Minggu, Maret 30, 2025
BerandaBerita TerbaruAlam Semesta Teramati Lebih Kecil? Ini Cara Menghitung Luasnya!

Alam Semesta Teramati Lebih Kecil? Ini Cara Menghitung Luasnya!

Alam semesta teramati terdiri dari berbagai galaksi atau materi yang sudah berhasil terlihat dari Bumi berkat cahaya yang mereka pancarkan.

Kita tahu bahwa alam semesta sangatlah luas dengan berbagai materi penyusun di dalamnya. Karena itulah, kita tidak dapat mengetahui semua bagian dari alam semesta.

Sejauh ini, sudah ada beberapa bagian alam semesta yang berhasil manusia amati dari Bumi. Materi alam semesta yang berhasil ilmuwan amati memiliki cahaya dan signal lain yang memancar.

Baca juga: Perbedaan Galaksi dan Tata Surya, Jangan Sampai Terkecoh Lagi!

Hal itu akhirnya membuat bagian alam semesta berhasil manusia ketahui dengan bantuan alat canggih. Meski begitu, apakah Anda tahu berapa besar wilayah alam semesta yang sudah berhasil teridentifikasi?

Benarkah Alam Semesta Teramati Kita Lebih Kecil?

Sekitar 13,8 miliar tahun lalu, Big Bang memulai kosmos. Alam semesta ini penuh dengan materi, antimateri, radiasi, keadaan ultra panas, dan padat lainnya.

Setelah itu, volume alam semesta kemudian akan meluas dan mendingin. Perlu Anda ketahui bahwa keadaan kosmis saat ini tidak hanya dingin dan mengelompok, tetapi juga mengandung gaya gravitasi serta meluas.

Selama ribuan tahun lamanya, manusia di Bumi mencoba mencari tahu sebesar apa alam semesta kita ini. Sayangnya hingga hari ini belum ada gambaran pastinya.

Namun para ilmuwan sudah berhasil mengamati beberapa bagian alam semesta. Bagian-bagian tersebut tentu saja sesuai dengan kemampuan alat astronomi canggih yang manusia miliki.

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan memperbarui ukuran radius alam semesta teramati. Ternyata, hasilnya cukup mencengangkan karena tidak sebesar yang kita kira.

Di dalam pengukuran terbaru, diketahui bahwa bagian alam semesta yang secara teknisnya dapat terlihat dari Bumi kini menyusut sekitar 320 jutaan tahun cahaya dari segala arah.

Fisikawan dari University of Sciences di Philadelphia AS, Paul Halpern dan Nick Tomasello menggunakan data perluasan alam semesta terbaru. Data tersebut terkumpul dari wahana antariksa Planck milik Agensi Antariksa Eropa (ESA).

Baca juga: Bintang Paling Redup yang Pernah Teridentifikasi, Ini 5 Daftarnya!

Mereka menemukan bahwa tepi alam semesta yang teridentifikasi sebenarnya 0,7% lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Dengan pengukuran yang lebih akurat, mereka berhasil mendapatkan radius alam semesta.

Adapun radius alam semesta kita menjadi hanya 45.340.000 tahun cahaya dari yang awalnya 45.660.000 cahaya. Sebagai informasi tambahan, 1 tahun cahaya sama dengan 9,5 triliun km.

“Perbedaan 320 juta tahun cahaya mungkin tidak begitu berarti dalam skala kosmik, namun tetap saja ini membuat alam semesta teramati kita ternyata jauh lebih kecil” ujar Tomasello.

Bagaimana Cara Menghitung Luas Alam Semesta?

Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana cara para ilmuwan menentukan luas alam semesta ini? Pada tahap penghitungan yang konkrit, para ilmuwan memiliki pemahaman tiga hal sekaligus.

Berikut ini cara mendapatkan perhitungan ukuran alam semesta melalui tiga pemahaman sekaligus:

  • Seberapa cepat ekspansi kosmos yang terjadi saat ini. Ilmuwan dapat mengukur kecepatannya dengan sejumlah metode tertentu.
  • Ukuran panas dari alam semesta saat ini. Untuk pengamatannya, ilmuwan dapat menggunakan radiasi termal latar belakang gelombang mikro kosmik.
  • Komposisi yang menyusun alam semesta. Hal itu termasuk materi, radiasi, neutrino, materi gelap, energi gelap, antimateri, dan lain sebagainya.

