Target price saham adalah prediksi dari harga saham di masa depan. Hal ini dapat Anda lakukan dengan analisis.
Saham memiliki pergerakan harga yang cukup ekstrem dan fluktuatif. Meski begitu, Anda tetap bisa memprediksi harga mereka kedepannya dengan membuat target price.
Target price yang investor buat tentu tidak sembarangan. Mereka akan membuat prediksi harga seakurat mungkin dengan cara tersendiri.
Baca Juga: Cara Hold Saham dengan Berbagai Macam Lama Waktu yang Ideal
Membuat Target Price Saham
Investasi saham memang memiliki risiko yang sangat besar. Hal itu karena saham terkenal dengan harganya yang fluktuatif.
Dalam satu waktu, sebuah emiten dapat naik dan turun drastis di sesi penjualan berikutnya. Lebih dari itu, semua dapat terjadi di dalam investasi.
Untuk menghindari kerugian besar, maka biasanya investor akan membuat prediksi harga. Maksud dari prediksi harga adalah melihat peluang harga saham di masa yang akan datang.
Banyak juga dari investor yang akhirnya membuat target price. Artinya, mereka akan membuat target harga untuk membeli sebuah emiten atau melepasnya.
Sebagai contoh, Anda membuat target untuk saham A dengan harga Rp 3.500. Maka, yang harus Anda lakukan adalah melihat pergerakan grafik harga saham tersebut.
Ketika sudah sampai di target, maka Anda bisa langsung membeli saham. Begitu juga dengan menjualnya.
Ketika Anda memberikan target harga jual Rp 1.000 dan suatu ketika saham turun hingga batasnya, maka Anda harus melepasnya. Tujuan investor membuat target harga adalah untuk mencegah kerugian besar dan semacamnya.
Baca Juga: Cara Jual Saham Right Issue dengan Mudah dan Praktis!
Tanda Saham Akan Berpotensi Naik
Dalam menentukan target price saham, tentu Anda harus menganalisisnya terlebih dahulu. Terdapat beberapa tanda saham akan berpotensi naik di masa depan, yaitu:
- Bullish Engulfing
Di dalam bahasa Indonesia, Bullish Engulfing memiliki arti sebagai memeluk. Artinya, ada grafik candlestick yang berbentuk seolah memeluk.
Candlestick tersebut berukuran besar dan menunjukkan warna positif hijau. Sedangkan candlestick yang dipeluk akan berwarna merah dan lebih kecil.
- Bullish Harami
Tanda dari Bullish Harami biasanya muncul ketika kondisi pasar sedang tidak pasti. Dengan kata lain, penurunan dan kenaikan terjadi dengan cepat.
Kondisi tersebut memiliki tanda candlestick ganda pada grafik. Tanda tersebut menunjukkan bahwa akan ada kenaikan setelah nilai saham menurun.
- Homing Pigeon
Mirip dengan Bullish Harami, Homing Pigeon juga memiliki double candlestick. Bedanya, kondisi Homing Pigeon terjadi ketika politik atau ekonomi yang menjadi penyebab ketidakpastiannya.
Baca Juga: Kebijakan Lot Saham Baru Ditentukan Oleh BEI Sebesar 100 Lembar
Saat dalam kondisi Homing Pigeon, maka Anda tidak perlu panik. Sebab, nantinya harga saham akan merangkak naik perlahan.
Saat ini membuat target price saham jauh lebih mudah. Platform investasi online banyak yang sudah memberikan fitur ini dan membuat investor tidak perlu bersusah payah menganalisis pergerakan harga pada periode tertentu. Hal itu akan mesin lakukan otomatis. Anda hanya perlu memasukkan nominal target beli dan jual. (R10/HR-Online)