Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Kuota PTM di Kota Banjar, Jawa Barat, kini dibatasi 75 persen untuk satuan pendidikan dasar. Sebelumnya proses pembelajaran tatap muka sudah mulai berjalan 100 persen.
Namun, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banjar, kini kembali memberlakukan pembatasan kuota kegiatan PTM.
Pembatasan tersebut berdasarkan adanya saran dan masukan dari Ombudsman. Pasalnya, kasus Covid-19 di Provinsi Jawa Barat kini semakin meningkat.
Plt. Kadisdisdikbud Kota Banjar, Ahmad Yani mengatakan, sebelumnya ada surat edaran dari Ombudsman agar pembelajaran menggunakan ketentuan 50 persen PTM, dan 25 persen Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Namun, dari hasil rapat koordinasi dengan Tim Satgas memutuskan untuk pelaksanaan PTM terbatas dengan kuota 75 persen, dan PJJ 25 persen.
“Hasil rapat tadi Tim Satgas tidak mengambil saran itu karena sifatnya untuk Jawa Barat. Kita gunakan metode 75 persen PTM dan 25 persen PJJ,” terang Yani kepada HR Online, Rabu (02/02/2022).
Baca Juga : Satgas Covid-19 Kota Banjar Sidak Kelengkapan Prokes Sejumlah Pertokoan
Adapun yang menjadi pertimbangan dalam pembatasan tersebut, lanjut Yani, karena saat ini untuk Kota Banjar statusnya masih berada pada PPKM Level 1.
Kemudian, untuk capaian persentase siswa yang telah mengikuti pelaksanaan vaksinasi rata-rata sudah mencapai 80 persen lebih. Bahkan, ada sekolah yang sudah 100 persen sehingga pihaknya mengambil keputusan tersebut.
Sedangkan, untuk teknis pelaksanaannya nanti, pengaturannya akan diserahkan kepada pihak sekolah masing-masing.
“Kita akan menindaklanjuti dengan surat edaran. Adapun teknisnya kita serahkan ke sekolah masing-masing,” katanya.
Kasus Covid-19 Meningkat Pengaruhi Kuota PTM di Kota Banjar
Terpisah, Juru Bicara Satgas Kota Banjar, H. Agus Nugraha mengatakan, untuk kasus positif Covid-19 dalam beberapa hari terakhir ini kembali meningkat signifikan.
Ia menyebutkan, berdasarkan data per tanggal 2 Januari 2022 terjadi penambahan 2 kasus dan jumlah akumulasi penambahan kasus sudah mencapai 21 orang.
“Terjadi lonjakan lagi, sekarang sudah ada 21 penambahan kasus baru. Kami ingatkan masyarakat tetap waspada,” singkatnya. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor-Eva)