Letusan sistem biner RS Ophiuchi berhasil para ilmuwan prediksi. Sebelumnya, letusan ini bukanlah hal yang baru.
RS Ophiuchi adalah sistem nova yang seringkali memunculkan ledakan. Biasanya ledakan terjadi di permukaan dalam kurung waktu 15 sampai 20 tahun.
Baca Juga: Usia Tata Surya Kita Sama dengan Matahari? Berikut Penjelasannya!
Penelitian Letusan Sistem Biner RS Ophiuchi
Dengan menggunakan bantuan teleskop khusus, para peneliti akhirnya berhasil menemukan akselerator partikel kosmik yang belum pernah ada sebelumnya.
Untuk pertama kalinya di dunia astronomi, mereka meneliti lintasan percepatan dalam proses bintang yang seringkali disebut nova. Ilmuwan berhasil lihat letusan gunung api yang dahsyat di atas katai putih.
Hal itu berkat pengamatan oleh bantuan HESS Gamma Ray Observatory di Namilia. Peneliti mengamati akselerator partikel kosmik yang cukup berbeda.
Katai putih merupakan bintang yang mirip dengan Matahari. Setelah kehabisan bahan bakar nuklir, bintang akan melakukan nova atau ledakan.
Ledakan di katai putih terjadi ketika bintang katai putih dalam sistem binernya mengumpulkan materi dari pendamping yang lebih besar. Mereka berkumpul akibat adanya gaya gravitasi.
Peristiwa ledakan seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi. RS Ophiuchi adalah salah satu supernova yang paling umum.
Tercatat, letusan terjadi di permukaannya setidaknya setiap 15 sampai 20 tahun. Pada tahun 2021 kemarin RS Ophiuchi juga terlihat meluncurkan ledakan dahsyatnya.
Ruslan Kono, salah satu penulis utama studi mengatakan bahwa pengamatan batas teoritis percepatan butirnya sebenarnya dapat tercapai oleh gelombang kejut kosmik yang memiliki implikasi besar untuk astrofisika.
Baca Juga: Galaksi Ursa Mayor yang Membentuk Konstelasi, Ini Dia 7 Bintangnya!
Pengamatan Ledakan RS Ophiuchi Keluarkan Sinar Gamma?
Sejak tadi kita membahas mengenai prediksi letusan sistem biner RS Ophiuchi. Namun, apa itu sebenarnya RS Ophiuchi?
RS Ophiuchi merupakan sebuah sistem nova berulang. Sistem ini berada di jarak 5.000 tahun cahaya dari konstelasi Ophiuchus. Dalam keadaan tenang, nova satu ini memiliki magnitudo tampak sekitar 12,5.
Selama pengamatannya, RS Ophiuchi telah meletus pada tahun 1898, 1933, 1958, 1967, 1985, 2006 dan yang terakhir 2021. Letusan yang dihasilkan juga mencapai sekitar 5 magnitudo.
Para ilmuwan juga pertama kali mengikuti evolusi dari supernova dari letusan RS Ophiuchi. Menurut mereka, mengamati evolusi ini sama menyenangkannya seperti menonton film.
Saat ini mereka juga mengukur sinar gamma yang memiliki energi tinggi hingga satu bulan setelah ledakan. Untuk melakukan pengukuran ini, ilmuwan peneliti menggunakan teleskop tertentu.
Dmitry Khangulyan, seorang astrofisikawan di Universitas Rikkyu Tokyo Jepang mengatakan bahwa ini pertama kalinya mereka melakukan pengamatan dan memberikan banyak wawasan di masa depan.
Baca Juga: Europa Clipper NASA Akan Jalankan Misi Pantau Bulan Es Jupiter
Sementara itu, Direktur HESS Stefan Wagner di Observatorium Regional Heidelberg menjelaskan bahwa selama beberapa tahun ke depan, penelitian menggunakan teleskop CTA akan menunjukkan apakah jenis nova satu ini istimewa.
Ia menambahkan bahwa mereka sudah memiliki gagasan yang lebih jelas mengenai apa yang dicari. Penelitian letusan sistem biner RS Ophiuchi juga akan memberikan pemahaman lebih baik mengenai peristiwa lain yang serupa. (R10/HR-Online)