Melalui ketiga hal tersebut, maka nantinya ilmuwan dapat mengekstrapolasikan kembali ke tahap awal kosmom paling awal, yaitu saat terjadinya Big Bang yang akan menentukan usia dan ukuran alam semesta secara bersamaan.

Sejauh ini terdapat asumsi bahwa alam semesta berbentuk isotropik yang perkiraan dari jarak ke ujung alam semesta teramati sama ke segala arah. Kata teramati di sini adalah kemampuan sejauh mana manusia melihat cahaya.

Baca juga: Perbedaan Nebula dan Galaksi, Si Objek Indah Alam Semesta, Apa Saja?

Dalam jarak berapakah cahaya yang akan terlihat ketika foton terbelah pada masa rekombinasi. Gelombang gravitasinya yang terdeteksi menandakan bahwa kini terdapat kemungkinan untuk mendeteksi sinyal non-cahaya sebelum masa rekombinasi.

Estimasi terbaik usia semesta pada tahun 2015 lalu adalah 13.799.021 miliyar tahun. Karena terjadi ekspansi alam semesta, sehingga manusia amati objek yang pada mulanya sangat dekat, namun menjadi jauh dengan lebih dari jarak tetap 13,8 miliar tahun cahaya.

Lebih lanjut, ilmuwan memperkirakan diameter alam semesta teramati sekitar 28,5 gigaparsecs atau 93 miliar tahun cahaya dengan ujung alam semestanya 45,34 miliar tahun cahaya pada perhitungan terbarunya. (R10/HR-Online)

Komisaris Bank BUMN

Komisaris Bank BUMN Gemuk, Prabowo Minta Rampingkan dengan Tim Profesional

harapanrakyat.com,- Baru-baru ini Presiden Prabowo Subianto menyoroti komisaris bank BUMN yang dianggap gemuk. Hal tersebut terungkap dari percakapan wartawan dengan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga...
Pemudik di Stasiun Kota Banjar

Puncak Arus Mudik, Ribuan Pemudik Masih Padati Stasiun Kota Banjar

harapanrakyat.com,- H-1 lebaran Idul Fitri 1446 H ribuan pemudik pengguna layanan jasa kereta api masih berdatangan di Stasiun Kota Banjar, Jawa Barat pada Minggu...
Pedagang bunga dadakan di Sumedang

Jelang Idul Fitri, Pedagang Bunga Dadakan di Sumedang Raih Omzet Jutaan Rupiah dalam Tiga Hari

harapanrakyat.com,- Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, membawa berkah tersendiri bagi para pedagang bunga dadakan khas lebaran, yang memenuhi Kawasan Taman Endog, Kecamatan Sumedang...
Jumlah penumpang di Bandara Nusawiru Pangandaran

Jelang Lebaran, Jumlah Penumpang di Bandara Nusawiru Pangandaran Meningkat

harapanrakyat.com - Menjelang hari raya lebaran jumlah penumpang pesawat di Bandara Nusawiru, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat mengalami peningkatan yang cukup signifikan, Minggu (30/3/2025). Akibatnya, maskapai...
Rumah Semi Permanen Ludes Dilalap Api di Ciamis, Kerugian Capai Rp225 Juta

Rumah Semi Permanen Ludes Dilalap Api di Ciamis, Kerugian Capai Rp225 Juta

Harapanrakyat.com – Sebuah rumah semi permanen di Desa Gereba, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ludes dilalap si jago merah akibat korsleting listrik, Minggu...
H-1 Idulfitri 1446

H-1 Idulfitri 1446 H, Arus Mudik di Kota Banjar Terpantau Ramai Lancar

harapanrakyat.com,- Arus mudik di Kota Banjar, Jawa Barat, terpantau ramai lancar, tidak terjadi kepadatan yang berarti hingga H-1 Idulfitri 1446 H, Minggu (30/3/2025). Pantauan harapanrakyat.com...