Panen

Petani di Kutawaringin Ciamis Bingung, Sulitnya Cari Buruh Tani untuk Panen

harapanrakyat.com,- Sulitnya mencari buruh tani menjadi kendala para petani di Dusun Buniasih, Desa Kutawaringin, Kecamatan Purwadadi, Ciamis, Jawa Barat. Padahal saat ini di daerah...
Pesta ulang tahun kucing di Banyuwangi dirayakan mewah

Ulang Tahun Kucing di Banyuwangi Dirayakan Mewah, Biduan dan Orkes Ramaikan Pesta

harapanrakyat.com,- Sebuah pesta ulang tahun kucing sukses mencuri perhatian warganet. Bukan tanpa alasan, pasangan suami-istri di Banyuwangi, Jawa Timur, merayakan ulang tahun tiga ekor...
Misteri Mayat Mengapung di Sungai Cipeles Sumedang Terungkap, Ini Identitas Korban

Misteri Mayat Mengapung di Sungai Cipeles Sumedang Terungkap, Ini Identitas Korban

harapanrakyat.com,- Identitas mayat yang mengapung di aliran Sungai Cipeles, kawasan Bendung Rengrang, Desa Cijambe, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, akhirnya terungkap. Korban ternyata...
Masa Pakai Shockbreaker Mobil, Tahu Kapan Harus Ganti

Masa Pakai Shockbreaker Mobil, Tahu Kapan Harus Ganti

Shockbreaker punya tugas besar, seperti dapat meredam setiap guncangan dari jalan supaya mobil tetap stabil. Tapi, seperti manusia, ini juga punya umur. Kalau sudah...
dokter kandungan yang diduga lecehkan ibu hamil di Garut

Dokter Kandungan Lecehkan Ibu Hamil di Garut Viral, Mantan Istri Buka Suara

harapanrakyat.com,- Dokter kandungan inisial MSF asal Kabupaten Garut, Jawa Barat diduga lecehkan ibu hamil hingga viral di media sosial. Saking viralnya, mantan istri MSF...