Niantic blokir Pokemon Go dan mengeluarkan sebuah larangan permanen untuk para pemain yang curang dengan melanggar ketentuannya.
Sebab di dalam catatan situs resmi websitenya, perusahaan menyebutkan akun pengguna akan stop secara permanen.
Namun apabila mereka melakukan pelanggaran hingga menggunakan emulator serta modifikasi. Sementara menurut The Verge, larangan ini untuk spoofing GPS yang membuat pengguna agar mengelabui HP.
Baca Juga: Hadirnya Fitur Baru Pokemon GO Buddy Adventure
Pihak Niantic Blokir Pokemon Go, Kenapa?
Beberapa pengembang atau developer game besar seperti Sony, Microsoft, dan Activision BLizzard hentikan layanannya untuk pemain di Rusia.
Namun saat ini giliran Niantic sendiri yang melakukan hal sama dengan cara blokir pemain Pokemon Go.
Hal ini juga ada kaitannya dengan invasi yang sudah Rusia lakukan ke Ukraina semenjak akhir bulan Februari kemarin.
Sebelumnya ada wakil Perdana Menteri Ukraina, yakni Mykhailo Fedorov meminta para pengembang game agar mereka mulai memberhentikan layanannya di negara Rusia sebagai bentuk sanksi sosial negara adidaya itu. Sehingga saat ini game-game besutan Niantic tidak dapat terunduh lagi dari Belarusia dan Rusia.
Baca Juga: Asyik, Pokemon Go Bakal Tersambung dengan Facebook
Alasan Memblokir
Terkait Niantic blokir Pokemon Go itu, ada pemain yang menggunakan akses pemetaan tidak resmi untuk mengetahui Pokemon terdekat.
Namun ternyata penggunaan aplikasi seperti ini merupakan upaya penyerangan ke server Pokemon Go.
Bahkan hal seperti ini juga tidak banyak diketahui oleh para pemain. Karena itulah, maka Niantic Labs lebih memilih agar menutup akun-akun yang sudah mengganggu layanan game tersebut.
Mereka juga beralasan bahwa penggunaan aplikasi pihak ketiga tidak hanya untuk memetakan Pokemon terdekat saja.
Karena developer aplikasi pemetaan pihak ketiga bisa mengumpulkan data sebagai kebutuhannya tanpa sepengetahuan dari pengguna.
Baca Juga: Call of Duty: Warzone Mobile Masih dalam Tahap Pengembangan, Cek Ini!
Pokemon Go Terkena Dampak
Niantic blokir Pokemon Go ternyata membuat game ini juga terkena dampak dari para pengguna aplikasi. Sementara permintaan informasi yang cukup banyak, membuat performa game tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Bahkan semua permintaan juga sudah terlihat layaknya serangan Distributed Denial of Service atau DDos.
Serangan yang sering Cyber Attacker gunakan itu untuk mengambil alih layanan dengan cara meningkatkan lalu lintas datanya.
Maka dari itu, perusahaan sudah melakukan peningkatan, baik dari sisi infrastruktur dan melakukan pembenahan antara pemain.
Bagi pemain yang menggunakan layanan pemetaan dari pihak ketiga, akan bisa diakses kembali.
Sedangkan akun yang menggunakan aplikasi lain atau bot akan kena blokiran pula. Meski demikian, bukan berarti bahwa sikap Niantic juga akan lebih lunak bagi para pemain nakal.
Karena John Hanke selaku CEO Niantic sendiri menyebutkan bahwa pihaknya akan tetap memblokir para pemain curang.
Karena prioritas mereka adalah untuk menyediakan pengalaman yang menyenangkan, adil dan legal.
Langkah Niantic blokir Pokemon Go ini juga untuk mengikuti beberapa perusahaan game yang pernah menghukum Rusia. (R10/HR-Online)