Bintang terjauh di alam semesta berada di jarak yang tidak dapat Anda pikirkan sebelumnya. Lantas, bagaimana para ilmuwan berhasil menemukan keberadaannya?
Bintang menjadi sebuah objek penelitian astronomi. Benda luar angkasa ini memiliki ciri khas dapat memproduksi cahayanya sendiri.
Berjuta bintang telah berhasil manusia temukan. Tetapi, NASA baru saja menemukan jenis bintang yang tidak biasa karena jaraknya.
Baca Juga: Ledakan Bintang Micronova Baru Saja Teridentifikasi di Katai Putih
Hubble Berhasil Menemukan Bintang Terjauh di Alam Semesta
Astronom dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengklaim bahwa mereka menemukan bintang terjauh yang pernah Teleskop Luar Angkasa Hubble citrakan.
Bintang tersebut terlihat bersinar 900 juta tahun setelah terjadinya peristiwa Big Bang yang membentuk alam semesta ini.
Penemuan bintang satu ini juga menjadi rekor terbaru teleskop raksasa tersebut. Menurut perkiraan, jarak bintang tersebut sekitar 12,9 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Pada kelanjutannya, astronom memberikan nama Earendel kepada bintang. Nama tersebut berasal dari bahasa Inggris Kuno yang berarti “bintang pagi”.
Penemuan ini menjadi sebuah batu lompatan besar yang menggantikan pengamatan Hubble sebelumnya, yakni bintang Icarus pada tahun 2018.
Earendel berusia 3,4 miliar tahun lebih tua dari bintang Icarus. Earendel memancarkan cahaya saat alam semesta ini berusia 6 persen dari usianya saat ini atau kurang dari sekitar satu miliar tahun
Pada saat itu, jarak Earendel adalah 4 miliar tahun cahaya dari proto Bima sakti. Bintang tersebut membutuhkan waktu hampir 13 miliar tahun cahaya untuk dapat mencapai Bumi.
Alam semesta saat ini terus berkembang sehingga jarak bintang ke Bumi mencapai lebih dari 12 miliar tahun cahaya.
Seorang astronom bernama Brian Welch dari Johns Hopkins University di Baltimore, menjelaskan bahwa penemuan tersebut awalnya tidak dapat mereka percayai.
“Kami hampir tidak percaya pada awalnya, jaraknya tentu lebih jauh dari bintang yang paling jauh sebelumnya, pergeseran merah tertinggi,” ujar Welch dalam media oleh NASA.
Baca Juga: Mengenal Bintang Zubeneschamali, Pernah Dianggap Berwarna Hijau?
Bagaimana Hubble Dapat Menemukannya?
Umumnya, bintang terjauh di alam semesta seperti Earendel tidak mudah untuk terdeteksi. Teleskop luar angkasa hampir tidak bisa untuk mendeteksi bintang yang berada di deep space saat ini.
“Biasanya di jarak ini, keseluruhan dari galaksi terlihat seperti ada bercak kecil dengan cahaya yang berasal dari jutaan bintang dan menyatu,” kata Brian.
Galaksi terluar dari bintang juga hanya terlihat seperti cahaya buram. Akan tetapi, bintang Earendel berhasil terdeteksi dengan gravitational lensing.
Gravitational lensing akan terjadi apabila objek yang dekat teleskop berfungsi seperti pada kaca pembesar. Di dalam kasus ini, untuk penyusunan kluster galaksilah yang akan bertindak layaknya seperti kaca pembesar.
Alhasil, mereka membuat cahaya Earendel lebih kuat ribuan kali lipat.
Berkat metode gravitational lensing, observasi teleskop Hubble yang berlangsung selama sembilan jam, membuatkan hasil yang memuaskan.
Baca Juga: Bintang Paling Redup yang Pernah Teridentifikasi, Ini 5 Daftarnya!
Setelah penemuan itu, astronom masih perlu memastikan bahwa Earendel hanya satu bintang dan bukan dua yang berdekatan. Mereka memanfaatkan teleskop James Webb untuk mengungkap temperatur massa bintang.
Astronom masih akan terus melakukan penelitian terhadap bintang terjauh di alam semesta ini untuk mengetahui komposisi pasti di dalamnya. (R10/HR-Online)