Marah membatalkan puasa? Apakah Anda sudah mengetahui bagaimana hukumnya?
Bulan puasa sekarang ini, kita harus lebih berhati-hati dalam melakukan banyak hal. Lebih tepatnya, berhati-hati dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Sebab, tanpa sadar terkadang kita bisa melakukan sesuatu yang akan mengurangi pahala atau malah membatalkan puasa.
Nyatanya juga, terdapat hal-hal kecil yang masih banyak belum kita pelajari, namun bisa mengurangi jumlah pahala yang seharusnya kita dapatkan saat puasa.
Baca juga: Cara Menjaga Cairan Tubuh Saat Puasa, Tetap Terhidrasi dan Fit!
Apalagi kita juga mengetahui, jika pada dasarnya puasa itu mengajarkan umat Islam untuk mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu di sini pastinya tidak hanya makan, minum, ataupun seksual. Tetapi, juga nafsu amarah.
Berbicara tentang perihal menahan amarah, mungkin masih banyak yang menyepelekannya.
Di samping itu, ada juga yang mengatakan bahwa hal tersebut tidak membatalkan puasa. Uniknya lagi, beberapa dari mereka ada yang mengatakan bahwa mereka yang marah pahalanya akan berkurang.
Marah Membatalkan Puasa? Benarkah
Sebelum membahas mengenai marah membatalkan puasa tersebut, ketahuilah bahwa Nabi SAW bersabda dalam hadits riwayat Bukhari, puasa merupakan benteng untuk diri.
Jika salah seorang di antara kamu puasa, jangan berkata kotor, juga jangan teriak-teriak. Apabila terdapat seseorang yang memaki atau mengajak untuk bertengkar, katakan, “Sungguh aku sedang puasa”.
Dari arti hadits tersebut kita bisa mengambil kesimpulan apa? Kita harus berusaha untuk tidak marah ketika puasa.
Memang, marah itu tidak akan membuat puasa kita menjadi batal. Tapi, dalam hadits Nabi SAW tersebut terdapat arti “Sungguh aku sedang puasa“.
Bukankah arti tersebut merupakan penjelasan yang seharusnya kita sampaikan kepada siapapun yang membuat kita marah?
Adanya hal tersebut, juga memiliki tujuan agar dengan mengatakan hal demikian kepada orang yang membuat atau mengajak bertengkar, juga ikut sadar.
Apakah marah membatalkan puasa, berikut ini penjelasannya untuk Anda.
Tidak Membatalkan Puasa
Pertama, mengenai marah membatalkan puasa itu bukanlah hal yang benar. Bukankah hal yang dapat membatalkan puasa itu, segala hal yang dilakukan dengan sengaja.
Misalnya adalah makan, minum, melakukan hubungan suami istri, maupun kegiatan lainnya.
Kebanyakan mereka yang marah itu, hanya memiliki emosi yang meluap. Menyebabkan, orang tersebut berkata kotor.
Jarang mereka yang marah lalu minum atau makan. Nah dengan begitu, marah ketika puasa hukumnya tidak akan membatalkan. Sudah jelas bukan?
Mempengaruhi Kualitas Puasa
Meskipun marah membatalkan puasa adalah hal yang tidak benar. Tapi, bukan berarti kita bisa seenaknya sendiri marah-marah.
Ingat, marah itu bukanlah hal yang dianjurkan dalam agama Islam. Bukankah dalam Islam juga mengajarkan, “Janganlah marah, maka untukmu surga”.
Dengan begitu, bukankah diam lebih baik. Orang yang bisa menahan amarahnya dan memilih diam, Allah menjanjikan surga untuknya.
Baca juga: Berat Badan Naik saat Puasa Ramadhan dan Cara Menurunkannya
Tak hanya itu saja, tapi dalam hadits riwayat Muttafaqun Alaih, Rasulullah SAW bersabda, orang yang kuat itu bukan dia yang pandai gulat. Melainkan yang bisa menahan dirinya saat marah.
Nah, meski tidak membatalkan, tapi bukan tidak mungkin jika marah mengurangi kualitas puasa kita. Kira-kira kalau begitu kita rugi tidak? Tentu saja iya.
Contohnya saja seperti ini, puasa itu memiliki kualitas 100%. Sebab kita tidak bisa menahan marah, maka 100% tersebut tidak bisa kita dapatkan. Bisa saja hanya 80%, 70%, atau malah hanya 50% saja.
Pendapat Quraish Shihab
Dalam hal marah membatalkan puasa ini, Quraish Shihab juga berpendapat. Ia mengatakan, puasa itu bukan hanya mendorong seseorang supaya bisa menahan diri dari kegiatan fisik.
Melainkan juga hal negatif yang memiliki kaitan dengan hati juga pikiran. Tidak hanya itu saja, Quraish Shihab juga menambahkan, seharusnya puasa itu dapat menyebabkan seseorang bisa menahan perkataan laghwu dan rafats.
Apa itu laghwu dan rafats? Laghwu sendiri adalah, segala hal yang tidak memberi manfaat kepada yang mengerjakannya, entah itu untuk dunia maupun akhirat.
Contoh mencaci maki, ujaran kebencian, mengumpat, dan lainnya. Sedangkan untuk rafats sendiri, misalnya mengeluarkan perkataan yang tidak sopan atau mengundang unsur cabul dan lain sebagainya.
Tenang dan Kendalikan Diri
Setelah mengetahui penjelasan marah membatalkan puasa, bukanlah hal yang benar. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika kita harus menahan diri supaya tidak melakukan hal tersebut.
Baca juga: Makanan Penambah Energi Saat Puasa, Jadikan Tubuh Lebih Semangat!
Selain dapat mengurangi kualitas puasa, juga akan merugikan diri kita sendiri. Perlu Anda ketahui juga, mereka yang bisa menahan adalah orang bertaqwa.
Jangan sampai bulan Ramadan ini, kita hanya mendapatkan lapar dan haus saja. Jangan pula kita merugi karena kualitas puasa yang kita laksanakan tidaklah sempurna.
Jadi, meski hukum marah membatalkan puasa, salah. Usahakan dan ajaklah diri untuk tidak membuat orang lain marah atau tidak meladeni orang yang menyebabkan kita marah. (R10/HR-Online)