Berita Pangandaran (harapanrakyat.com),- Jeje Wiradinata yang kini menjabat sebagai Bupati Pangandaran mengenang masa kecil yang dilaluinya sebagai anak nelayan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Senin (4/4/2022).
“Lahir dari keluarga nelayan, perekonomian keluarga juga di bawah, kami keluarga sederhana,” kenangnya.
Saat berpuasa, Jeje kecil memilih mencari kayu bakar yang akan digunakan ibunya untuk memasak makanan buka puasa.
“Saat saya usia 8 tahun, belum ada kompor minyak apalagi gas seperti sekarang. Jadi ketika puasa saya mencari kayu bakar kering,” jelasnya.
Saat ngabuburit, ia menunggu waktu berbuka puasa bersama teman-temannya yang juga anak nelayan di kampung.
“Mainnya di Cagar Alam, sambil nunggu sore sampai berbuka puasa,” katanya.
Jeje juga mengisi aktivitasnya dengan memancing ikan dan nyantel udang saat libur sekolah. “Ikan sama udang ini untuk lauk teman nasi saat buka nanti,” jelasnya.
Bupati Pangandaran ini mengenang rumah keluarganya yang tidak memiliki jam dinding. Adzan Magrib juga tidak ramai seperti saat ini.
“Jadi untuk tahu sudah waktunya buka puasa atau belum, biasanya lihat ke arah Cagar Alam, kalau ada kelelawar terbang dan matahari sudah terbenam. Itu tanda Adzan Magrib,” katanya.
Baca Juga: Turun ke Sawah, Bupati Pangandaran Tandur Bersama Emak-emak
Masa kecil Bupati Pangandaraan belum banyak Masjid yang memiliki pengeras suara untuk Adzan. “Jadi sebagai tanda Magrib, saya terpaksa lihat Cagar Alam, tandanya kelelawar itu,” paparnya.
Jeje yang puasanya tamat satu bulan diberi hadiah oleh orang tuanya berupa minuman bersoda.
“Minumannya namanya Seven Up, itu saya bahagia sekali. Apalagi setelah itu orang tua beli baju lebaran,” katanya.
Jeje berharap orang tua di Pangandaran bisa memotivasi anaknya untuk tamat berpuasa satu bulan selama Ramadan.
“Kisah saya itu semoga bisa jadi motivasi orang tua dalam mendidik anak agar puasanya tamat satu bulan,” tandasnya. (Entang/R7/HR-Online/Editor-Ndu)