Saham IDX value 30 terpantau terdapat emiten yang masih cenderung murah di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Siapa sangka ternyata fenomena tersebut tidak mempengaruhi harga-harga saham di IDX. Beberapa saham tercatat memiliki valuasi rendah namun dengan kinerja yang apik.
Berikut daftar saham yang mengalami kenaikan dan masih under value.
Baca Juga: Influencer Saham Indonesia yang Inspiratif, Ada Favoritmu?
Harga Saham IDX Value 30 Mayoritas Naik?
Sejak awal tahun para investor pasar modal harus menerima kenyataan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat. Meski tidak setiap saat, namun IHSG tercatat sudah berapa kali naik turun.
Hal itu tentu saja mempengaruhi beberapa emiten saham. Namun, tampaknya IDX 30 tidak terkena dampak tersebut.
Pasalnya, beberapa saham yang tercatat di indeks Value 30 terlihat masih memiliki harga murah atau valuasi rendah.
Contoh dari saham yang masih sudah naik adalah kebanyakan di dalam sektor komoditas. Di sektor batu bara ada saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang terlihat menguat 13,48%.
Hal itu tidak mengherankan karena sejak awal tahun saham ITMG tercatat menguat. Ada juga saham di sektor CPO yakni saham milik PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang menguat 18,42%.
Lainnya di sektor CPO ada saham milik PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menguat 16,46% dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) yang menguat 25% sejak awal tahun.
Meski tercatat naik, saham CPO masih sangat cocok untuk dicermati karena prediksi harga internasional kelapa sawit yang kian melonjak pada beberapa waktu ke depan.
Baca Juga: Investasi Jual Beli Dollar dengan Tips Tepat, Pemula Pun Bisa
Saham dengan Valuasi Rendah
Beberapa saham yang valuasinya cukup rendah namun kinerjanya apik kebanyakan berasal dari sektor properti.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Olivia Laura menyebut bahwa valuasi terendah di sektor properti pada saham IDX Value 30 adalah milik PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
“Emiten di sektor properti BSDE terlihat menjadi yang paling sensitif terhadap pergerakan suku bunga. Ini terjadi karena pembayaran dengan skema kredit pemilikan rumah (KPR) mencakup 70 persen dari penjualan BSDE” tambah Olivia.
Selain BSDE, Olivia juga menyebut valuasi dari SMRA masih rendah karena di atas 60 persen diskon terhadap NAV.
Sedangkan menurut, analis dari BNI sekuritas, Mikhail Johanes Siahaan mengatakan bahwa saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) juga terlihat masih undervalued.
Baca Juga: Saham Sektor Multifinance Prospek Meningkat, Intip Rekomendasinya
Hal itu terjadi karena market value saham yang terefleksi masih berada di bawah nilai fundamental yang BNI Sekuritas proyeksikan.
Mikhail menyebut bahwa emiten tersebut masih memiliki posisi dan pondasi finansial yang kuat. “Kami memberi rekomendasi untuk beli saham-saham tersebut” ujar Mikhail.
Meski tercatat memiliki nilai rendah atau undervalue, namun saham IDX Value 30 tersebut masih mencatatkan kinerja yang baik sehingga aman untuk Anda beli. (R10/HR-Online)