Saham lapis dua adalah saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar menengah hingga kecil.
Itulah mengapa, saham jenis ini cocok untuk menjadi objek investasi. Sebab, banyak dari lapis dua yang mencatatkan kinerja positif.
Baca Juga: Saham First Liner, Pilihan Investasi Jangka Panjang dan Minim Risiko
Mengenal Jenis Saham Lapis Dua
Investasi adalah salah satu cara paling tepat untuk mempersiapkan dana di masa depan. Di era modern ini banyak sekali jenis-jenis investasi.
Mulai dari emas, crypto, forex, properti, obligasi, saham dan lain sebagainya. Dari segala produk investasi tersebut, saham terlihat semakin sukses.
Hingga saat ini banyak sekali orang yang memilih instrumen investasi saham maupun reksa dana. Menurut data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), investor di pasar modal mencapai 5,59 juta pada Juni 201.
Jumlah tersebut tentu naik 44,42% dari posisi 2020 yang hanya sebesar 3,38 juta saja.
Seiring dengan meningkatnya jumlah investor saham, maka pengetahuan dan keterampilan berinvestasi juga perlu diperhatikan. Bagi para investor pemula mungkin bisa mengetahui sejumlah istilah saham dan kategori berdasarkan kapitalisasi pasarnya.
Salah satu yang paling terkenal adalah kategori second liner atau lapis kedua. Pada saham lapis kedua ini, mereka memiliki nilai kapitalisasi pasar yang medium Rp 500 miliar hingga Rp 10 triliun.
Sebagian dari saham second liner masuk ke dalam indeks L45 dan memiliki kinerja cukup positif.
Baca Juga: Faktor Fundamental Saham, Yang Perlu dan Wajib Anda Ketahui
Harga saham second liner juga cenderung fluktuatif dengan pergerakan beragam, ada yang likuid maupun non likuid.
Reza Priyambada, Analis Senior CSA Research Institute menuturkan bahwa saham lapis dua atau second liner masuk ke dalam kategori yang dilakukan pelaku pasar.
“Market capnya Rp 500 miliar – Rp 10 triliun. Sedangkan saham lapis pertama atau big cap berada di atas Rp 40 triliun. Kalau second liner seperti Pakuwon Jati dan London Sumatera” terang Reza.
Lebih lanjut, Reza menuturkan juga bahwa second liner berpotensi aktif untuk para pelaku pasar transaksi. Ia menambahkan bahwa pertimbangan pelaku pasar itu sendiri lah yang mampu membuat harga saham lebih rendah daripada saham kapitalisasi besar.
Baca Juga: Cara dan Tips Membeli Saham untuk Pemula
Tips Membeli Saham Second Liner
Kebanyakan investor pemula masih belum terlalu familiar dengan saham second dan third liner. Mereka lebih memilih berinvestasi pada perusahaan atau saham yang berkapitalisasi besar (big cap).
Melihat fenomena tersebut, Lisa Camelia Suryanata selaku Senior Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas menyatakan bahwa saham level dua atau tiga sebenarnya menarik untuk investor beli.
Pasalnya, hal tersebut bergantung kepada sentimen market saat ini. Lisa mengatakan bahwa jika ingin membeli saham level dua ini, para investor harus menyesuaikan porsi pembelian.
Investor bisa menggunakan indeks seperti Pefindo25 untuk pertimbangan. Tentunya juga tetap harus melihat laporan keuangannya.
Perusahaan pemilik saham second liner harus memiliki catatan keuangan yang baik dengan kinerja menonjol dan likuid. Oleh sebab itulah, investor pemula atau newbie tidak hanya bisa masuk ke saham blue chip saja.
Lebih lanjut, salah satu sektor saham lapis dua yang memiliki potensi positif adalah konstruksi karena fundamentalnya tergolong bagus. (R10/HR-Online)