Berita Tasikmalaya (harapanrakyat.com),- Pembangunan Poliklinik RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mangkrak akibat terkena refocusing dari Pemerintah Provinsi Jabar. Semula anggaran pembangunan poliklinik tersebut Rp 32 miliar, namun dipangkas menjadi Rp 15 miliar.
“Masyarakat jangan menilai bahwa pembangunan ini mangkrak karena uang habis, itu tidak benar,” Kata Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Saat Sidak ke RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Rabu (9/2/2022).
Baca Juga: Kasus Video Viral Ambulance MMC Manonjaya Tasikmalaya Berakhir Islah
Menurut Uu, anggaran pembangunan Poliklinik Rp 32 miliar, karena terkena refocusing tinggal Rp 15 miliar.
“Namun 15 miliar tidak semua ke fisik, fisik 13,8 miliar. Insyaallah kami akan memperjuangkan, minimal di (APBD) perubahan ataupun di 2022 akhir nanti ini ada pembangunan lagi,” katanya.
Uu menuturkan, karena Poliklinik yang lama sudah dibongkar dan yang ini belum selesai, akhirnya pasien menumpuk di tempat lain.
“Insyaallah diselesaikan di perubahan nanti, Mei mungkin harus diajukan kembali, intinya clear bahwa ini mangkrak bukan karena uang habis tidak karuan. Tapi ini ada refocusing dari Pemerintah Provinsi Jabar,” katanya.
Uu juga mengaku belum tahu kenapa anggaran untuk pembangunan Poliklinik tidak dimasukkan ke APBD murni.
“Kenapa tidak dianggarkan di (APBD) murni, apa belum prioritas? Nah saya juga belum tahu, saya baru tahu kalau bangunan ini dianggap mangkrak. Kalau memang seperti itu kami akan mengusahakan. Tetapi masih ada waktu di penyusunan (APBD perubahan), bulan Mei dimasukan nanti mudah-mudahan bisa,” tuturnya.
Pembangunan Poliklinik RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya Dimulai Oktober 2021
Sementara itu Direktur RSUD dr Soekardjo dr Budi Tarmidi mengatakan anggaran untuk pembangunan gedung Poliklinik memang Rp 32 miliar.
“Pembangunan sudah dimulai dari awal bulan Oktober 2021, tiba-tiba di pertengahan bulan November ada refocusing dari Rp 32 miliar itu anggarannya menjadi hanya Rp 15 miliar,” katanya.
Lanjut dr Budi, karena refocusing terjadi di tengah pembangunan, maka bangunan belum tuntas sehingga belum bisa dimanfaatkan.
“Karena memang terjadi refocusingnya di tengah-tengah, jadi tidak kita sangka-sangka. Jadinya memang hasil akhir dari anggaran sisa refocusing hanya segitu saja. Bangunannya belum jadi gedung yang bisa kita manfaatkan,” katanya.
Budi menambahkan, sejak gedung Poliklinik lama dibongkar, pihaknya memanfaatkan ruangan lain.
“Memang semenjak gedung Poliklinik dibongkar, kita memanfaatkan satu ruang rawat inap, kita alih fungsikan menjadi ruang rawat jalan. Memang kondisinya kurang nyaman karena kondisi sementara,” pungkasnya. (Apip/R7/HR-Online/Editor-Ndu)