Jenis tanah vulkanik sangat istimewa. Tanah vulkanik banyak berada di daerah pegunungan.
Hal itu jugalah yang akhirnya memberikan nama tanah ini menjadi vulkanik. Tanah vulkanik terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanis dari gunung berapi.
Tanah ini sangat subur sehingga sangat berguna untuk kepentingan bercocok tanam.
Baca Juga: Batuan Penyusun Litosfer: Beku, Sedimen, Metamorf, Apa Kegunaannya?
Mengenal Jenis Tanah Vulkanik
Ada berbagai macam jenis tanah di dunia ini. Salah satu yang memberikan manfaat untuk kehidupan adalah tanah vulkanis.
Sesuai dengan namanya, tanah jenis ini terbentuk dari material-material yang gunung api keluarkan. Material tersebut seperti pasir dan juga abu vulkanik.
Sebagai negara dengan gunung berapi terbanyak, tentu saja Indonesia memiliki banyak jenis tanah ini yang tersebar di seluruh daerah. Hal itu memberikan keuntungan karena tanah vulkanik memberikan kesuburan.
Alhasil, sektor pertanian Indonesia berada di tingkat yang cukup baik.
Tipe Tanah Vulkanik
Berdasarkan karakteristiknya, tanah vulkanik terbagi menjadi dua tipe, yaitu regosol dan latosol.
Tipe regosol adalah tanah yang mengandung butiran kasar dan berasal dari erupsi gunung berapi. Tanah vulkanik regosol mengalami proses pengendapan.
Selain itu, tipe regosol memiliki warna abu-abu kuning dengan tekstur kasar dan sedikit bahan organik. Persebarannya terletak di atas tanah vulkanik dengan pH tanah sebesar 6-7.
Selanjutnya adalah tipe latosol yang merupakan tanah vulkanik dengan kadar keasaman rendah dan mengandung cukup bahan organik. Jenis tanah vulkanik tipe latosol memiliki warna merah hingga kuning.
Warna tersebut mengindikasikan tingkat pH asam yang rendah. Tipe ini juga masuk ke dalam kelompok tanah yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan.
Baca Juga: Dampak Pemanasan Global yang Berbahaya Bagi Kehidupan di Bumi
Ciri-Ciri Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik di Indonesia umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Unsur pH dari tanah termasuk asam berkisar di antara 4-7.
- Tanah vulkanik bersifat gembur dan mudah terurai.
- Mengandung unsur hara tinggi karena memiliki sejumlah unsur pembentuk tanah yang terdiri dari N, P, K, Fe, dan Al yang ada di dalam lava pegunungan.
- Memiliki warna hitam pekat dengan kebau-abuan di lapisan atasnya, sedangkan di bagian bawah akan berwarna coklat kemerah-merahan hingga kuning.
- Persebaran tanah vulkanik berada di seluruh permukaan gunung berapi.
- Cocok untuk pertanian dan perkebunan karena subur akibat unsur hara yang tinggi.
- Struktur tanah masih rendah erosi karena belum mengalami pembentukan sempurna.
Baca Juga: Perbedaan Ekosistem dan Ekologi di Dalam Lingkup Biologi, Simak di Sini!
Proses Pembentukan Tanah Vulkanik
Terbentuknya tanah vulkanik memerlukan waktu yang cukup lama. Hal itu karena proses pembentukan tanah jenis ini berkaitan dengan proses terjadinya erupsi gunung berapi yang bisa terjadi kapan saja.
Pada saat gunung berapi erupsi, maka material muntahan hasil erupsi tersebut akan keluar dari dapur magma. Material tersebut akan keluar dengan suhu panas sebelum akhirnya mendingin.
Karena pendinginan yang terjadi secara terus-menerus, maka mereka menjadi batuan padat vulkanik yang akan mengalami pelapukan kimiawi sebelum menjadi jenis tanah vulkanik. (R10/HR-Online)